Chapter 2

16.7K 994 5
                                    

Arzan Pov:

Tepat hari ini aku berulang tahun. Dan ibuku pun sudah datang kebandung untuk merayakan ulang tahunku ke 28tahun. Yang akan dihindari olehku adalah ketika ditanya kapan nikah. Bagiku kata-kata itu sangat mengusik ditelinga.

Pagi ini aku sudah bersiap untuk pergi kekantor. Namun, aku memutuskan untuk membeli cappucino panas di mini market disebrang jalan untuk menghangatkan tubuhku. Entah kenapa bandung akhir-akhir ini menyejukkan. Mungkin memang sudah memasuki musim hujan.

Aku mempakirkan mobil di tepi jalan untuk mampir ke mini market, namun ketika ingin berjalan menuju mini market tersebut aku ditabrak oleh seorang wanita.

"Mba maaf saya tidak sengaja." Ucapku merasa bersalah

Namun tidak ada jawaban dari gadis tersebut. Gadis tersebut meninggalkanku begitu saja tanpa berkata apa-apa. Dan ketika gadis itu beranjak pergipun, mataku tak bisa berpaling darinya.

~~

Kini aku sudah sampai di kantor dengan membawa segelas mini cup cappucino. Baru saja sampai di lobby kantor, para pegawai wanita sudah terang-terangan melihat diriku seperti menggoda. Memang hal ini sudah terbiasa bagiku. Namun terkadang, memang sedikit menganggu karna membuat risih. Tapi, biarkanlah. Aku tidak bisa membuat wanita-wanita itu menutup matanya ketika berjumpa denganku. 

Akupun menuju ruanganku dengan menaiki lift. Ruangan kerjaku terdapat di lantai teratas yaitu di lantai 30. Cukup tinggi bukan? Memang sengaja aku memilih ruangan paling atas, agar bisa melihat keseluruhan kota bandung yang indah dari ruangan kerjaku. Melihat kebawah dari atas ketinggian terkadang membuat sedikit lebih relax bagi ku.

Ketika sampai di lantai 30, sekretaris pribadiku menyapa dengan lembut. 

"Selamat pagi pak arzan. Ibu pak arzan tadi menelfon, katanya siang ini akan menemui pak arzan di ruangan kerja." Ucap sinta sekretarisku

"Begitu ya. Baiklah, nanti langsung aja ibu dibawa masuk ke ruangan ya sin." Ucapku

"Baik pak." jawab sinta

Aku pun langsung memasuki ruangan kerjaku. Namun pikiranku seperti diganggu sesuatu. Aku terus menerus memikirkan gadis yang menabrak ku tadi. Wajahnya yang syahdu pun terus terngiang-ngiang di fikiranku. 

"Astagfirullah, ini kenapa mikirin gadis itu sih. Huft, lupakan ah. kalau aku fikirin terus bisa keganggu kerjaanku." gumamku

~~

Aku pun kembali bekerja seperti biasa. Dan tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul jam 12 siang. Saatnya aku ke masjid untuk melaksanakan sholat dzuhur. Bagiku sholat adalah kewajiban yang tidak boleh aku tinggalkan sesibuk apapun diriku. Alhamdulillah, dari kecilpun aku sudah ditanamkan soal perihal agama oleh kedua orangtuaku. Walaupun, aku juga tidak sempurna.

Setelah melaksanakan sholat aku kembali kekantor karena aku baru saja menerima telfon bahwa mama sudah didalam ruangan kerjaku.

"Assalamualaikum mah. Mama. Aku sangat rindu mama." Ucapku sambil memeluk mama yang sangat kurindukan

"Waalaikumsalam nak. Mama juga rindu sama kamu. Oiya, selamat ulang tahun ya sayang. Semoga kamu cepet nikah hehe."

"hem Iya ma. Oiya mama kesini naik apa?" Tanyaku

"Dianter pak maman dong. Supir kita kan cuma dia aja."

"Oiya ya. Mama sudah makan? mau makan apa?Aku pesenin ya?"

"Ngga usah nak. Nanti sore kan perayaan ulang tahun kamu. Mama sudah pesen cafe untuk kamu."

"Mama kok repot-repot banget sih. Aku engga perlu mah dirayain, ada mama disini aja aku udah senang. Lagian aku juga engga mau dirayain pake tiup lilin gitu kan nggak boleh juga." jawabku. Jujur saja, sebenarnya akupun tidak suka acara besar. Karna tidak menarik bagiku. 

"Iya nak mama tau. tapikan ulang tahun kamu jarang dirayain. Jadi anggep aja kali ini spesial. ok? Jangan membantah ya."Ucap mamaku 

"Iya ma iya. Demi mamaku tercinta. Tapi potong kue dan makan-makan biasa aja ya mah nggak ada pake tiup lilin segala."

"Iya nak. Yasudah mama mau keruma tantemu dulu. Nanti kamu jemput mama ya jam 3 diruma tante. Inget jangan sampai telat."

"Iya ma InsyaaAllah."Akupun mencium pipi mamaku.

Mama pun meninggalkan kantor dan bergegas kerumah tante Dina. Dan aku kembali bekerja dan bergelut dengan dokumen-dokumen yang harus aku selesaikan.

~~~

Waktu tidak terasa menunjukan pukul 02.50. Aku segera bergegas untuk menjemput mama dan juga tante Dina untuk perayaan ulang tahunku. Untungnya jarak antara kantor dan rumah tante dina tidak begitu jauh. 

Sesampainya diruma tante dina, aku mengucapkan salam dan menekan bel.

"Assalamualaikum tante Dina."

"Waalaikumsalam arzan. Duh, kamu ini jam segini baru dateng. Inikan ulang tahunmu, harusnya memberikan kelonggaran waktu dong." Ucap tante dina

"Hehe, maaf tan. Tadi kerjaan banyak banget. Nggak bisa ditinggal. Oiya, Semua udah siap? pergi sekarang aja yuk."

"Iya zan. Sebentar, tante panggilin mamamu. Kak, kak dewi.. ini arzan udah sampe. yuk berangkat sekarang." panggil tante dewi

"Emang mama dimana tan?"tanyaku

"ini mama disini zan." jawab mamaku datang dari arah toilet tamu.

"Yuk kita berangkat." tante Dina

Kami pun bergegas pergi ke cafe yag telah di pesan oleh mama ku. 

~~

Sesampainya kami ditujuan, kami memasuki cafe tersebut dan salah satu pelayan cafe menghampiri aku, tante dan mama. Dan aku tidak menyangka,  pelayan itu adalah wanita yang tadi pagi menabrakku. Kali ini aku tidak sadar, karna menatapnya sedikit lebih lama.

"Selamat datang kembali ibu dewi. Dan selamat ulang tahun untuk anak ibu dewi."Ucap wanita itu dengan ramah sambil sedikit melirikku.

"Terimakasih shakilla. Ini anak saya yang berulang tahun. Namanya arzan." Jawab mama memperkenalkanku

Shakilla dan Aku hanya saling menatap. Kami sedikit canggung, mengingat tabrakan tadi pagi. Ternyata, melihat dari dekat  gadis ini memiliki wajah yang cantik, badan yang mungil, rambut yang hitam panjang dan berkulit sawo matang. Sungguh indah ciptaanmu yaAllah. 

Tanpa di sadari Aku menatap shakilla dengan intens dan mama menyadarkanku.

"Arzan, mau sampai kapan kamu ngeliatin shakilla kaya gitu? Zinah mata loh itu."Ucap mama bercanda

"ah iya maaf." Akupun sedikit malu

"Silahkan duduk pak Arzan dan bu dewi dan ibu juga." Shakilla

"Terimakasih nak."jawab mama

"Semua makanan dan minuman sudah kami siapkan bu. Jika ibu butuh sesuatu panggil saya saja." Ucap gadis itu lalu pergi meninggalkan kami

Pesta ku sangat sederhana. Hanya sekedar makan makan saja dan potong kue tanpa ada tiup lilin. Ulng tahunku juga cukup spesial. Karna biasanya aku merayakan hanya dengan keluarga saja, tetapi kali ini teman-teman kantorku pun ternyata diundang oleh ibuku.

Tanpa disadari, mata ku tidak bisa beralih pada gadis yang sedang sibuk menyiapkan makanan untuk para tamu lainya. Aku terus memperhatikan gerak-gerik gadis itu.

"Ya Allah, ini kenapa jadi ngeliatin dia terus gini. Kan zinah mata yaAllah. Astagfirullahaladzim." Ucapku dalam hati dan mencoba mengalihkan pandanganku








My Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang