Tampak seperti biasa, langit menangis
Mencurahkan semua komplikasinya hasil ulah manusia tamak
Tampak seperti biasa, langit menangis
Tidak kuasa menahan kelakuan manusia yang terus mengacaubalaukan isi yang ada di dalamnya
Tampak seperti biasa, langit menangis
Rintik airnya seolah-olah merupakan sebuah curhatan, dan diceritakan segalanya kepada lautan luas
Tampak seperti biasa, langit menangis
Ia menangis melihat anak-anaknya di rusak, di cemari, di kotori dan tidak dijaga dengan piawai
Tampak seperti biasa, langit menangis
Kini merengek, mengadu pada Khalik
Bumi kita semakin tua, tertelan oleh waktu. Namun, mengapa perusakkan besar-besaran terhadap alam semakin menjadi-jadi?
Sepertinya kesadaran kita terhadap lingkungan sekeliling telah luntur
Tidak tampak seperti biasanya lagi, langit enggan untuk menjatuhkan air matanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Mind
PoetrySetumpuk kata yang mengalir deras dalam pikiran. Setumpuk kata yang terpendam dalam-dalam. Setumpuk kata dari kalbu yang berkesah. Keresahan penulis yang mencoba mencurahkannya dalam karangan tulis. Penganalogian kepada para pembaca. Jangan sekalipu...