2b

575 42 0
                                    

Air muka Elena semakin pucat. Bibirnya bergetar hebat. Tatapan kami sempat bertemu, namun aku memilih untuk tetap diam. Rasanya aku tidak mau berkomentar tentang kejadian ini.

"Nah, iya kan! Udah jelas-jelas dia itu nyuri! Kan dia miskin! Keluarganya aja kacau kayak gitu! "

Teriakan Mia itu mendapatkan bisikan-bisikan bernada negatif dari murid-murid yang lain. Jelas saja, perkataannya barusan sudah masuk dalam kategori keterlaluan. Elena nampak menggertakkan giginya. Dia kemudian melanjutkan pembelaan dirinya.

"T-tapi aku rasa kita perlu ngeliat kronologi ilangnya dulu!"

"Cih, kalau itu bodo amat! Intinya kamu itu yang nyuri! Udah ada buktinya kok!"

Mia menampik pernyataan Elena. Dia terlihat tidak mau membuka ruang untuk bernegosiasi.

"Anu ... boleh aku ngomong?"

Rena berkata sembari mengacungkan tangan. Tanpa ada yang memberikan persetujuan, ia melanjutkan. "Menurut aku, kita jangan langsung nyimpulin kayak gitu. Kita juga mesti denger penjelasan dari Elena."

Kelas kembali ramai. Di tengah bising suara itu, salah seorang murid lain--Mukti berkata dengan lantang.

"Ah iya, aku ingat kalau Gio sama Rio yang ke kelas duluan habis olahraga tadi."

Mukti membuat bisikan-bisikan yang tadi terfokus pada Elena seorang terbagi menjadi tiga orang. Rio menatap Mukti dengan sinis. Rasanya kalau tidak ada murid lain di sini, Mukti mungkin sudah dihajarnya habis-habisan. Ah, serem.

Tak berselang lama, Rio segera melakukan pembelaan diri. "Aku nggak langsung ke kelas kok, tapi ke kelas lain buat ngobrol sama Rini, anak kelas satu c."

"Ah, masa ada anak kelas satu yang mau ngobrol sama preman macam kau."

"Oi, bangsat. Jangan asal ngomong!"

Rio membalas pernyataan murid berkacamata, Bima, dengan ketus.

"Tapi Rio kan tadi yang nyaranin meriksa tas buat nyari kalung Mia." kata Layla.

"Yang saran tadi cuma kebetulan aja! Lagian wajar aja kan kalau ada barang yang mungkin dicuri ya tiap orang dirazia satu-satu, bener nggak, hah!?"

"Terus kamu juga yang pertama ada di kelas, kan."

"Itu kebetulan! Aku baru aja sampai di kelas, gak lama kemudian kalian datang!

Rio masih berupaya menyampaikan perbelaan diri, meskipun dengan nada yang menantang. Dia terlihat sangat geram sekarang, kemudian beralih menunjuk Gio sembari berkata, "Gio kan juga bisa ngelakuin itu! Dia juga paling awal hilang!"

Gio mengerutkan kening. "Aku nggak langsung ke kelas kok, tapi ke kantin dulu."

"Ah, masa sih."

Yang menyahut adalah Mukti. Setelah sempat menjeda, dia kembali melanjutkan.

"Kami juga ke kantin, tapi kamu gak ada tuh."

"Aku bentar aja di kantinnya, habis itu santai, duduk-duduk di bangku depan laborarium."

"Banyak alesan. Ngaku aja deh," sahut Mukti seolah tak mau kalah.

"Itu bener kok! Lagian ngapain juga aku nyembunyiin kalungnya Mia. Kan kurang kerjaan banget."

Oalah, sekarang acaranya malah jadi debat antara Gio dan Mukti. Tapi tidak apa-apa sih karena beberapa hal jadi terungkap.

"Anu, itu b-bener kok. Aku ada sempat ngeliat Gio duduk di bangku depan laboratorium."

Yang membela Gio itu adalah Helen. Kata-katanya itu disusul oleh anggukan dua gadis di belakangnya. Mukti mendecih dengan air muka yang begitu masam.

"Kalau gak salah, dibandingkan cewek-cewek yang lain, Elena yang paling awal hilang."

Yang mengalihkan topik pembicaraan itu adalah Mega, seakan ingin mengkhiri debat antara Gio dengan Mukti. Dia disahut oleh Mia.

"Nah, bener tuh! Dia juga sering ngilang-ngilang gitu!"

"I-itu, aku gak ngilang kok! Kalian doang yang nggak merhatiin ...."

Nada bicara Elena semakin memelan. Dia seolah-olah tidak punya kuasa untuk melawan.

"Kalau masalah ilang-ilang, Mia tadi juga sempat ilang lama pas olahraga."

Meskipun berpose sedang berbisik ke sebelahnya, perkataan Cynthia itu terlalu jelas untuk disebut sebagai bisikan. Seketika dia terkena tatapan murka dari Mia.

"Itu aku ke toilet! Kamu jangan ngomong macem-macem deh!"

Tanpa kuduga, suasana malah semakin memanas. Seperti yang kusinggung sebelumnya, kelas ini terbagi menjadi beberapa kubu, dan tiap kubu seringkali tidak akrab satu sama lain.

____________________
.Jika kau mau menyinggung masalah Elena yang pernah mencuri uang kas, baca bagian 3d.

.Jika kau mau mengusulkan voting, baca bagian 3c.

.Jika kau mau menyudahi kasus, baca bagian 3e.

Butterfly Effect: StealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang