05 - Langit

16 5 0
                                    

Tampak seperti biasa, langit menangis

Mencurahkan semua komplikasinya hasil ulah manusia tamak

Tampak seperti biasa, langit menangis

Tidak kuasa menahan kelakuan manusia yang terus mengacaubalaukan isi yang ada di dalamnya

Tampak seperti biasa, langit menangis

Rintik airnya seolah-olah merupakan sebuah curhatan, dan diceritakan segalanya kepada lautan luas

Tampak seperti biasa, langit menangis

Ia menangis melihat anak-anaknya di rusak, di cemari, di kotori dan tidak dijaga dengan piawai

Tampak seperti biasa, langit menangis

Kini merengek, mengadu pada Khalik

Bumi kita semakin tua, tertelan oleh waktu. Namun, mengapa perusakkan besar-besaran terhadap alam semakin menjadi-jadi?

Sepertinya kesadaran kita terhadap lingkungan sekeliling telah luntur

Tidak tampak seperti biasanya lagi, langit enggan untuk menjatuhkan air matanya

MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang