"What is your reason, Jeon?"

340 43 0
                                    

Seoul, Late November 2016

".... Maka dari itu, sesuai dengan Undang-undang No. 10303 pasal 5 dan Undang-undang No. 10064, apa yang dilakukan para tengkulak itu tidak sesuai serta merugikan nelayan. Dan mereka harus diproses secara hukum."

Jungkook mengakhiri presentasinya dengan suara yang mantap. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh orang diruangan.

Disebelah kirinya ada Kim Taehyung, satu-satunya tim konsultan yang bersamanya di ruangan ini, sekaligus penanggung jawab Jungkook. Di tengah meja, tepat didepan Jeon Jungkook, duduk direktur firma hukum Kim, Kim Namjoon, dan 3 orang dari tim advokat.

Jungkook sudah berjuang selama empat hari untuk menyempurnakan presentasinya hari ini. Ia yakin Kim-Sajangnim dan tim advokat akan menerima kasus ini untuk segera dilanjutkan ke kepolisian dan persidangan.

"Jeon-ssi, terima kasih atas presentasimu" Kim Namjoon tersenyum memandang Jungkook, tanpa tatapan yang berlebihan tentu saja, Kim Namjoon tampak serius.

"Kau menyampaikan argumentasi hukum yang tepat yang jelas mendukung hak-hak para nelayan. Tentu saja, aku menyetujui pengambilan kasus ini."

Jungkook ingin menyembunyikan sorakan gembiranya, tetapi tetap saja semburat bahagia itu keluar dengan mudahnya membentuk senyuman di wajah manis seorang konsultan baru, Jeon Jungkook. Pengalamannya bertahun-tahun tidak membuat dirinya menjadi orang dengan sejuta poker face, Jungkook tetaplah Jungkook.

"Tunggu sebentar, Kim-Sajangnim"

Seorang pria dengan rambut kecoklatan mengangkat tangan kanannya. Ia bernama Seokjin, kalau Jungkook tidak salah, salah satu advokat kebanggan Kim Lawfirm.

"Saya rasa ada satu hal yang dilupakan dari kasus ini. Mereka. Maksudku, para Nelayan telah menandatangani kontraknya. Mereka telah mengetahui segala konsekuensi dari kerjasama dengan tengkulak Busan, dan setelah berberapa tahun berlalu, mereka baru melaporkannya sekarang? Ini jelas akan memberatkan kita" Lanjut Seokjin

"Seokjin-ssi, mereka tidak dapat menolak. Pilihannya hanya menolak atau mereka tidak bisa menjual ikan tangkapan mereka." Jungkook kembali menjelaskan.

"Jadi, apakah dengan 'cerita' itu, akan mempermudah proses persidangan nantinya?" Tanya Seokjin penuh nada cemooh di dalamnya.

Dalam presentasi maupun diskusi manapun, Seokjin tidak pernah melawan atau mengintrupsi perkataan maupun keputusan dari Direktur Kim. Karena Seokjin mengenal betapa telitinya direktur dari firma hukumnya dalam memilih keputusan. Ditambah apabila terdapat hal yang dapat mengganjal proses persidangan, Ia lebih memilih untuk mencari tahu sendiri saat kasus itu berada di tangannya, membiarkan otak pintar pengacaranya bekerja.

Entah kenapa kali ini Seokjin bertentangan dengan direktur Kim. Ditambah ia mengeluarkan jurus cemooh halus, yang biasa ia keluarkan di persidangan, pada presentasi tim konsultan. Sungguh bukan Seokjin yang biasanya. Dari mejanya dapat dilihat direktur Kim sedang memegang dahinya yang berkerut.

"Seokjin-ssi, Kita akan menerima kasus ini. Dan aku percaya, Kau akan menemukan jawaban dari pertanyaanmu barusan hanya dengan sekejap mata, bukan?" Kim Namjoon bersuara, membuat Seokjin urung mendebat lagi. Ia tahu, percuma mendebat Direktur muda itu.

"Baiklah, kasus ini akan kuserahkan pada Seokjin yang sepertinya sudah tertarik untuk terjun ke persidangan secepatnya. Selamat sore, terima kasih atas kerja hebat kalian hari ini." Kim Namjoon menutup pertemuan yang ternyata memakan waktu setengah hari itu.

Mendengar kalimat penutup dari direktur Kim, rasanya Jungkook ingin segera manjatuhkan dirinya di kursi empuk di belakangnya yang menggoda. Tapi tak secepat itu, ia sadar ia harus segera kembali bekerja.

First Love [TaeKook / VKook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang