9. Show me the right way

18 1 1
                                    


"Kenapa dia gak kasih sendiri bukunya ke gua?" Juan bingung setelah mendapati Fira yang menyerahkan buku catatan Flow.

"Katanya gak sempet." Jawab Fira cuek.

"Masa? Sibuk ngapain emang?"

"Nyatet materi."

"Lo gak temenin dia?"

"Enggak kayanya dia mau pergi sendiri."

"Dimana?"

"Di perpus."

"Sekarang?"

"Et dah lo bawel banget sih. Banyak nanya. Udah ah gua cabut." Fira langsung ngeloyor tanpa mau mendengarkan pertanyaan Juan yang aneh lagi.

'Ada yang gak beres sama Flow.' Batin Juan gusar.

Dia segera pergi menuju perpustakaan untuk mencari keberadaan Flow.

Baru saja dia ingin menginjakkan kaki ke dalam perpustakaan, Clara mencegatnya.

"Mau ke perpus? Aku ikut ya?"

Karena Juan tidak ingin membuang waktunya. Jadi dia menganggukkan kepalanya cepat lalu diiringi senyum dari Clara.

"Kamu mau ngapain disini?" Tanya Clara lagi saat sudah di dalam perpustakaan.

"Nyari sesuatu." Jawab Juan cuek, sambil menatap intens setiap sudut perpustakaan untuk mencari Flow.

"Pasti maksud kamu cari materi kan?"

"Gak ada." Gumam Juan kesal.

"Apanya yang gak ada?"

"Engga, gak penting. Aku mau balik aja." Jawab Juan kecewa.

"Loh? Tadi katanya mau nyari materi?" Clara jadi bingung dengan Juan yang berubah-ubah.

"Engga jadi."

"Yaudah temenin aku disini bentar ya? Mau baca novel." Rengek Clara.

Juan pun mengiyakan, 'nanti lagi bisa nyari Flownya' pikir Juan.

Mereka duduk bersebelahan di kursi panjang yang ada di pojok. Selagi Clara membaca, Juan membuka hpnya, mengecek barang kali ada chat dari Flow. Nyatanya tidak ada.

Lama kelamaan kepala Clara jadi bersandar di bahu Juan. Lalu dia melingkarkan tangannya di bahu Juan.

Jujur saja, Juan juga menyukai hal ini. Dia mencintai Clara.

Juan merespon dengan melepaskan tangan Clara lalu merangkulnya dan menarik Clara agar lebih dekat.

Clara tentu amat menyukainya. Lalu Juan mengelus rambut Clara lembut sambil sesekali mencium puncak kepala Clara.

"Aku capek Ju dan sekarang akhirnya kita bisa kayak dulu lagi. Begini." Ucap Clara sambil memejamkan kedua matanya.

"Aku juga." Ucap Juan singkat sambil terus mencium puncak kepala Clara lembut yang kadang sampai ke daerah telinga Clara.

Disisi lain, hatinya berteriak memintanya untuk memikirkan Flow. Bagaimana kalau dia melihat ini?

Air mata merembes dari kedua matanya. Lama lama dia terisak. Tapi suaranya ditahan sekuat tenaga agar tidak terdengar oleh orang lain.

Dia tidak menyangka dengan apa yang dilihatnya saat ini. Hatinya hancur berkeping-keping. Harapan untuk hidup bersama dengannya sudah pupus.

'Aku disini Ju, di balik lemari, melihat kalian. Tega banget kamu Ju sama aku.'

'Kamu pembohong, penghianat.'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Primrose FlowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang