02

469 20 3
                                    

"Ditekuk aja itu muka Kee, gimana sama pak Dio?" kata Rara saat gue mendudukan diri di meja kantin tempat mereka berada.

"Gue dapet tugas makalah 5000 kata anjir! Pengen nikah aja deh rasanya, abang lo masih available kan Dwi?" ucapku frustasi yang dihadiahi pukulan lengan oleh Dwi.

"Mimpi ae lo. Walaupun negara api diserang sama orang-orang dari negara air, kaga pernah ada terlintas di fikiran gue jadiin lo kakak ipar. Jangan sampe deh,"

"Sama adek gue mau gak, Kee?", timpal Vima menambahkan.

"Anjirlah, mau jadi apa gue nikah sama anak sd kelas 2?" ucapku menghembuskan nafas berat.
"Lagipula, emang gue sehina itu banget apa? Liat besok ya, gue jadi Miss Universe 2037, nyesel lo ga jadiin gue kakak ipar,"

"Serah mimpi buruk lo itu Kee," ucap Dwi yang diikuti tawa oleh kita semua.

*****

Jam dinding dikamar sudah menunjukkan pukul 03.36 dini hari. Benar-benar hari yang melelahkan.

Aku sudah meminum 5 botol kaleng kopi untuk membuat mata ini tetap terjaga, rasanya seperti ada tumpukan pasir didalamnya.

Tugas makalah manajemen pun saat ini masih belum terselesaikan, 3545 dari 5000 kata, cukup untuk membuat pusing bukan kepalang.

Lingkar hitam akhirnya menghiasi mata cekung milikku, yang bisa dibilang 11 12 dengan milik panda. Mungkin panda pun akan mulai minder liatnya.

Ini semua ulah si manusia kutub itu, gara-gara pak Dio!

*****

Tuturut rurut turutut...

"Baru tidur padahal, masa udah bunyi aja sih alarmnya?" gumamku kesal, bunyi alarmnya benar-benar mengganggu. Padahal aku baru saja tidur jam 8 tadi, setelah menyelesaikan makalah yang sempat buntu ide itu.

Diluar, Qyla juga sudah berteriak dan menggedor kamarku, untuk membuatku terbangun.

"Kee bangun, udah jam 9, kita ada kelas umum jam 10!"

"Gue baru aja tidur Qyl, 10 menit lagi bangunin ulang ya. Serius deh, ini ga kuat matanya ngebuka,"

"Iyaudah, 10 menit lagi gue bangunin ulang ya,"

Dan aku melanjutkan tidur di 10 menit berharga ini...

*****

"Lo sakit? Pucet banget," sapa Vima ketika aku keluar dari kamar. Padahal hari ini aku sudah memakai riasan lebih dari biasanya, untuk menutupi jejak begadang yang tercipta.

"Biasa vim, begadang gara-gara tugas si manusia kutub, baru aja jam 8 tadi tugas makalahnya kelar. Kalau ga ada kuliah umum, rasanya gue pengen lanjut tidur aja deh,"

"Semangat sayang, ambil hikmahnya aja, kan lo jadi bisa ngobrol sama cowo ganteng," ucap Vima cengengesan.

"Gue sih ga haus kek lo, Vim," ucapku yang dibalas muka mesem Vima.

"Jahat lo emang,"

*****

Setelah kelas kuliah umum dibubarkan, aku langsung pergi ke kantor pak Dio untuk memberikan tugas makalahnya.

"Permisi pak, saya mau bertemu dengan pak Dio untuk memberikan tugas makalah perbaikan nilai," ucapku pelan kepada petugas administrasi di ruangan dosen.

"Silahkan masuk dik, pak Dio sudah datang dan ada di mejanya,"

"Terima kasih pak,"

Langsung saja aku bergegas memasuki ruangan pak Dio.

"Permisi pak, saya mau mengantarkan tugas makalah untuk perbaikan nilai matkul manajemen 1,"

"Taruh saja disana," ucap pak Dio sambil menunjuk meja disebelah pintu tempatku masuk tadi.

"Terima kasih pak," ucapku yang hanya dibalas tatapan dengan arti yang sulit.

Wah ngerjainnya berjam-jam, dibalas hitungan detik? Sedih rasanya...

Jangan lupa saran, komentar, dan vote ya! Terimakasih😊

Sweetest FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang