1

127 21 18
                                    

Hari senin merupakan hari yang cukup sulit untuk mengumpulkan semangat bagi sebagian orang. Setelah satu hari sebelumnya mereka menghabiskan waktu untuk beristirahat meski hanya berkumpul bersama keluarga. Hari ini mereka harus bersiap-siap untuk melakukan serangkaian kegiatan yang bisa menghabiskan waktu mereka.

Tetapi tidak untuk mahasiswa, mahasiswa bisa menghabiskan waktu disetiap harinya, entah untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen, rapat kegiatan kemahasiswaan, atau diskusi mengenai isu-isu yang tengah hangat diperbincangkan. Bahkan terkadang mahasiswa terjaga sepanjang malam untuk mengerjakan semua tanggung jawab yang harus ia selesaikan. Ada juga mahasiswa yang sibuk menghabiskan waktunya dengan menciptakan karyanya di luar kampus.

Ratih... biasa orang-orang memanggilku, aku seorang gadis yang tengah menempuh pendidikan tinggi disalah satu Universitas Negeri ternama di Negara ku. Saat ini aku sedang menjalani semester awal masa perkuliahan. Menjadi anak rantau yang sedang melakukan pendidikan dan jauh dari keluarga pada awalnya memang cukup sulit, butuh waktu kurang lebih sekitar satu bulan agar aku mampu beradaptasi dengan kondisi dan lingkungan yang baru.

Saat ini aku masih berusia 18 tahun. Badanku tidak seperti kebanyakan wanita lain pada umumnya, aku memiliki tubuh yang kurus, tinggi badan ku juga tidak lebih dari 155 cm, sedangkan wanita lain tingginya bisa mencapai hingga 160cm dan bahkan lebih. Rambut ku panjang, meski sebenarnya aku lebih nyaman dengan rambut pendek. Kulit ku juga tidak putih seperti wanita-wanita eropa. Golongan warna kulit ku termasuk golongan malay.

Aku adalah seorang kaka dari tiga bersaudara. Saat aku memilih untuk meneruskan pendidikan di kota yang berbeda dengan keluarga ku tinggal, saat itu kota asal ku sudah tidak seindah dulu. Setelah permasalahan keluarga dan masalah percintaan ku tidak berjalan dengan baik, aku memilih untuk mencari tempat lain, dengan harapan bisa melupakan segala kejadian yang cukup menyakitkan, dan pilihan itu tidak pernah aku sesali hingga kini.

Di tempat ku saat ini begitu ramai dipenuhi oleh anak-anak muda yang sedang berusaha mencapai cita-cita yang selama ini mereka impikan. Mereka sibuk kesana kemari menyelesaikan apa yang harus mereka selesaikan. Ada yang sedang bergegas menuju kampus dengan tangan dan tas dipenuhi oleh tugas dan buku-buku. Ada yang mengawali hari dengan mengisi perutnya terlebih dahulu, ada juga yang sedang memperbanyak tugas kuliah di toko fotocopy sekitar kampus.

Di sini tidak pernah sepi selalu ramai dengan segala aktivitas mahasiswa. Dari pagi hingga malam bahkan hingga pagi lagi. Kedai-kedai penyedia makanan menyediakan tempat bagi para mahasiswa yang ingin memanjakan perutnya dengan pilihan menu makanan yang disediakan dan tentunya dengan harga yg terjangkau bagi kantong mahasiswa atau sekedar berkumpul dengan temannya, membicarakan serangkaian kegiatan yang telah mereka lalui hari ini. Kedai kedai ini tak pernah sepi pengunjung, selalu ramai, mahasiswa silih berganti berdatangan rasanya waktu 24 jam masih terasa kurang.

Setiap orang menyelami apa yang tengah mereka kerjakan. Dan pagi ini aku memilih bergegas membereskan kamar kostan dan langsung bersiap-siap menuju kampus, karena akan ada kelas pagi. Setiap hari aku selalu bersemangat untuk berangkat ke kampus, selain aku memang senang dengan pelajaran-pelajaran jurusan ku, aku juga bisa bertemu dengan teman-teman ku yang lain, ditambah lagi setibanya di kampus nanti aku bisa bertemu dengan dia.

Iya dia, dia adalah laki-laki yang bisa membuat ku merasakan lagi bagimana itu cinta setelah sebelumnya dikhianati. Dia berasal dari sekolah menengah atas yang sama dengan ku. Saat pengumuman masuk sekolah tinggi dulu, aku diberi kabar oleh teman sekelas bahwa aku dan dia diterima di Universitas dan jurusan yang sama. Mendengar kabar itu, tidak ada respon berlebihan yang aku keluarkan. "Oh yaudah" hanya itu yang ada di pikiran ku. Aku dan dia memang tidak dekat bahkan mungkin tidak saling mengenal, iya dia yang tidak mengenal ku, meskipun kelas kami bersebelahan.
Sesekali dia mendatangi kelas ku untuk menemui kekasihnya yang kebetulan kami sekelas. Tidak pernah ada yang istimewa antara aku dan dia. Entah takdir atau hanya kebetulan, tapi menurutku tidak ada yang kebetulan, semua yang terjadi sudah tertulis di alam sana.

Kamu dan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang