.
.
Lumna menghela nafas setelah duduk di bangku kekuasaannya. Lumna tak peduli dengan sorotan mata seisi kelasnya yang memandangnya heran. Bahkan ada yang menatapnya lurus-lurus seolah ini adalah saat yang mereka tunggu.Sekarang jam istirahat setelah 4 jam pelajaran Budi tadi.
Pikirannya tak karuan semalaman. Hingga sebesit bayangan Keisha kecil bersama teman laki-laki sebayanya terlintas di otak Lumna.
Keputusannya untuk meminta Darka menjauhinya semakin bulat saat Lumna menyadari bahwa Darka terlalu menyimak percakapannya tadi pagi dengan Budi. Sangat terlihat wajah kekhawatiran itu. Lumna tidak ingin Darka masuk ke kehidupannya. Lagi.
Kehadirannya cukup membuat Lumna merasa risih. Dia tidak ingin Darka lama-kelamaan akan menjadi bagian penting di hidupnya.
Lumna bergerak mengeluarkan kotak bekalnya. Mengambil sepotong roti dan melahapnya. Tiba-tiba Darka telah duduk dihadapannya dan mengambil sepotong roti pula.
Lumna terdiam sejenak melihat Darka. Menyadari Lumna tak lagi bergerak melanjutkan aktivitasnya, Darka langsung mengambil roti yang tadi dimakan Lumna dan melahapnya.
" Tunggu diginiin dulu baru sadar." ucap Darka masih mengunyah roti di mulutnya.
Lumna melepas pandangannya," Kamu--"
" Ganteng." sela Darka cepat.
Lumna tak menjawab. Dia memilih diam dan mendorong kotak bekalnya kearah Darka.
" Buat gue? Oh, makasih lho.." ujarnya dengan cengiran khasnya.
Lumna tak bisa untuk tidak memandang Darka. Matanya masih mengarah pada manusia berlesung pipi di hadapannya ini. Bahkan dia tidak mengambil hati atas perkataan Lumna tadi pagi.
🌻🌻🌻
Siang ini tampaknya akan turun hujan. Seolah Tuhan ingin menyertai setiap kebersamaan mereka dengan hujan.
Tepat saat mereka sampai di tujuan hujan turun dengan deras.
Jika saja Darka tidak meminta untuk menemaninya ke toko buku mungkin Lumna akan menolak. Tetapi karena berhubungan dengan buku jadi Lumna menyetujuinya. Walau sedikit ragu saat melihat senyum jahil di wajah Darka.
" Ayo." Darka membukakan pintu kayu itu.
Lumna masih bengong melihat daerah sekitar bangunan itu. Bahkan bangunan itu tidak terlihat seperti toko, apalagi toko buku.
Lumna melangkah pelan memasuki bangunan itu. Setelah mengekori Darka, ruangan yang dia masuki malah terlihat seperti rumah.
Mereka disambut oleh banyak anak-anak. Anak-anak itu banyak memeluk Darka yang sekarang berjalan mundur ke belakang Lumna.
Lumna menoleh. Sangat terlihat anak-anak itu akrab dengan Darka. Sayup-sayup terdengar salah seorang anak menanyakan tentang dirinya kepada Darka.
Tak lama seorang perempuan menghampiri Darka. Dia terlihat seperti ibunya Darka saat melihat Darka mencium tangan wanita itu. Kemudian Darka memperkenalkan Lumna kepadanya.
" Ayo, Nak Lumna duduk sama Ibu." Kata wanita itu.
Minah namanya
" Kamu sudah berapa lama pacaran sama Den Darka?" Tanya Minah.
" ... Saya gak pacaran sama Darka, Bu. Kita cuma teman." Jawab Lumna menunduk.
" Pasti kamu orang spesial." Ujar Minah tersenyum paham.
" Den Darka itu anak baik, dia suka bantuin ibu, suka main sama anak-anak disini." Sambung Minah.
" Anak-anak ini--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything [SELESAI]
Teen Fiction[selesai] EVERYTHING . Disini akan ku beritahukan kepada kamu tentang segalanya. Tentang rencana mu yang tidak selalu sejalan dengan kehidupan, tidak selalu sama dengan keinginanmu, tetapi bagaimana dengan takdir? Bahkan takdir telah menyertaimu seb...