Part 8 - WE STARTED

35 6 4
                                    

Sazi's POV

Alangkah terkejutnya aku, melihat mereka bersujud dihadapanku. Sambil meneriakan sebuah kata yang Asing bagiku. Akupun melangkah mundur dari tempatku berdiri, dan Anak itu siapa ? Hingga membuat mereka bersujud dengan mudahnya.

"Kau mau kemana Sazia?," Ignes mencoba meraih tanganku.

Namun saat-saat itu, aku benar-benar syok dan kemudia berlari meninggalkan ruangan tersebut.

Tak.. Tak.. Tak...

Ku mendengar sebuah langkah kaki mengejarku, dan rupanya Ignes berada dibelakangku.

"Merdiasum," ucap Ignes

Ia mengucapkan kata yang terdengar seperti mantra. Tiba-tiba tubuhku melayang seperti kapas.

"Turunkan aku," sontak aku berteriak.

Dari arah atas, ku melihat wajah Ignes nampak lelah mengejarku.

Dan seekor tupai berdiri disampingnya.

"Tenang Sazi, aku akan menjelaskan semua padamu." ucap Ignes

"Bagai mana aku bisa tenang, turunkan aku sekarang,"

Ignes akhirnya membuat tubuhku kembali semula.

"Sazi, akan ku cerita sebuah kisah padamu," Ignes memelukku dengan lembut hingga aku merasa tenang.

Ia pun membawaku kesebuah ruangan yang hanya dikelilingi berbagai bungan yang kontras dengan warna tembok putih, yang menambah kesan damai. Mataku hanya terpaku melihat rangkaian bungan itu.

"Sazi, aku harap kau bisa menerima semua cerita yang akan aku sampaikan ini," Ucap Ignes dengan mata yang mulai nampak serius.

Aku tiba-tiba fokus mendengarnya, dan hanya menganggukan kepalaku, mengiyakan perkataannya.

"Aku sebenarnya, adalah ponakan dari ibumu. Dan kau adalah saudara sepupuhku," Ignes berbicara membelakangiku hingga aku tak tau bagai mana ekspresi wajahnya.

"Tidak mungkin, aku sebenarnya ada dimana. Dari tadi aku mempertayakan hal itu, yang awalnya dikamarku, masuk dalam lingkaran aneh, hutan, pohon bahkan mantra-mantra yang kau ucapkan?,"

Ignes membalikan tubuhnya dan mengengam kedua tanganku.

"Sazia, kau sedang berada di Negeriku, Negeri asli Ibu,"

"Dimana?, apa ini Swiss?, belanda?, atau kita di Amrik?," aku begitu antusias dan merasa senang. Namun semakinku fikirkan suasana disini seperti kerajaan, dan bahkan didalam hutan. Tak ada kendaraan moderen, cafe atau tempat sejenisnya.

"Tidak Sazi, ini diluar dugaanmu. Kita berada di Dimensi berbeda. Ini Negeri Affection"

"Affection, Dimensi lain ?," aku berusaha keras mencerna perkataan Ignes.

"Iya, Dunia kami berbeda dengan dunia yang kau tinggali. Yang kau lihat ini adalah tempat persembunyian kami, didalam hutan."

"Hutan ?" tanyaku yang tak begitu paham akan situasi yang Ignes ucapkan.

"Affection adalah Negri yang penduduknya bisa hidup dengan sangat lama, dan kelurga kerajaan dianugrahi kehidupan yang jauh lebih lama namun tetap mempunyai batasan hidup,"

"Bukannya itu KEREN"

"Kami bersyukur sekali, semua nampak terlihat damai. Namun saat itu kakek, yang sudah hidup lama dari kita semua harus menghilang dan akhirnya memberikan tahtanya pada ibumu, namun ia membuat kesalahan"

"Kesalahan seperti apa maksudmu?"

"Ia masuk kedalam dunia fana, hingga ia mencintai manusia bisa. Hingga akhirnya ia meninggalkan tahtanya dan memberikannya padaku,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Magic! why ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang