2

147 10 0
                                    

AUTHOR POV
.
.

Langkahnya ringan saat melewati lobi SMA Pelita bersama Pak Bon. Nafasnya tenang walau sesekali diselingi rasa gugup saat melihat beberapa siswa yang piket tersenyum padanya. Pak Bon mengantarnya ke ruangan Pak Rahman. Kepsek SMA Pelita.

" Non,bapak pulang dulu. Baik-baik di sekolah,Non"

 Pesan Pak Bon sebelum pergi meninggalkan Lumna di depan ruangan Rahman. Awalnya Pak Bon ingin mengantarnya sampai ke dalam,tapi Lumna menolaknya karena berpikir pekerjaan Pak Bon tidak hanya mengantarnya. Selepas ini Pak Bon harus mengantar Bi Atum ke pasar.

" Iya,pak."

Dia menyunggingkan senyumnya. Kemudian bergerak halus membuka knop pintu ruangan itu. Setelah masuk Lumna mendapati Rahman sedang berkutat dengan laptopnya padahal hari masih pagi.

Detik berikutnya Rahman menyadari keberadaan Lumna. Baru saja Lumna ingin mengambil nafas untuk sekedar basa basi dengan Rahman,Lumna sudah didahului dengan ucapan Rahman.

" Putri Lumna?"

Lumna hanya mengangguk pelan.

"Kelasmu 11 IPA 3. Mari saya antar" Lanjutnya lalu melangkah terburu mendahului Lumna.

Langkahnya mengikut begitu Rahman menegurnya yang masih berdiam diri setelah ucapan Rahman tadi.

Rahman melangkah sesikit lebih gesit dibanding Lumna, " Kupikir dia seramah kepsek di dalam cerita novel" Batin Lumna.

Langkahnya terhenti begitu melihat Rahman memasuki sebuah ruangan. Lumna masih di luar,memperhatikan sekitar ruangan itu. Dirasa itu kelas 11 IPA 3. Letaknya strategis yang diyakini selalu dilalui bayak siswa saat jam istirahat,pintu masuk yang menghadap tepat ke lapangan upacara dan basket,dilengkapi tempat duduk yang biasa dijadikan tempat tongkrongan para senior di pinggir lapangan basket selepas olahraga,dan beberapa pohon merindang yang menambah depan kelasnya itu sebagai tempat favorit sebagian siswa untuk sekedar mengademkan otak selepas belajar.

Lumna menoleh setelah mendengar Rahman memanggilnya. Dia melangkah masuk ke kelas itu dan mendapat banyak sorotan mata setelah dia berdiri di depan kelas.

Sejenak dia memandangi semua siswa yang diduduk sendiri-sendiri dan menerjemahkan tatapan mereka semua. Alih-alih menjawab seper empat dari mereka welcome padanya dan sisanya menatapnya biasa atau bahkan ada yang menatapnya tidak suka.

"Namanya Putri Lumna. Mulai sekarang dia adalah bagian dari kelas ini" Terang Rahman kemudian. Membuat beberapa orang menyapanya sedangkan yang lain mulai riuh dengan kesibukan mereka masing-masing.

" Dari sekolah mana lo?!" Teriak salah seorang cowok yang duduk di ujung ruangan di barisan paling belakang.

Teriakannya berhasil membuat seisi kelas diam dan menatap Lumna seperti sedang menunggu jawaban.

Detik berikutnya Rahman angkat suara,"Untuk alasan apa kamu bertanya,Darka?"

Seolah tahu bahwa pertanyaan cowok bernama Darka itu hanya sekedar basa basi saja.

Setelah Rahman berpamitan untuk keluar dengan Nyoman,guru IPA yang mengajar saat itu. Lumna pun dipersilakan duduk. Dan na'as nya tempat duduk Lumna di depan tempat duduk Darka.

Lumna sempat melirik ke arah Darka sebelum akhirnya dia duduk. Darka sedang mencoret-coret kertasnya,entah apa itu.

Dengan nafas lega Lumna duduk di tempatnya. Setidaknya Darka tidak kelihatan seperti cowok nakal untuk saat ini.

Pelajaranpun dimulai.

🐾🐾🐾

...

Everything [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang