Part 4 - Aneh

43 9 2
                                    

~Sazi's POV

Aku yang kini berada dimobil Lex, terus mengunya makananku. Mimpi semalam menterus terbayang, hingga tak sadar ku mulai merasakan mual akibat mulutku terisi penuh dengan roti yang ku bawah dari rumah.

"Hey, kau tak apa Cil ? " Lex menunjukan wajah khawatir, dengan tangan setengah menyetir kemudian tangan sebelahnya memberiku minuman yang berada di mobilnya,

" Nih minum, apa kamu ngak kenyang Cil ? perasaan tadi mama kamu bilang, kamu lagi sarapan."

Air yang diberikan Lex kini kuminum sembari menepuk dadaku, untuk menelan makanan yang berada dimulutku, setelah semuanya tertelan dengan perasan lega, membuatku tak menghiraukan Lex.

"Cil ? "

Suara Lex menghentikan lamunanku, " Apa ? " seketika mataku melirik Lex yang sedang menyetir

"Dasar rakus. Sudahlah, lupakan! Jam berapa kau pulang ?"

Mendengarkan pertanyaan Lex, spontan kumelirik jam ditanganku, " mungkin agak kesorean, karena hari ini 3 mata kuliah "

" Aduh... sorry Cil, kalau jam 2-an aku bisa jemput, tapi sebentar ku ada kegiatan sore difakultas," wajah Lex menunjukan rasa bersalahnya.

Aku pun menepuk pundak Lex, " Tak apa, aku bisa pulang sendiri kok," dengan wajah sedikit kecewa.

Lex adalah sahabatku di SMA, kebetulan rumah kami satu kompleks jadi ia sering mampir kerumah, ia menyukai Sahsya dan udah berapa kali ditolak. Sebenarnya Lex termasuk dalam kriteria cowok tampan untuk Sahsya, entah mengapa ia malah menolak saat Lex mengutarakan perasaanya. Menurut yang kudengar ia menolak Lex sebab salah satu sahabatnya menyukai Lex, itulah yang membuat Sashya tak pernah menerima Lex. Tapi menurut pandanganku, ia menolak Lex sebab ia masih ingin bebas dan ingin mencari seseorang yang lebih tampan ketimbang Lex.

Sesampai depan fakultas, aku langsung turun dari mobil Lex.

"Aku duluan yah! "

"okey ! "

Kemudian mobil Lex mulai berjalan dengan cepat. Aku pun berjalan masuk menuju ruangan, untuk mengikuti perkuliahan.

....

~Author's POV

Jam perkulihan pun telah selesai, Sazi tengah merapikan buku-bukunya dan memasukannya kedalam tas.

" Sazia, kami duluannya " ucap beberapa teman dikelasnya.

"Iya." Jawab Sazi sembari merapikan beberapa buku lagi untuk dimasukan kedalam tas.

Langit pun terlihat gelap, saat itu Sazi hendak keluar mencari kendaraan umum namun tak satu pun kendaraan yang muncul. Sazi berusaha menghubungi Lex, tetapi handphone Lex saat itu tidak aktif. Ketika hendak menghubungi ibunya, tiba-tiba handphone Sazi yang mati.

"ajrit... " umpat Sazi.

Handphone Sazi mati bukan karena kehabisan betrai, tetapi akibat ia menghempaskannya tadi pagi.

Sazi terus berjalan, berharap kendaraan umum lewat. Hingga jarum jam kini menunjukan pukul 20.30 WIB, namun tak satu pun kendaraan yang muncul

"huu... sayang nyalah dong, aku janji ngak akan ngelemparmu lagi." Sazi yang mulai nampak stres, terus memandangi layar handphonenya berharap bisa berfungs untuk menghubungi Lex, ataupun Ibunya dirumah. Sazi kini duduk disebuah Halte tak jauh dari kampusnya.

~Sazi's POV

Baru saja kemarin ku mengalami kesialan mengapa hari ini terasa lebih parah sialnya, hingga tak satupun kendaraan umum yang lewat. Aku terus meratapi handphone yang kubanting tadi pagi dan terus saja menyalahkan diriku.

Magic! why ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang