Ingatkah kau?
Tentang rasa benci yang menyelimuti tidur malammu setiap hari.
Tentang setiap kejadian gila yang harus kau alami setiap hari.Ingatkah kau?
Seorang anak kecil yang selalu mengusik kehidupanmu.
Selalu mengganggu ketenanganmu.
Selalu menumbuhkan kecencian yang ada dalam dirimu.Ingatkah kau?
Pertama kali ia meminta maaf dengan tulus dihadapanmu.
Wajahnya,Tak meyakinkan hatimu yang telah tersakiti karnanya.
Tatapannya,
Terlihat banyak penyesalan meskipun palsu.
Bahkan senyumnya,Membuatmu muak.
Marah..
Ingin memaki..Karena bagimu, dia hanya pengganggu yang telah membuatmu tak akan memaafkan dirinya yang seenaknya sendiri.
Tapi.
.
.
.
.
.
.
.Masih inhatkah kau?
Tentang pengasihanmu terhadap bocah itu.
Tentang rasa benci menjadi peduli.Kau,
Memberikannya.
Sebuah maaf.
Yang!
Ter-amat tulus.Dan, dia.
Berubah.Menjadi,
seorang bocah yang selalu menemanimu.
Dalam hujan,terang,
terik,
mendung, bahkan badai sekalipun.Seorang.
Yang membuat hari-harimu sedikit terisi dan tak mendung lagi.
Menghilangkan ingatan pilu dimasa lalu.
Meskipun sekejap.Seperti waktu.
Dia,
Bukan lagi orang yang kau benci.
Bukan lagi orang yang kau caci-maki.
Bukan pula orang yang selalu membuatmu sakit hati.Sidoarjo,
24 November 2017
-kuro
malam hari 00.06
KAMU SEDANG MEMBACA
Quotes & Puisi
PoesiaKetika lidah terlalu keluh untuk berbicara. Ketika mulut membeku tak mau membuka. Ketika kata yang mewakili semua. Aksar berubah menjadi rasa. Jangan harap Quotes dan Puisi ini sebagus milik Boy Candra. Kuro