5

928 150 12
                                    

Yoona menekukkan wajahnya, menunduk lesu di sebuah bangku taman, ia teringat kejadian tadi pagi dimana Sehun menolak bekal sarapan yang gadis itu bawa. Bukan, bukan karena bekal itu yang membuatnya lesu hari ini tapi sikap Sehun yang dingin dan semakin dingin kepada Yoona.

Dalam benak Yoona terus bertanya-tanya apa yang terjadi pada Sehun pagi ini? Kenapa pria itu menjadi sangat dingin kepadanya. Seakan selama ini ia benar-benar tidak pernah terlihat di mata Sehun padahal Yoona sudah berusaha untuk terlihat di mata pemuda tampan itu. Tapi seakan semuanya percuma saja.

Gadis itu tidak tahu yang sebenarnya Sehun alami. Masa lalu yang membuatnya sedingin ini pada perempuan lain. Bukan berarti Sehun benar-benar menutup mata dan hatinya. Hanya saja Sehun sedikit membatasi perasaannya.
Bayang-bayang masa lalunya yang belum selesai itu yang membuatnya tampak arogan dan dingin.

"Geure, aku tidak akan menyerah begitu saja hanya karena sikapnya yang mendadak seperti ini. Mungkin saja dia sedang memiliki masalah? Baiklah. Semangat Im Yoona."

Yoona mengangkat kedua tangannya ke udara sebagai tanda bahwa ia bersemangat. Ia tidak akan menyerah. Bagaimanapun Yoona tetaplah Yoona. Gadis itu tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkan dan memperjuangkan perasaan. Apapun resikonya.

.

Di tempat lain Sehun terus saja melamun,mengingat mimpinya yang lagi-lagi tentang gadis itu. Jung Soo Jung.

"Wae geurae?" tanya Minho

Sedari tadi pemuda itu merasa aneh akan sikap Sehun yang semakin pendiam ini. Minho sebenarnya tahu jika pemuda di sampingnya ini sedang tenggelam dengan masa lalunya. Sehun akan semakin dingin jika ia sedang teringat pada gadis bermarga Jung itu.
Ya, Minho memang mengetahui apapun tentang Sehun karena pemuda itu adalah satu-satunya yang paling Sehun percayai.

Minho memilih untuk pura-pura tidak tahu karena ingin menghargai perasaan pemuda itu. Ia tidak ingin salah berbicara sehingga Sehun akan semakin terluka.

"Eopseo." Sehun akhirnya angkat bicara.

"Omong-omong, kenapa kau mengacuhkan Yoona dan menolak bekal yang dibawakan gadis itu? Yoona pasti sedih sekali." Minho bermonolog.

"Memangnya sejak kapan aku tidak mengacuhkan gadis merepotkan itu?"

Sehun menjawab pertanyaan Minho seraya menghembuskan nafasnya kasar. Apa yang dikatakan pemuda itu memang benar, memangnya sejak kapan Sehun memperdulikan gadis bermarga Im itu?

Sedangkan Minho memutar bola matanya kesal. Sehun memang selalu semperti itu. Minho menyayangkan sekali jika pemuda tampan yang sedang berbicara dengannya ini memiliki sifat yang dingin dan membatasi dirinya terhadap perempuan lain hanya karena pemuda itu tidak bisa move on dari masa lalunya.

Sebenarnya Sehun adalah pemuda yang ramah, dulu. Iya itu dulu. Jika saja sikapnya sekarang masih ramah seperti dulu sudah dipastikan dia akan mendapakan perempuan lain yang lebih baik. Yoona misalnya.

Minho benar-benar menyayangkan sikap sahabatnya itu sekarang.

Sayang sekali jika menyia-nyiakan gadis sepandai dan secantik Yoona. Pikirnya.

****

"Memangnya sejak kapan aku tidak mengacuhkan gadis merepotkan itu?"

Yoona menghentikan langkahnya setelah mendengar kalimat Sehun yang sedikit banyak membuat hatinya mencelos. Gadis itu berdiri tepat di depan pintu kelas pemuda Oh itu.
Seketika ingatannya melayang ke beberapa hari kebelakang. Dimana Sehun memang benar-benar selalu mengacuhkannya.

Tapi Yoona sudah membulatkan tekadnya untuk tidak menyerah begitu saja. Gadis itu benar-benar tidak akan berhenti sebelum dia mendengar penolakan secara langsung dari mulut pemuda itu. Jika pun nanti pemuda itu bebar-benar akan menolaknya apakah gadis itu benar-benar akan menyerah atau tidak? Ah, akan Yoona pikirkan nanti. Kkkk~

Yoona melanjutkan langkahnya, tiba di dalam dia tersenyum cerah kepada dua pemuda yang sekarang sedang menatap ke arahnya.

"Hallo. Sehun, Minho." Ucap gadis itu ceria.

Sehun memutar bola mata jengah. Lagi-lagi.

"Oh Yoona. Kemarilah." Minho menyambut gadis itu. Yoona membalasnya dengan anggukan semangat.

"Ada apa?"

"Aa.. Ini. Aku ingin mengajakmu pergi akhir pekan ini. Kau mau?"

"Aa.. Kau pasti mau kan? Aa.. Satu lagi, aku belum punya nomor ponselmu. Boleh aku memintanya padamu?

Tanya Yoona kepada Sehun. Sedangkan pemuda itu tetap saja diam.

Apakah dia bisu?

Yoona tak pantang menyerah, gadis itu beralih menatap Minho.

"Yaakk.. Minho-ya berikan aku nomor ponsel Oh Sehun."

Yoona tersenyum bahagia atas idenya sendiri. Dengan tidak tahu malunya dia meminta nomor ponsel seseorang kepada orang lain di depan orang itu sendiri.

Sedangkan Sehun di buat terkejut dengan sikap Yoona yang sangat berani dan cenderung tidak tahu malu menurutnya.

Sehun berdiri dan mengambil ponsel gadis itu, mengetikan sesuatu di sana setelahnya pemuda itu pergi begitu saja.

Yoona tersenyum ceria. Berhasil. Pikirnya.
Sudah Yoona kira jika Sehun memang baik.

"GOMAWO SEHUN-AH"

Gadis itu memekik histeris. Sedangkan Minho, pemuda itu sudah menutup kedua telinganya akibat teriakan Yoona yang seperti sebuah terompet. Berlebihan.
.
.
.
Tbc

*****
Updatenya lebih cepat yaa.. Karena hari Sabtu ada kegiatan yang gak bisa ditinggal. Kkkk~
Jadi Update hari ini. Yeayy.
Seneng gak?😂 Enggak ya?😥
Adakah yang menunggu cerita abstrak ini?
Kalau gak ada, yasudah;'(

Vote
And
Comment
❤❤

Hey, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang