Aku mendengarkan lagu-lagu "Nirvana" lewat speaker dengan volume kencang, sambil mengeringkan rambutku yang masih basah sisa mandi tadi. Hari ini aku mendengarkan lagu dengan santai, biasanya sehabis mandi, kugibaskan rambutku sambil melompat-lompat diatas kasur,membayangkan bahwa aku sedang menjadi ROCKSTAR yang manggung menggunakan kostum anduk dan setengah telanjang.
Aku melihat kearah jendela yang basah karena hujan. Sesaat aku terhanyut dalam lamunan. Aku beranjak dari arah jendela, dan berpindah posisi menuju lemari baju, kubuka lemari baju, dan melihat foto-foto masa kecilku yang tertempel dalam pintu lemari dengan selotip hitam. Aku berfikir, 'gimana ceritanya, ibu dan ayah PDKT sampai akhirnya melanjutkan hubungan yang serius dan terlahirlah aku yang brengsek ini?'. Aku cabut salah satu foto yang tertempel, kupakai baju dan celana lalu pergi keluar kamar untuk menghampiri ibu.
Aku pergi menuruni tangga, kulihat dari arah ruang tamu, ibuku sedang mengobrol dengan seorang perempuan, kira-kira dia seumuran denganku.
'Ringgo..' kata ibu.
'Ya bu?' jawabku, sambil menyembunyikan foto yang sudah kusiapkan untuk mengintrogasi ibu.'Sini deh...' kata ibu sambil, melambai-lambaikan tangannya kearahku.
'Ada apa bu?'
Aku menghampiri ibu yang sedang duduk disofa.
'Kenalin, Ini namanya Rinjani, calon bestfriend ibu kayanya nih' sambil menunjukan tangannya kearah perempuan itu.
'Halo' kata dia sambil senyum.
Aku tersenyum.
'Cantik yaa dia, ibu setuju kalo dia jadi pacar kamu' kata ibu bercanda.
Jujur, kurasa semua ibu-ibu diseluruh dunia memang seperti ini. Apapun yang goodlooking menurutnya, pasti saja berakhiran dengan perjodohan yang memaksa. Aku tau ini trick untuk mencairkan suasana, tapi bu.. Please, ini era modern dimana ada banyak kata yang bisa dipakai selain itu.
'Ringgo! Ngelamun aja kamu!''Ya terus aku harus ngapain bu???, salto? Kan enggak'.
Mereka tertawa.
Ibu menjelaskan kenapa rinjani bisa nyasar kesini, kata ibu Rinjani itu pindahan dari jakarta, dan dia kemari untuk berkenalan sebagai tetangga baru, tadi ada ibunya rinjani. Cuma, tadi sedang ada tamu juga dirumahnya.
'Lah terus kenapa rinjaninya menclok disini?''Huss, kamu kira dia kakatua apa! Ibu yang tahan dia, mau apa kamu?!'
Kami tertawa, jujur ibu memang begitu. Iya memang ramah dengan siapa aja, termasuk kucing yang mencuri ikan dikolam kami.
Aku melihat kearah rinjani, benar kata ibu. Dia cantik, rambutnya panjang, kalau senyum. Giginya keliatan. Cocoklah jadi kembang komplek.
'Eh iya, kamu belum ibu kasi minum ya.' tanya ibu kepada rinjani.'Gausah ibu, makasih.'
'Alaah gausah gitu, bentar ya ibu ambilkan. Kamu ngobrol dulu sama ringgo' kata ibu sambil meninggalkan ruang tamu.'Iya, makasih bu..' kata rinjani.
Aku melihat kearah rinjani, dia terlihat tidak nyaman dengan suasana ini. Posisi duduknya berubah-ubah seperti ibu-ibu yang kena ambeyen.
'Aku gapercaya' kataku, mencoba mencairkan suasana.
'Hah? Gapercaya kenapa?'
'Iyaa, aku gapercaya. Aku lagi ngobrol sama gunung.'
Rinjani tertawa.
'Dan sekarang gunungnya ketawa' lanjutku.
'Ini tuh cuma nama tau haha, aku juga bingung!'
'Iyaa maaf haha, Bingung ?? Karena?'
'Iya, masa sekarang aku ngobrol sama burung beo'
'Galucu' kataku sedikit tertawa.
Dan akhirnya kita tertawa.
'Ibu kamu baik.' terus rinjani.
'Kamu juga.' kataku.Rinjani terdiam, kulihat pipinya memerah. Aku tersenyum. Dari arah dapur ibu menghampiri kami sambil membawa minuman dan camilan.
'Naah ini, diminum sayang.' kata ibu, sambil meletakan camilan dan minunannya dimeja.
'Duh, ibu makasih. Maaf bu kalo ngerepotin' kataku.'Bukan buat kamu! Buat rinjani!'
'Ya minta laah!'
'GABOLEH! BUAT TAMU!'Rinjani tertawa.
Rinjani akhirnya pulang, karena sudah hampir magrib. Katanya dia bakal sering main kesini, aku tau itu cuma basa-basi. Tapi gapapa, aku bersyukur kalo dia bersungguh sungguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
KELABU
RomanceJika rindu itu makanan, jangan pernah biarkan dia mubazir. -Ringgo