• Anva 2 •

12.1K 464 8
                                    

"Sialan emang si Andrea, liat aja nanti ntar gue bales." Gumamnya.

Dengan terpaksa dia berjalan ke arah bu Tati dengan malas membuat Andrea ingin tertawa karena aksi Alva yang dia gagalkan.

"Alva! Kamu juga telat ya?" tanya bu Tati sambil melotot.

"Emang ibu gak liat yaa? Atau jangan-jangan ibu rabun yaa? Ntar saya beliin kacamata deh bu." Ucap Alvaro santai

Ucapan Alvaro sontak membuat ibu Tati geram dengan alvaro yang memang langganan BK juga.

"Arggghhh, kamu ini buat saya makin emosi. Sekarang kalian berdua berdiri di depan tiang bendera sampai jam istirahat mengerti? Cepat sana saya mau pergi dulu jangan kabur yaa kalian!" Ucap bu Tati langsung meninggalkan mereka berdua.

"Wahh! Nyari mati tuh guru, emang dia ga tau apa gua siapa di sini. Malah sampe jam istirahat lagi, kan masih 3 jam lagi gila!" Ucap Andrea yang sontak membuat Alva kaget.

"Siapa suruh telat, yang salah siapa yang marah siapa." Ucap Alva.

"Ehh bacot deh Lu , tau ah males gua." Ucap Andrea yang langsung menuju lapangan, namun tanganya di tahan sama Alva.

"Mau kemana Lo?" Tiga kata itu sontak membuat Andrea kaget.

"Lo bego apa gimana sih? Yakan kita di hukum disuruh ke lapangan." Ucap Andrea.

"Alah! emang lo mau panas-panasan di sana? Gue si gak ya,ternyata berandal sekolah kaya Lu mau juga di hukum." Ucap Alva sambil melepas tangan Andrea sambil berjalan meninggalkan cewek itu.

"Trus kalo gitu kita kemana? ntar kalo ketahuan gimana?" Ucap Andrea yang membuat langkah Alva terhenti

"Otak tuh dipake makanya mba, lo kan anak pemilik sekolah, masa iya takut sama bu Tati, bahkan lo bisa mecat dia dari sini." Ucal Alva yang membuat Andrea berpikir sejenak.

"Iya juga yaa, kok gua nggak kepikirian sih?" Ucap Andrea

"Kalo gitu kita kemana?" Tanya anak itu.

"Ke rooftoop aja gimana? Mau nggak? Kalo gak mau, yaudah gue duluan." Ucap Alva berjalan meninggalkan Andrea.

"WOYY TUNGGUIN GUE!" Teriak Andrea sambil mengejar Alva.

Andrea pov
Sesampainya di rooftoop gue pun duduk di samping Alva yang udah duluan duduk di sofa hitam yang udah usang itu. Sebenarnya sih gue agak berpikir kok gua mau aja ngikutin dia? Padahal gue tuh benci banget sama Alva, yaa bodo amat lah.

"Gua kira lo gak ngikut tadi." Ucap alva yang memandang lurus ke depan.

"Yaa ... gausah geer lo, gue gak mau dihukum. Males, gua capek." Ucap gue yang juga menatap lurus ke depan.

Setelah percakapan singkat itu suasana menjadi hening kembali, tidak ada sama sekali yang berbicara dari Alva maupun gua.

"Ehh lo tau gak alasan, kenapa gue jadi bad boy kek gini?" Ucap Alva membuka pembicaraan.

"Gak nanya sih gue, cuma gue kepo, emang kenapa?" Tanya gue.

"Yaa ... karena ... gue ..." Ujar Alva yang sengaja membuat gue penasaran.

"Apasi lo! Buruan penasaran nih gue!"Bentak gue.

"Ciee ... penasaran ya lo? Hahahaha." Ujar alva sambil tersenyum.

'Gue nggak pernah liat dia senyum kek gitu,tapi kalo diliat-diliat ganteng juga sih, eh apasih kok gue tiba-tiba kaya gini?, batin gue.

"Andrea, woyy jangan ngeliatin gue kaya gitu napa?? Ohh gue tau, terpukau ya sama kegantengan gue iyakan?" Kata Alva.

"Ap-apasih lo?! gantengan juga Zayn Malik." Ujar gue gugup.

"Halah! Boong, anak cewek aja berebut biar deket ama gue, masa lo gak sih?" Ujarnya.

"Yakan lo jelek Jonathan Alvaro. Udah gue mau balik ke kelas, udah bel juga." Pamit gue langsung balik ninggalin Alva.
Andrea pov end

***

"HAI SEMUANYA PADA KANGEN YAA??" Teriak Andrea yang membuat seisi kelas tutup telinga kecuali Aretha yang sudah terbiasa dengan teriakan sahabatnya itu.

"Berisik lo anjing!" Ucap Sapri si ketua kelas.

"Iya nih tau, dateng-dateng nyari ribut." Dadang ngomel.

"Yaelah, lo pada! Mending gue nyari cogan dariapada nyari ribut, ya nggak Ret?" Tanya Andrea sambil nyengir.

"RET? lo kata gue karet? Semerdeka lo aja lah."

"Yaudah sih bacot lo pada." Ucap Andrea yang langsung menaruh tasnya di atas meja.

"Ehh btw kok gue gak liat lo upacara sih? Gue kira lo nggak sekolah." Tanya Aretha.

"Gue kan ngebolos." Ucap Andrea.

"Ihh! Lo mah ngebolos nggak ngajak, tau gitu gue ngikut ama lo." Ujar Aretha melas.

Namun Andrea masih bingung mencari keberadaan sahabatnya satu lagi yaitu rania.

"Nia mana?" Tanya Andrea.

"Nia? Perasaan kita gak punya sahabat namanya nia deh." Aretha bingung.

"Maksud gua tuh Rania." Kata Andrea.

Yang dijawab dengan oh sama Aretha. Belum sempat Aretha menjawab tiba-tiba yang ditanyakan datang.

"Andrea, Aretha!" Teriak Rania.

"Dari mana aja lo?" Tanya Andrea.

"Ohh gue abis dari kantin bareng Da-," ucap Rania yang terpotong.

"Da? Siapa?" Tanya Aretha.

"Da-ni. Iya Dani, gua abis kekantin bareng dia." Jawab Rania gugup.

"Dani apa David?" Tanya Andrea.

"Alah gausah ngibul lo upil buaya, gue tau lo sama David kan? Dani kan nggak dateng ke sekolah." Ucap Andrea yang sukses membuat Rania diam ditempat.

"Iya deh gue ngaku." Ujar Rania pasrah.

"Tuh kan tau gue." Ucap Andrea.

Saat mereka sedang adik mengobrol tiba-tiba pak Adi datang ke kelas.

"Anak-anak kerjakan halaman 23 ya, kalau sudah selesai kumpul saja, kan saya sudah ajarkan oke?" Ucap pak Adi.

"Iya pak." Jawab anak XII IPA 1 serentak.

***
A-n

haii:)
Ya jadi gue lanjut revisi cerita ini lagi! Karena emang masih banyak yang harus diperbaiki.

Gue juga harus lanjut nulis buat Fluctuate, sequel Anva.

Anu,

Maaf ya kalo masih banyak tanda baca yang salah, karena emang pas gue buat cerita ini itu gue masih belum tau. Jadi kalo ada salah mohon bantuin:)

JANGAN LUPA BACA CERITA GUE YANG BARU YA!
JUDULNYA : Fluctuate

Love love love,
Jae unico

ANVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang