9 - Si Cerewet

45 2 0
                                    


Setelah berpamitan pada Caca dan keluarganya mereka langsung pulang, Adel hanya bisa mendoakan pada Caca supaya dia diberi kekuatan dan kesabaran atas kepergian ibunya. Rizky dan Tomi memutuskan pulang duluan dengan alasan balik lagi ke sekolah karena ingin membawa motor Tomi yang ditinggal disana. Akhirnya Adel terpaksa ikut pulang bersama Hanan karena Rizky sudah menitipkannya pada Hanan dan Hanan mengangguk tanda setuju. Hanan dan Adel pulang bersama lagi, di sepanjang jalan Adel hanya diam tak bersuara. Hanan yang melihat itu di spion motornya , memecah keheningan.

"Udah jangan nangis terus, kalo gitu Lo sama aja kayak s Caca." Hanan bersuara.

"Maksud kakak apa ngomong gitu?"

"Sama-sama cengeng, Lo sendiri bilang harus kuat dan sabar, tapi lo sendiri yang nangis. Aneh." Jelas Hanan.

"Apaan sih gak lucu." Adel memukul punggung Hanan dengan wajah cemberut.

"Emang gue lagi ngelawak?" Hanan bertanya.

"Hehe..Enggak sih." Adel tertawa nyengir.

"Tuh bisa senyum, biasanya lo banyak omong." Adel memalingkan wajahnya karena tidak bisa menahan senyumnya.

Hari sudah mulai sore ,motor Hanan terus melaju menyusuri jalanan. Kedua kalinya Hanan mengantarkan Adel pulang. Adel merasa bahagia sekali, meskipun bukan niat Hanan sendiri tapi Adel merasa seperti sudah berpacaran di antar pulang dari kemarin. Hanan yang melihat Adel sesekali di spion hanya diam saja. Lalu menepikan motornya di pinggir jalan.

"Bentar ya, ada telpon." Hanan memberi tahu lalu turun sebentar menjauh dari motor.. Adel hanya mengangguk pelan lalu ikut turun.

"Iya mah."

"....."

"Lagi dijalan, kenapa?"

"....."

"Aduh mah, aku gak tau bahannya apaan aja. Lagian aku mau nganter temen pulang."

"....."

"Cewek."

"....."

"Enggak ahh mah aku gak enak sama dia."

"......"

"Hallo, mah halo." Sambungan terputus.

Hanan memasukan ponselnya ke saku celananya lalu berjalan menuju motornya. Namun dia berhenti dan menatap Adel. Adel yang di tatapun merasa bingung.

"Kenapa?" Tanya Adel kebingungan dengan tatapan heran.

"Gini, emm..Lo mau gak...." Hanan menjeda ucapannya.

Ya ampun, ya ampunn..kak Hanan mau ngomong apa sih, kok di potong-potong gitu. Apa jangan-jangan dia mau nembak gue ya..ahhhh beneran ini , Bu anak ibu udah gak jomblo sebentar lagi!. Adel membatin dengan halusinasi nya.

"Lo mau gak...." Belum Hanan menyelesaikan ucapannya , Adel malah memotongnya.

"Mau mauu kok." Adel menjawab dengan lantang. Membuat Hanan heran.

"Mau apa? Gue kan belom selesai ngomong." Hanan menjawab dengan dingin.

"Eh..emang Lo mau ngomong apaan?" Adel jadi malu sendiri.

"Gue nanya Lo mau gak nganter gue beli belanjaan ?? buat bikin kue. Soalnya gue gak tau bahan-bahannya apa aja. Gue takut Lo gak enak aja dan gak mau. Makannya gue tanya dulu."

"Oooooh gitu yaa, emm..Iyaa boleh kok." Jawab Adel.

"Ya udah kalo gitu langsung berangkat aja ya, gimana?" Hanan bertanya lagi.

HANANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang