2 - Sedikit Senyuman

76 2 1
                                    


"Assalamualaikum mah."

"Waalaikumsalam, kamu udah pulang?" Hanan mencium tangan ibunya Dina yang sedang menonton TV.

"Iya mah, mamah masak apa nih?" Hanan berjalan ke meja makan.

"Soto ayam kesukaan kamu, ganti dulu sana bajunya baru makan."

"Diki mana belum pulang? Kemana dia?" Tanya Hanan sambil mengambil kerupuk.

"Dia ada les tambahan disekolah, makannya belum pulang tapi mamah udah bilang nanti kamu yang jemput dia." Jawab Dina dengan berjalan ke arah Hanan.

"Iya, nanti aku jemput dia. Papah masih di kantor?"

"Iyaa papah masih ada kerjaan sampe malem. Tuh kamu kebiasaan, ganti baju dulu sana." Ucap Dina yang kini menegurnya.

"Hehe..iya iya mah."

Begitulah Hanan bila sedang dirumah, lebih tenang dibanding saat disekolah yang dingin dan tidak banyak bicara. Sebenarnya dia seorang yang penyayang terlebih pada ibu dan adiknya. Kini Hanan berjalan menuju kamarnya, lalu duduk di tepi kasur sebentar. Lalu ia meraih handuk yang digantungkan di dekat kamar mandi. Dia merasa hari ini terasa panas.

Selesai mandi Hanan keluar kamar dengan menggunakan kaos hitam polos dengan celana pendek selutut berwarna coklat muda. Dia berjalan menuju meja makan. "Abis ini aku langsung jemput Diki ke sekolah." Ucap Hanan duduk. Dibalas anggukan pelan oleh ibunya.

***

Adel yang baru memarkirkan motornya memilih duduk di koridor depan kelas untuk menunggu sambil memainkan ponselnya. Lima menit kemudian yang ditunggu akhirnya datang, diikuti teriakan dan tawa dari anak-anak yang berlarian karena sudah tak sabar untuk segera pulang, mereka berlari menuju orang tua mereka masing-masing yang menjemput. Suasana itu membuat Adel tersenyum.

"Del, lu tunggu situ gua ke ruang guru bentar."

"Iya bang."

Adel kembali melihat ke anak-anak yang berlari sambil tertawa karena waktu pulang tiba, meninggalkan sejenak pelajaran yang mungkin membuat mereka pusing. Jangankan mereka yang masih kecil, Adel saja disekolah bila jam pulang tiba dia merasa lega karena dia bisa istirahat sejenak memikirkan soal yang susah setengah mati.

"Kak, aku boleh duduk disini?" Mendengar suara memanggilnya, membuat Adel menoleh.

"Eh, boleh dong sini," ucapnya mengajak anak kecil itu duduk disampingnya. "Kok kamu belum pulang? Kenapa?" Lanjutnya.

"Aku lagi nungguin kakak aku jemput, aku Diki." Dengan senyuman manis dia mengulurkan tangannya.

"Haha..kamu lucu ya, aku Adel." Adel membalas uluran tangan Diki dengan gemas.

"Kak Adel nungguin siapa? Kok sendirian?"

"Kakak nungguin pak Bagas." Jawab Adel mengelus rambut Diki.

"Kakak pacarnya pak Bagas? Kakak cantik hehe." Diki bertanya dengan wajah polosnya.

"Haha..kamu juga ganteng kok. Bukan, kakak adiknya pak Bagas." Jawab Adel sambil mencubit pipi Diki.

HANANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang