I'm stuck for this story. So sorry if this part too bad -.-
☆
"Juan sayang, mamah sama papah udah dateng nih." Claudi masuk ke rumah besarnya sambil celingukan.
"Loh, ini Juan kemana ya pah?" Tambah Claudi.
"Mungkin dikamarnya kali mah."
Claudi manggut-manggut. Lalu mereka berdua naik ke kamarnya Juan.
Claudi mengetuk pintu Juan pelan. "Juan, mamah sama papah udah sampai nih, kamu didalam kan? Mamah sama papah masuk ya?" Tanpa jawaban Claudi memutuskan membuka pintu itu lalau masuk bersama dengan Bagas.
Terlihat jelas puteranya itu sedang duduk di pinggir ranjang. Claudi menggelengkan kepalanya melihat tingkah puteranya. "Juan, kamu dari tadi dipanggil kok nggak nyahut?"
"E,eh mamah sama papah." Juan gelagapan sambil menyeka air mata yang menetes dari ujung matanya.
"Loh kamu kenapa?" Claudi mendekat lalu duduk disamping Juan.
"Engga mah, cuma ngantuk aja." Jawab Juan singkat lalu berusaha tersenyum.
Bagas melangkah pergi keluar dari kamar anaknya. Ia tahu, ini adalah waktu seorang ibu dan anak berbicara.
"Kamu bohong sama mamah. Kelihatan banget tahu." Claudi menangkup wajah Juan seperti anak kecil. "Cerita sama mamah. Ada apa?"
Juan bingung. Ia tak tahu harus menceritakan permasalahanya atau tidak. Tapi, Juan sudah memutuskan bahwa Dia akan menyelesaikan permasalahannya sendiri tanpa campur tangan siapa pun.
"Mamah apaan sih, udah ah aku ngantuk. Aku mau tidur. Mending mamah istirahat kan capek abis perjalanan jauh." Usir Juan.
"Ih dasar kamu ya, sekarang jadi anak songong. Baru ditinggal beberapa hari aja udah begini kelakuan kamu." Claudi menggeleng gelengkan kepalanya lucu.
Juan mendorong mamahnya keluar dari kamarnya. "Ih aku ngantuk beneran tau. Udah sana." Ucap Juan bercanda.
Claudi dan Juan memang seorang ibu dan anak yang tidak kaku. Mereka seperti teman. Jadi hal seperti ini tidak akan menyinggung Claudi.
"Iya iya. Nanti kalau kamu udah siap cerita, mamah siap jadi tempat sampah kamu kok."
"Jadi truk sampahnya boleh?" Canda Juan lagi.
"Yeh kamu makin lama makin songong yah."
Juan terkekeh. "Maaf mah aku cuma bercanda kok."
Claudi mengelus puncak kepala juan lembut. "Iya mamah tau kok."
"Yaudah kamu tidur aja dulu, nanti malam kita ke rumah Prim ya?"
Juan tersentak mendengar nama gadis yang sedang jadi pusat pemikirannya beberapa hari ini disebut.
"Loh, kamu kok kaget begitu?"
"Engga. Gapapa mah. Iya, nanti Juan ikut kok."
"Baguslah, take a rest ya sayang."
Claudi lalu pergi dan Juan segera menutup pintu kamarnya.
☆
Flow mengulet tak jelas. Ia memandang dirinya di cermin.
Untuk apa aku bersemangat bertemu dengan Juju? Tidak. Aku masih marah dengannya. Batin Flow.
Apa katanya? Pulang dengan Clara? Dia itu siapanya Juan sih. Kenapa juga Juan lebih milih pulang sama dia daripada aku? Batin Flow lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Primrose Flow
Teen FictionAku pernah mencintai, memperjuangkan cinta ku sampai titik darah penghabisan. Namun itu dulu sebelum aku sakit. Sekarang, aku memilih pergi dan tak memperjuangkanmu lagi.