• Andrea •

3.8K 111 2
                                    

Hola!
Yak, jadi aku kan udah pernah bikin part beginian tapi tentang Alva. Sekarang tentang Andrea lagi ye.

Ini hanya sekedar refreshing sebelum menuju part ending oke oce? Nah, jadi ini nggak ada sangkut pautnya sama cerita di part sebelumnya.

Sekian. Scroll ke bawah👌

 Scroll ke bawah👌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Andrea, plis deh. Gaya lo laki banget! Perasaan gue bikin lo kaga begini-begini amat."

Aku mengeluh ketika Andrea dengan sangat tidak sopannya duduk sambil ongkang-ongkang kaki.

Andrea memutar bola matanya malas. "Suka-suka gue lah!"

Wah dia nyolot.

"Dosa apa gue sampe bisa punya tokoh begini amat. Ini gue buat kaya beginian atas permintaan dari calon pacar lo noh si Alva."

"Oh."

Sumpah demi kerang ajaib yang lagi pacaran sama mimi peri! Kenapa semua tokoh yang aku bikin kurang ajar semua.

Gak Alva, Gak Andrea sama aja.

Aku menghela nafas. "Iya udah oke. Daripada lama-lama, mending langsung ke intinya aja."

Aku membuka buku catatan dan mendongak melihatnya.

"Gue disini mau- -,"

"Udah tau. Mau nanya tiga pertanyaan kan? Buruan!" Andrea menyela ucapanku.

Sabaaar. Untung cerita ini udah mau tamat, jadi kaga bisa lagi berurusan ama ini kecebong goreng.

"Nah! Pinter emang."

"Pertanyaan pertama, apa hal yang paling lo suka?" Tanyaku.

"Banyak. Tapi gue sukanya coklat." Jawab Andrea dengan santai.

Aku menyernyit. "Alva?"

Andrea terdiam beberapa saat.

"Hayoloh! Pilih mana? Coklat apa Alva? Jangan serakah lo ya!"

Andrea tampak berpikir.

"Kelamaan mikir lo!"

"Iya udah gue pilih Alva. Puas lo!"

Aku pun tertawa terbahak-bahak. Memang sangat menyenangkan membuat seorang Andrea kesal.

Aku pun berhenti tertawa. "Hahahaha! Lucu banget lo kalo marah."

"Awas lo ya."

"Pertanyaan kedua, ada tips kecantikan nggak?"

Andrea memicingkan matanya. "Nggak! Gue emang udah cantik dari dulu ye sorry."

Pede gila emang ini orang satu.

"Yaudah. Oke yang terakhir, apa pendapat lo kalo cerita ini sad ending?"

Andrea melotot. "Nggak boleh sad ending pokoknya! Nggak mau tau."

"Lah? Terserah gue dong. Gue bikin sad ending aja cerita lo berdua ya."

"Jangan kak, plis." Rengek Andrea.

Itu agak menjijikan sebenarnya.

"Udah ah, gue mau pergi aja. Titip salam buat Alva ya. Dadaaa!" Aku pun pergi dari sana.

Sementara Andrea masih merengek seperti bayi singa yang nggak dikasi makan setahun. Sambil teriak-teriak namaku.

"KAK JANGAN SAD ENDING YA!" Teriaknya.

***

ANVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang