Pertemuan (1)

35 11 1
                                    

"I wanna get to know you better

You can tell me all your secret

Don't hide them from me" - Get to know you, Jai Waetford

.

Januar duduk di bawah pohon, menunggu Julio yang katanya cuma lihat - lihat sebentar. Januar melirik sekitar dan sesekali melihat ke arah jam tangannya.

"Anjir, setengah jam."

Januar mengambil handphonenya dari tas, lalu menelpon Julio, Ia membuat wajah datar seperti emotikon yang sering ia gunakan di grup chatnya;-_-, saat melihat hape Julio terletak cantik tepat di sebelahnya.

"Hehe, gue sembunyiin hape lo, biar hilang sekalian, mampus lo."

Januar melihat sekitar, kayak maling mau masuk ke rumah target. Ia mengambil hape Julio lalu meletakkannya tepat di bawah kursi dimana ia duduk, lalu menutupinya dengan daun - daun kering. Tak lama, ia melihat Julio berjalan dengan seorang nenek.

"Julio." Teriak Januar memanggil.

Julio melambaikan tangannya, mengisyaratkan Januar untuk ikut bersamanya. Januar mengikuti Julio bersama nenek itu. Mereka berbicara banyak tentang kopi, yang kebetulan nenek itu punya koneksi dengan pemilik sekalugus penjual bijih kopi.

"Jadi nek, kita ada tugas, tentang pengaturan keuangan wirausaha perkebunan gitu nek." Julio berujar.

"Oh iya, yasudah, ini nomor telponnya. Bilang aja kalian teman Ibu Sura, dia pasti mengizinkan kalian melakukan riset di sana."

"Wah nenek, sudah awet muda, baik hati lagi." Januar memuji nenek Sura dengan senyum lebarnya yang memperlihatkan gigi.

"Gimana kalau kita hubungin mereka sekarang, tapi nenek bilangin dulu gitu." Julio menyarankan.

"Boleh, telpon pakai hape kalian saja biar dia tahu."

Julio sibuk merogoh saku celananya, mencari - cari hape miliknya. Sedangkan Januar membuka mulutnya lebar, lalu menggigit ibu jarinya.

"Jan, hape gue mana ya?"

"Ketinggalan di tempat duduk kita tadi kali." dengan santainya Januar menyahut.

Julio menepuk jidatnya. "Astaga lupa gue, lagian kenapa gak lo bawain sekalian tadi."

"Ye, nyalahin gue. Nih pakai hape gue aja dulu buat nelpon. Gue yang ambilin hape lo."

"Tumben."

Januar berdecak sambil mengedipkan matanya lalu melangkah pergi. Sebenarnya ia gugup kalau - kalau hape Julio sudah ada pemilik baru, bisa mati ditangan Julio hari ini juga dia, karena Julio paling anti hapenya di pegang - pegang apalagi sambil dibuka, mungkin banyak video ena ena dia sama Oly pacarnya hehe.

Saat ia hendak menuju kursi tadi, ia melihat cewek berambut sebahu, lalu berhenti. Bukan karena rambutnya, tapi karena apa yang cewek itu pegang di tangannya sekarang. Sekali lihatpun Januar tahu kalau itu hape Julio. Karena case iphone Julio bergambar alis yang tiada duanya, yap, alis itu adalah alis Oly. Dan Januar masih heran kenapa case Julio bisa terlihat tumblr banget padahal cuma foto alis.

Cewek itu berjalan makin jauh dari jangkauan Januar, jadi ia mengikutinya saja. Cewek yang memegang hape Julio itu menanyai seorang bapak - bapak, Januar tidak terlalu jelas mendengarnya, karena ia sekarang bersembunyi di balik dahan pohon yang habis tumbang atau dipotong mungkin, dan jaraknya agak jauh dari cewek itu.

DOWNPOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang