Author'S POV
"Kau tak apa ?", Dizac menguncangkan tubuh Sazi.
Seketika Sazi sontak terkaget dan matanya memerah seperti menyaksikan sebuah kisah menyedihkan yang baru saja ia lihat.
"Aku tak apa-apa," Jawab Sazi
Tiba-tiba Sazi menarik tangan Dizac dan masuk bersamaan menemui ibu mereka. Dizac yang nampak keheranan melihat tingkah Sazi yang awalnya bersikap dingin, kini malah memegang tangannya.
"Ma, boleh aku keluar bersama dizac," ucap sazi yang kini berada di depan ibunya, bunda Helen dan sahsya.
"Aduh boleh nak, Dizac bawah neng Sazi jalan gih", bunda Helen nampak senang mendengar ucapan Sazi yang meminta izin
Mata Dizac tiba-tiba melototi wajah Sazi yang, ia anggap aneh namun entah mengapa ia tidak menepis perkataan Sazi yang berbicara secara sepihak tanpa persetujuannya
Wajah Sahsya memerah dan tidak berpaling melihat tangan Sazi yang berpegangan dengan tangan Dizac. Ia pun juga merasa kaget mendengar ucapan saudara kembarnya itu.
"Kau baru saja keluar dari rumah sakit Cil, apa tak masalah sayang?," ucap Sefnia.
"Iya, kau tak boleh pergi !", Sahsya pun ikut melarang Sazi.
"Aku tak apa ma, aku sudah sehat kok," Sazi berusaha meyakinkan ibunya, ia tak peduli dengan ucapan Sahsya meskih ia pun tau bahwa Sahsya mengincar Dizac.
"Baiklah, ingat jangan pulang kemalaman"
"Makasih ma"
Sazi kini, berbalik menuju pintu keluar dan masih mengengam tangan Dizac, dan Dizac malah hanya mengikuti langkah Sazi yang berjalan didepannya. Mata Dizac terus memperhatikan tubuh Sazi yang kecil yang mungkin setinggi dadanya, tanpa ia sadari kini mencul senyuman kecil yang bersembunyi dari balik bibirnya
"Mobil mu yang mana?," Sazi kini menatap wajah Dizac.
Dizac yang sedari tadi hanya mengikuti Sazi, tanpa sedikit pun bersuara kini melepas tangan Sazi dan malah tertawa.
"Are you crazy?, kenapa kau tiba-tiba bersikap aneh."
"Hey, aku tanya mobil mu yang mana ?," Sazi nampak kesal, melihat Dizac menertawakan dirinya. Namun ia berusaha menahan diri.
"Aku tidak datang dengan mobil, tapi-"
Telunjunk tangan Dizac mengarah kesebuah Kendaraan bermotor yang nampak terlihat sangat keren untuk di kendarai seorang cowok.
"KAU SERIUS?"
"Yeah"
"Bagaimana dengan tan... Upss maksudku bunda mu?"
"Yah, bundaku bukan sembarangan ibu-ibu"
"Baiklah, sekarang ayo pergi"
"Kemana?"
"My home!"
"Ngapain juga aku harus mengantarmu pulang, ibumu kan bisa"
"Sudah, jangan banyak bicara".
...
Saat perjalanan, mereka berdua diam tanpa suara. Hanya suara bising motor dan kendaraan lain yang dapat didengar.
Kini mereka berada di halaman rumah Sazi, dan kini Sazi turun dari motor dan menyerahkan helmnya kepada Dizac.
"Thanks," ucap Sazi sembari merapikan rambutnya.
"Ya, gitu dong. Abis ditolong ada sopan santunya," Dizac membalas perkataan Sazi dengan sedikit sindiran.
Sazi hanya diam dan memasang senyuman kecil dibibirnya. Dizac yang melihat senyuman Sazi tiba-tiba saja wajahnya memerah dan seperti ada detakan yang kencang dalam dadanya ia pun langsung memalingkan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic! why ?
FantasíaSeorang gadis yang mendapatkan kekuatan misterius, entah mengapa kekuatan itu sedikit menyakitinya! Berawal dari sebuah mimpi hingga, terbawa kedunia. Ada sebuah rahasia yang disembunyikan dari gadis itu. Mengapa sampai ia harus memiliki kekuatan ya...