Prolog

102 15 4
                                    

Ara berjalan keluar kampusnya sendirian, karena ia ingin makan mie ayam Sukma yang berada tepat di depan kampusnya. Ia sudah membayangkan mie kuning dengan ditabur suwiran ayam yang masih panas, dengan kuah berwarna orange ke cokelatan khas kaldu ayam dan asap yang mengepul ke atas. Ara menjernihkan pikirannya dengan bayangan mie ayam kesukaannya itu akibat tadi di kejutkan oleh orang gila yang tiba - tiba ingin membuat aliansi bersamanya, aneh.

Tiba - tiba hujan mengguyur, padahal tidak ada angin dan gerimis pun tidak. Sepertinya ketiba - tibaan mulai menghampiri hidup Ara, sejak Januar selalu mengganggunya.

"Aih, gak punya payung." umpatnya

Ara menutup kepalanya dengan penutup kepala yang ada di jaketnya. Ia berjalan santai layaknya tak ada hujan sambil menyedot pop ice blend yang ia beli beberapa menit lalu.

Langkahnya terhenti.

Orang paling rese yang menemuinya tak sampai sejam yang lalu ada di hadapannya sekarang, hujan - hujanan.

Sekujur tubuhnya basah, rambutnya yang biasanya berdiri rapi, sekarang lemas karena diguyur hujan lebat. Dengan tatapan tajam, Januar mengunci pandangan Ara.

"Kita... Pacaran, mau gak?"

Seteguk pop ice kontan membuat Ara tersedak saat pertanyaan itu ia dengar. Tangannya pun ikut lemas hingga menjatuhkan minumannya.

"Gue gak lagi mabuk, dan gue juga gak gila."

Ara geram dengan candaan Januar kali ini. Tapi, Januar juga telah menjawab pertanyaan yang akan ia keluarkan saat mendengar kalimat pertanyaan tadi. 'Tidak mabuk, dan tidak gila.'

"Lo... suka sama gue?" tanya Ara skeptis.

Januar mengepal tangannya, memejamkan matanya, lalu mengangguk. Anggukannya berat, tetapi berhasil membuat pipi Ara memerah di bawah langit yang tengah menangis. Mungkin hujan tidak selalu dapat di artikan "menangis", bisa saja ia mengandung makna "terharu."

.
.
.

Ara merentangkan tangannya, mengehentikan langkah kaki Januar,

"Gue mau," Ara terdiam sepersekian detik lalu melanjutkan,

"Jadi pacar lo."

"Lo... suka sama gue?" Januar membalikkan yang pernah diucapkan Ara.

Persis seperti Januar menjawab pertanyaan Ara, Ara juga memberi Januar : Anggukan.

- - - - - - - - - - -

Pojok Lullaby

Hai, gue balik lagi dengan new description. Gue udah ngerombak beberapa bagian yang gue rasa kurang pas, karena ada saran dari berbagai pihak yang masih belum bisa gue sebutkan di sini. Mungkin kedepannya bakal makin banyak pengeditan, tapi, untuk alur dan plot sudah gue tentukan sejak awal, jadi gak akan berubah.

Jadi Downpour mengisahkan tentang Ara dan Januar yang "tiba - tiba" pacaran tanpa sebab dan alasan, menurut teman - teman mereka. Tapi, bagi Ara dan Januar pacaran adalah pilihan terbaik dalam rangka melupakan insan yang membuat mereka menyimpan luka teramat dalam.

Okay.

Gue bakal update setiap hari Senin & Selasa.

Oh iya, gue butuh saran dan kritik kalian, biar Downpour bisa menjadi tulisan debut gue yang selalu lebih baik setiap harinya.

Karena gue cinta sama Januar, makanya gue memutuskan Downpour adalah tulisan debut gue.

Terima kasih dan keep support Downpour ya!

DOWNPOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang