4c

527 32 21
                                    

Suasana ramai yang terjadi sekarang bukanlah tanpa alasan. Meskipun sedang dalam jam pelajaran, seperti biasa, sang guru hanya masuk sebentar, menyuruh mengerjakan soal tertentu, lalu keluar dengan alasan sibuk. Untuk mayoritas murid tentu ini adalah pola yang sangat menggembirakan. Mungkin ada baiknya semua guru melakukan hal yang serupa.

Aku kembali teringat akan kejadian satu bulan yang lalu. Yang mana semenjak kejadian itu, aku lihat Elena menjadi sering diganggu oleh Mia. Ah, malah aku merasa itu sudah bukan sekedar gangguan. Kotak pensil yang dibuang ke tempat sampah, tempat duduk yang diolesi balsem, buku yang dicorat-coret. Hey, ini sudah masuk ranah pem-bully-an, kan?

Sialnya, aku juga sempat merasakan bagaimana rasanya menduduki balsem. Mia memang menggangguku juga, tetapi tidak separah apa yang dia lakukan terhadap Elena.

Sayangnya tidak ada murid di kelas kami yang mau bertindak. Bahkan Rena yang murid teladan itu hanya menegur sesekali. Mungkin sebagian dari murid di kelas ini masih menganggap bahwa Elena lah yang mencuri kalung Mia.

Untungnya hari ini, aku, atau lebih khususnya Elena bisa menarik nafas lega. Mia tidak masuk karena sakit. Seolah cewek itu menerima karma akan apa yang dia perbuat. Dengan ketidakadaan sang bos, para cecunguk--maksudku anggota kubu Mia tidak melakukan tindakan menyebalkan.

Setelah menghela nafas berat, aku menyandarkan daguku di atas meja. Di hadapanku sekarang ada Rena yang tengah membaca novel. Rasa bosan ini membuatku berpikir untuk memulai pembicaraan.

"Huuuh, damai banget hari ini. Nggak ada Mia."

Dia membalikkan halaman novelnya, kemudian menjawabku seraya tersenyum.

"Iya sih."

"Menurut kamu Mia udah keterlaluan, gak? Dilaporin ke guru juga gak ada yang percaya."

Tiba-tiba dia menutup novelnya. "Ya gitu lah. Mending dibiarin mengalir aja. Entar dia juga bosen kok."

Aku menautkan kedua alisku. Rena kemudian memasukkan novelnya ke dalam tas.

"Aku mau ke WC dulu. Udah kebelet."

Setelah tersenyum tipis, dia keluar dari kelas, seorang diri.

Waktu kian berlalu. Keramaian di kelas ini masih terjaga sampai sekarang. Aku dengar beberapa guru ada pertemuan penting dengan pejabat daerah, dan salah satu dari guru tersebut lah yang mestinya mengajar kami selanjutnya. Sekolah ini sesuatu banget.

"Haaaa! Uang kasnya! Kok bisa ilang!?"

Teriakan itu membuatku membelalakkan mata. Aku segera beralih ke sumber suara.

"Ah, masa? Coba dicari lagi," kata Rena yang sedang memegang beberapa lembar uang.

"Aneh loh. Tadi pagi ada kok! Sumpah!"

Kalimat yang keluar selanjutnya membuat tubuhku bergidik. Dengan membaca situasi saat ini, aku bisa melihat ke mana alurnya. Alur yang tidak ingin aku masuki kembali. Alur yang seakan memberitahukanku akan satu hal. Hal di mana sebenarnya segalanya belum terselesaikan.

"Pasti ada yang nyuri!"

__________
END

Butterfly Effect: StealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang