Seoul, Late November 2016
Jungkook tidak percaya, semalam itu ia dilecehkan, dipermainkan.
'apa-apan Kim Taehyung berkata aneh seperti itu. Menemukan? Kau kira aku barang hah?' Jungkook mengeluarkan amarahnya.
'Tidak, ini hanya ilusi. Mungkin Kim-sinting itu mabuk kopi kalengan atau apalah itu'
"Arrrrrrrrrrrrrrrggghhhhhhhhhhhhhhhhh" suara teriakan menggema di apartemennya
-Flashback-
Kim Taehyung menurunkan kepalanya, menatap lekat ke dalam mata kelam milik Jungkook, mendekatkan dahi mereka hingga bertemu dan tersenyum.
"Kookie, aku menemukanmu!"
1 detik..
2 detik..
3 detik...
Jungkook memiringkan kepalanya, mundur satu langkah, menatap heran atasannya.
Jelas heran! pertama dia bertanya apakah Jungkook suka laki-laki, dan jawabannya 'hell no!', kedua dia mencium bibir... bibir.. bibir loooh, itu bibirnya bukan bibir gelas. kenapa atasannya bisa se'gila' itu. sekarang ia memanggil Jungkook dengan sebutan kookie.. 'menemukan? apa maksudnya?'. 3 detik cukup untuk mencerna bahwa atasannya ini sudah terlalu banyak mengkonsumsi caffeine dari kopi kalengan sehingga membuatnya berhalusinas.
Jungkook menghela nafas panjang, mencoba untuk kabur dari pria dihadapannya... dengan sopan tentu saja.
"Aku rasa kau benar mabuk udara dingin atau kopi kalengan itu, Kim-ssi. Aku harus pulang duluan, selamat malam"
Jungkook tak mau mengingat apapun, ia tak mau melanjutkan pembicaraannya dengan atasannya itu.
"Kookie, aku menemukanmu" suara Kim Taehyung bergema di pikirannya
'tidak.. tidak... yang memanggilku Kookie hanya eomma.... Selebihnya tidak ada yang memanggilku Kookie!' batin Jungkook berada di fase pemikiran tingkat tinggi, sama seperti ia sedang menghadapi jaksa yang menyebalkan. Ia meningalkan atasannya menuju stasiun. sendirian.
-End of flashback-
.
.
.
Jungkook meyakinkan dirinya, bahwa kembalinya ia ke Korea adalah untuk meniti karirnya sebagai pengacara. Ia tak akan membiarkan atasan - super kejam, aneh dan sekarang ditambah mesum – nya itu menghalanginya. Jungkook sudah mengesampingkan hal pribadi apalagi berbau percintaan dalam rencana masa depannya.
Ia melangkahkan kakinya mantap keluar dari apartemennya, ia bertekad melupakan kejadian apapun yang terjadi jumat malam itu. Weekend itu ia habiskan untuk membaca ulang draftnya untuk Nyonya Lee, dan membaca pasal yang bisa menguatkan kliennya itu, ia yakin nyonya Lee tidak bersalah dan harus memberikan legal action yang tepat.
Cetrek, pintu apartemen sebelahnya terbuka
'Ah, apakah itu tetanggaku? Aku selalu berangkat terlalu pagi dan pulang larut." Jungkook tidak pernah menyapa tetangganya. Bahkan sabtu dan minggu ia habiskan di dalam kamar saja, membereskan barang pribadinya atau ya.. tentu saja sedikit 'bekerja'.
"Annyeong haseyo, Saya Jeon Jungkook, tetangga baru, and-" belum sempat Jungkook menyelesaikan perkenalannya. Ia tercekat dengan siapa ia berhadapan pagi ini.
'apa yang ia lakukan disini pagi-pagi ya Tuhaaaan. Kau benar-benar ingin menghukumku? Kenapa ia ada disini?'
"Oh ternyata kau, kau berisik sekali akhir-akhir ini Jeon" suara berat itu menyapa gendang telinganya. Suara berat yang ingin ia lupakan. Tapi tentu saja tidak bisa, suara itu milik atasannya, Kim Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love [TaeKook / VKook]
FanfictionJeon Jungkook, putra pemilik Jeon International IP & Law Group yang merupakan firma hukum terbesar di Korea Selatan, memilih berkarir di firma hukum lain dengan cita-cita menjadi pengacara terbaik di Korea Selatan. Siapa sangka pilihan firma hukumn...