Kebetulan

26 7 1
                                    

"I love you
I love you
Time for you to let me go
It won't take forever
I'll be going back to you"
- Maudy Ayunda, Be Right Back

Julio memeluk Oly erat, ia rela terlambat masuk ke rapatnya demi menemui Oly, ada beberapa alasan selain rindu, salah satunya Januar.

Langit yang cukup cerah tiba - tiba mengeluarkan air hujan, Januar menyunggingkan senyum pahitnya pada langit. Seolah langit tahu kalau hatinya juga sedang hujan. Hah, Januar benar - benar berlebihan, hanya sebuah pelukan mampu membuat hatinya bergemuruh, padahal sebelumnya ia sering melihat yang lebih ekstrim antara Oly dan Julio. Tapi kenapa ya, rasanya Julio selalu sengaja menunjukkan rasa sayangnya pada Oly di depan Januar, memang Januar salah apa sampai Julio harus menghukumnya berkali - kali?

Awalnya Januar ingin bermain dengan tenang, menggunakan alur lambat, tapi sepertinya hal seperti ini tidak bisa dilawan dengan gerak lamban. Hal yang menyakitinya harus segera mendapat siksaan yang lebih kejam dari yang ia rasa.

Itulah mengapa ia ada di sini, tepat di depan Ara merentangkan tangan menghentikan langkah Ara, dan mengajak gadis sok cuek itu pacaran. Dan lagi, kenapa Ara harus menanyakan hal - hal bodoh seperti suka atau tidak, hah, wajar, gadis normal. Bukankah hal seperti ini juga harus dijawab dengan fantasinya?

Januar mengangguk.

Januar berlari ke arah Ara yang bergeming, menarik tangannya membawanya ke warung mie ayam Sukma, yang berada tepat di seberang mereka berhujan tadi.

"Cuma hujan lewat ternyata, sorry ya, lo jadi bahas kuyup."

Januar merapikan rambut Ara yang menempel di pipi gadis itu, lalu tangannya di tepis.

"Maksud lo apaan sih? Tadi ngajak bikin aliansi dan bawa bawa Gio. Terus gak lama lo ngajak gue pacaran? Lo pikir gue..."

"Karena gue suka sama lo. Salah? Gue bingung saat gue suka sama orang, gue terlalu ekspresif dan kadang dibilang agresif, tapi ini cara gue."

Ara kaget, kenapa Januar malah jadi naik pitam?

"Ya, enggak, maksud gue, lo ngelakuinnya tiba - tiba, gak masuk akal tau gak sih, lagian baru kenal juga udah langsung suka aja." Ara melemah, sebab ia benci dua emosi yang beradu.

"Terus, lo maunya gimana?"

"Pertama - tama, gue mau pulang dulu."

Ara dan Januar pulang menggunakan taxi online, mereka sama - sama mengeringkan tubuh di rumah masing masing. Awalnya Ara menolak tapi saat Januar memaksa membayarkan, ia mengangguk with no excuse.

"Jadi, lo di tembak di tengah hujan? Terus lo terima gak? Tunggu, lo tanya gak kenapa dia bisa suka sama elo?"

"Bil, plis, gue harus jawab yang mana dulu nih?" Sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk, Ara bercerita tentang kejadian tadi pada Nabila.

"Jadi, gak lo jawab? Aduh Reishara, lo kenapa bego bego banget sih. Lagian, sekali lihat juga tahu, Januar itu orangnya penyayang dan baik hati."

"Justru itu bil, gue takut sama orang yang baik banget. Dan gue kayak ngerasa ada yang gak beres aja sama tuh anak."

"Gak usah sok jadi psikolog deh, gue aja yang psikolog, coba deh lihat kelakuan dia pas ketemu elo, humoris, baik, ekspresif lagi. Lo itu butuh yang ekspresif, bukan yang kode kodean."

Ara memikirkan yang di katakan Nabila dan juga mengingat saat - saat ia dan Januar bertemu. Tidak ada yang aneh dari Januar, dan sepertinya Januar bisa jadi penyembuh luka hati Ara, mungkin Januar juga bisa membuat hatinya terbuka walau sedikit.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DOWNPOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang