Chapter 2

3.9K 468 112
                                    

--- by : AYUAEO ---

Cast : Jeon Jungkook X BTS Members X Others Cast | Title : Reflection | Genre : Family, Brothership, School Life, Angst, Self Harm.


- HAPPY READING -

••





Suasana kelas yang tadinya riuh tiba-tiba berubah menjadi tenang ketika Guru Kang datang memasuki kelas tersebut.

"Mohon perhatiannya sebentar anak-anak." Seru Guru Kang.

"Hari ini kita akan kedatangan seorang murid baru pindahan dari Daegu. Dia akan menjadi teman sekelas kalian. Bersikap baiklah padanya." Sambung guru Kang.

"Guru apakah ia seorang gadis?" Seru Chanwoo tiba-tiba mengundang suara riuh dari teman sekelasnya.

"Tidak. Dia bukan seorang gadis".  Mendengar ucapan guru Kang kemudian Chanwoo menghembuskan nafasnya kecewa pupus sudah harapannya memiliki teman baru seorang gadis cantik.

"Guru... guru... kalau dia bukan seorang gadis pasti dia seorang pria. Apakah dia tampan guru?" Ucap Seojong yang kali ini juga mendapat sorakan riuh dari teman-temannya.

Guru Kang yang mendengar pertanyaan murid-muridnya hanya tersenyum geli.

"Kalian akan melihatnya nanti"

"Murid baru, masuklah." Ucap guru Kang pada siswa baru itu.

Merasa namanya dipanggil siswa baru tersebut lantas memperkenalkan dirinya. Dan benar saja semua siswi diruangan kelas itu tampak riuh dan terpesona dengan sosok siswa baru dihadapan mereka.

"Silahkan perkenalkan dirimu, nak" Ucap guru Kang pada murid baru tersebut.

"Salam kenal semua, namaku Kim Taehyung , aku murid baru pindahan dari Daegu. Aku harap kita bisa berteman dengan baik kedepannya. Mohon bimbingannya." Ucap siswa pindahan tersebut yang diketahui bernama Taehyung.

"Baiklah Kim Taehyung, kau bisa duduk dibangku disebelah Jungkook" Ujar guru Kang.

Taehyung mengangguk kemudian  berjalan menuju bangkunya yang tepat bersebelahan dengan bangku milik Jungkook.

----------

Hari-hari berganti semua tetap berjalan normal sebagaimana semestinya tapi tidak untuk seorang Jeon Jungkook. Posisinya yang selalu berada diperingkat pertama perlahan-lahan bergeser ke peringkat kedua. Peringkat satu yang selama ini melekat pada dirinya perlahan-lahan berubah semenjak kedatangan Kim Taehyung.

Bahkan semua murid yang berada disekolahnya selalu membicarakan tentang Jungkook dan Taehyung.

"Luar biasa. Kim Taehyung si anak baru itu bisa menggeser posisi Jungkook. Bukankah sangat susah untuk menggeser peringkat Jungkook"

"Kau benar. Jika terus begini Jungkook akan benar-benar menjadi si kedua"

"Wah... aku tidak menyangka ada yang sanggup menyaingi seorang Jeon Jungkook. Daebak!"

Selalu seperti itu dan masih banyak lagi kata-kata yang didengar setiap harinya, teman-teman Jungkook selalu membicarakannya dan Taehyung. Awalnya Jungkook biasa saja dan percaya kalau dia akan kembali ke peringkatnya tapi semua itu tidak semudah seperti apa yang dipikirkannya. Kim Taehyung, si murid baru itu benar-benar anak yang pintar susah untuk merebut posisinya kembali, walaupun Jungkook sering menghabiskan waktunya untuk belajar bahkan dia sering mencuri waktu tidurnya untuk belajar dan sempat beberapa kali mengalami mimisan akibat terlalu kelelahan.

"Apa-apaan ini Jeon Jungkook! Kenapa peringkatmu bisa turun!?" Ucap Hyeji murka dengan meninggikan suaranya dan melempar kertas hasil nilai ulangan Jungkook ke meja belajarnya.

Aku mohon jangan katakan itu...

"Apa yang kau lakukan selama ini, hah? Ibu dan Ayah sudah menghabiskan banyak uang untukmu agar kau bisa menjadi anak yang pintar tapi apa yang kau dapat? Kau benar-benar membuat Ibu kecewa!"

Ibu..... Ayah....

"Ibu pernah mengatakannya padamu bukan, kalau semua orang akan mengingat si peringkat satu bukan si peringkat dua!!."

Aku lelah...

"Jungkook-ah, Ayah benar-benar kecewa bagaimana kau bisa memimpin perusahaan yang Ayah susah payah bangun jika posisimu bisa turun?" Ucap Jihoo yang lebih terlihat tenang daripada sang istri.

"Ibu tidak akan mentolerir lagi, Ibu akan menambah waktu belajarmu!." Ucap Hyeji final lantas pergi dan tak lupa membanting pintu kamar Jungkook.

Aku sudah berusaha semampuku dan menuruti keinginan kalian. Apakah selama ini usahaku tidak dihargai?

Lagi dan lagi mendengar ucapan dari kedua orang tuanya, Jungkook hanya bisa menundukan kepalanya. Ia merasa kecewa pada dirinya sendiri karena telah membuat Ayah dan Ibu nya kecewa. Selama ini Jungkook selalu mematuhi semua perkataan kedua orang tuanya dia tidak pernah membantah sedikitpun. Hal yang ingin dilakukannya adalah membuat kedua orang tuanya tersenyum dan bangga pada dirinya.

Setelah mengatakan itu lantas kedua orang tua Jungkook berjalan keluar dari kamar Jungkook.

Pertahanan Jungkook runtuh, dia menangis karena telah mengewakan kedua orang tuanya dia juga tertekan karena selalu dituntut menjadi yang pertama. Tidak tahukah mereka jika selama ini Jungkook selalu tertekan akan tuntutan mereka yang selalu menginginkan ia harus selalu menjadi yang pertama dan sempurna? Bukankah, manusia itu tidak ada yang sempurna?

Perlahan Jungkook melangkahkan kakinya menuju nakas disamping tempat tidurnya dan menggengam figura dirinya dengan seseorang yang begitu dirindukannya.

"Hyung..." Ucap Jungkook lirih. Bahkan saat ini kristal bening itu sudah membasahi pipinya yang semakin tirus.

"Hyung... aku lelah." Lagi dan kali ini air mata itu semakin deras mengalir membasahi pipinya. Jungkook tidak dapat lagi menahan isakannya.

"Hyung... bisakah aku memilih jalan seperti dirimu saja?"

"Hyung... aku merindukanmu." Ucap Jungkook piluh kemudian memeluk erat figura photo dirinya dan Hyungnya yang tampak begitu ceria diphoto tersebut.

"Hyung, Ayah dan Ibu selalu menuntutku selalu menjadi yang sempurna... Hyung... inikah alasan kenapa kau mengambil jalan itu? Bisakah aku mengikuti caramu saja." Katakan saja Jungkook gila, ia terus saja meracau dan mengatakan kata-kata yang begitu memilukan.

Setelah merasa puas dan mengeluarkan keluh kesahnya kemudian Jungkook meletakkan kembali figura itu ketempatnya seperti semula. Dan tangannya kemudian beralih mengambil benda berkilauan tajam yang selalu menemaninya disaat dirinya merasa tertekan.

Satu goresan....

Tes...

Satu goresan lagi....

Tes....

Dan belum merasa puas Jungkook kembali menggoreskan pergelangan tangannya dengan silet itu dan menimbulkan bercak merah dilengannya perlahan bercak darah itu mengalir dan mengotori lantai kamarnya.

Jungkook tidak memperdulikan rasa sakit itu bahkan rasa sakit itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan rasa sakit yang dirasakannya selama ini.

Setelah puas dengan aksinya tersebut lantas Jungkook tertidur dilantai kamarnya.



-----


Udah ah geng ngilu :""

REFLECTION ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang