5

25 2 5
                                    

“Tih liburan yuk” ajak Arka disela-sela kesibukan menonton TVnya di kamar kostan ku

“Kemana?

“Ya kemana-mana, waktu itu lu bilang punya sodara kan di Garut? Kesana aja kita berendem air panas kayanya ajib”

“Boleh nanti gue bilang sama sodara gue dulu”

“Sip. Sia ikut yuk liburan ke Garut” ajaknya sambil berteriak di depan pintu kamar ku

“Ayok” Teriak Sia dari balik kamarnya.

“Eh Ka, lu ke kamar Sia dulu gih gua mau beresin kamar dulu bentar aja ko bentar”

“Emang beresin kamarnya mau di bongkar semuanya sampe gua disuru ngungsi”

“Yeu gimana yang punya kamar lah”

Sambil mulutnya bergerutu Arka pun meninggalkan kamar ku menuju kamar Sia kemudian dia keluar kamar Sia pergi ke kamar puri dan terus seperti itu aku bisa melihat tingkahnya dari dalam, tapi biarlah aku memang perlu membersihkan kamar ku.

Aku menurunkan baju-baju yang bergelantungan di paku-paku tembok kamar, memasukannya ke kerangjang baju kotor, aku mengelap meja kamar ku menata lemari dan ku sapu lantas mengepel lantai kamar ku. Hanya bekerja seringan ini saja rasanya gerah. Belum selesai pekerjaan ku Arka sudah masuk

“Waw udah rapiiii, gue boleh masuk dong yah” tanpa basa-basi lagi arka masuk dan langsung duduk di atas tempat tidur ku

“Belum selesai ih, itu sepreinya belum di ganti, awas ah”

“Nanti aja gantinya pas elu mau tidur, percuma kalo sekarang”

“Ih gamau awas ga” tapi tetap saja Arka tidak pindah dari tempat duduknya. Aku pun mengalah dan memilih memainkan handphone.

Drrrt..

Sebuah pesan singkat masuk, pesan ini dari Dafa

“Ratih, Arka di kostan lu nggak?”

Cekrek

Kemudian aku kirim foto Arka yang tengah asik duduk sambil memainkan handphone

“Oke, gue otw kesana”

Aku tak membalas pesannya. Lima menit kemudian Dafa sudah sampai dan langsung masuk. Tidak ada percakpan antara kita, aku masih asik dengan handphone ku dan mereka yang membicarakan entah tentang apa dan siapa tapi dari pembicaraan yang dibicarakan seperti aku tau pembahasan apa yang tengah mereka bicara. Sesekali aku mengerenyitkan dahi mencerna maksud dari obrolan mereka

“Coba yak Ka, gua tuh pengen ngajak main dia ke puncak tapi kayanya ga mungkin, eh kayanya si itu rada dijauhin yak sama anak-anaknya” kira-kira begitulah kalimat yang keluar dari mulut Dafa. Aku masih memasang kuping dengan seksama mencoba menerka siapa yang tengah mereka bicarakan sudah pasti perempuan, tapi siapa? Apakah teman sekelas kita? Atau beda jurusan, sesekali aku memalingkan pandangan ke mereka, melihat bagaimana ekspresi wajah dari dua sejoli yang sedari tadi asik bercerita tanpa menghiraukan ada orang yang memiliki kamar kostan ini.

“Yaa pasti kepo tuh, pasti dari tadi nebak nebak sendiri siapa yang lagi gua ceritain” sebuah kalimat ledekan yang keluar dari mulut  Dafa dan aku tidak menggubrisnya. Aku memang ingin tau siapa wanita yang dia ceritakan dan sepertinya dia menyukai wanita, bahkan dia ingin mengajak wanita itu main ke puncak. Tapi aku tidak ingin terlalu terlihat bahwa aku ingin mengetahuinya. Aku pun memalingkan wajah ku melihat kearah wajahnya sambil mengatakan “Yee siapa juga yang kepo sotau lu”

Arka pun beranjak dari tempatnya sekarang kemudian melepaskan seprei kasur ku dan menutupinya ke tubuh ku, dia lilit-lilit seprei itu di sekeliling tubuhku.

“Arkaaa”

“Hahaha” Arka dan Dafa tertawa puas secara bersamaan”

Hiii
Terimakasih pada semua yang sudah membaca sampai part ini.
Maaf ya kalo tulisannya masi kurang bagus huhu aku masi belajar nih :D
Aku minta banget komentar dan sarannya :)

Kamu dan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang