Part 2 : The Eye

1.3K 129 1
                                    

Saat aku menutup mata, bukan berarti aku sedang menghindari kenyataan di hadapanku.

Karena saat aku membuka mata, Aku hanya akan menjadi kepingan yang akan menimbulkan kesedihan di kehidupanmu.

Di antara ranting-ranting kering itu, tergeletak seorang anak kecil. Bajunya ada sedikit bekas terbakar ketika ia mencoba menerobos kobaran api. Di sebelah pipi kirinya ada bekas memar. Mungkin bekas tertimpa sesuatu.

"Dia masih hidup!" teriak seseorang.

Victory terlihat lemah. Tapi samar-samar ia masih bisa merasakan tubuhnya dinaikkan ke atas punggung seseorang. Ia tak bertenaga untuk mencoba menatap siapa itu. Ia sudah tak sadarkan diri saat tubuhnya di bawa pergi.

Ia membuka matanya perlahan. Merasakan kakinya yang kedinginan.

"Kau sudah bangun?"

Seorang anak yang mata kanannya diperban, menyadari gerakan siuman dari Victory. Ia mendekat.

"Siapa namamu?" Anak itu bertanya. Victory tidak langsung menjawab. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan.

"Aku Gin." Gin menyodorkan tangannya.

"Vー Ah!!" Victory refleks beraduh.

"Sepertinya tanganmu masih sakit." Gin membantu Victory membetulkan posisinya.

"Oke, mulai sekarang aku akan memanggilmu V," putus Gin sepihak.

Victory nampak pasrah dan tak ingin menanggapi. Lagipula V juga masih namanya. V untuk Victory.

Hening sejenak. Victory sesekali mencuri pandang ke arah Gin.

"Kau pasti penasaran ada apa dengan mataku?"

Victory terkejut. Pikirannya telah terbaca.

"Ah, kau pasti tidak akan menyukainya jika aku ceritakan. Lebih baik kau tidak perlu tahu," jelas Gin.

"Siapa juga yang mau tahu," batin Victory.

Tiba-tiba obrolan mereka berdua terhenti oleh seorang pria yang masuk membawa makanan dan obat. Tanpa komando, Gin meninggalkan Victory bersama pria itu. Jelas saja Victory bingung.

"Makanlah. Lalu minum obat ini. Semoga Anda cepat sembuh," ujar pria itu.

"Jangan khawatir, Anda akan baik-baik saja di sini. Kalau ada apa-apa, Anda bisa memanggil saya. Nama saya Josep," tambahnya.

Victory hanya menatap tanpa arti. Entah harus ia percaya atau tidak. Sekarang yang ia harus lakukan adalah menuruti kata-kata pria itu. Lagipula ia memang lapar dan perlu istirahat. Benturan itu membuat tenaganya habis terkuras hingga ia harus berjalan ke dalam hutan sejauh ini. Lalu, kenapa di dalam hutan ada sebuah rumah? Atau sekarang dia sudah keluar dari sana? Yang terpikirkan oleh Victory hanyalah ingin memejamkan matanya yang masih lelah.

Terdengar perdebatan di luar sana. Victory penasaran dengan apa yang terjadi. Ia mengintip dari balik pintu.

"Sudah kubilang, aku akan pergi dari sini. Aku tidak mau hanya berada di sini!" Nampak Gin berteriak di hadapan Josep.

"Tidak. Tuan harus tetap berada di sini," cegah Josep.

SHELTER [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang