3c

303 19 1
                                    

Mengingat alur yang terjadi sekarang, aku jadi ingin memberikan saran untuk mempercepat penyelesaiannya, dengan adil tentunya. Seusai menarik nafas dalam-dalam, aku berupaya untuk menarik perhatian semuanya.

"Gini aja deh. Gimana kalau kita voting aja?"

Mia menyambut saranku dengan semringah. "Bisa tuh! Biar adil."

"Jadi pakai suara terbanyak? Ya bisa aja sih," kata Gio.

"Okelah. Yang berpikir kalau Elena pelakunya, angkat tangan."

Berselang beberapa detik seusai perintahku barusan, mereka mengangkat tangan secara berkala seakan menanti respons yang lain guna menghilangkan keragu-raguan. Yang setuju lebih banyak dari yang aku duga sebelumnya. Tidak, sepertinya kesalahanku adalah membuat Elena sebagai opsi pertama. Voting berarti mayoritas berkuasa, berarti sejak awal dibukanya opsi seakan-akan segalanya telah ditentukan.

"Buktinya udah ada sih."

"Aku males debat-debat gak jelas."

"Ini nih bukan cerita sinetron yang fitnah-fitnahan ah."

Bisa aku lihat bahwa perkataan mereka itu memiliki satu kesamaan. Mereka hanya tidak mau repot. Lagipula Elena tidak terlalu akrab dengan murid di kelas ini. Hal tersebut mungkin menjadi salah satu alasan mengapa mereka tidak mau ambil pusing.

Beberapa yang tidak mengangkat tangan adalah mereka yang sedari tadi mengemukakan pendapat. Pernyataan yang mereka lontarkan seakan masih belum cukup untuk membuat murid pasif mengubah pandangannya.

Mia tersenyum lebar dengan sikap tubuh yang superior. "Ini udah mayoritas yang nge-vote. Berarti kita sepakat kalau Elena emang pelakunya."

Mulutku membuka, tapi tak mengeluarkan satu pun kata. Voting adalah saranku, jadi aneh rasanya kalau aku protes akan hasilnya. Tapi aku pikir bakalan ada selisih suara yang kecil di antara para tertuduh. Nyatanya sebagian besar mereka yang sedari tadi diam terkesan tidak peduli.

Di tengah ramainya kelas ini, aku melihat ke arah Elena yang hanya diam seribu bahasa. Matanya membuka lebar. Wajah pucatnya begitu kentara. Dia tak merespons sedikit pun umpatan Mia yang kini semakin menjadi-jadi.

Agak mengejutkan bagiku ketika Elena perlahan menggeser lehernya hingga kami berdua bersitatap. Aku tidak tau kenapa, tapi tubuhku seketika menggigil. Seperti ada ketakutan yang besar tengah muncul dalam diriku. Rasanya sangatlah tidak nyaman dan membuatku ingin muntah.

_______
.Baca bagian 4a

Butterfly Effect: StealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang