16 - Mulai Pergi

52 2 0
                                    


Tiga bulan sudah berlalu, Ujian Nasional bagi kelas XII sudah mulai memasuki hari terakhir. Semua siswa belajar sungguh-sungguh untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan masuk perguruan tinggi yang mereka inginkan, tak terkecuali Hanan yang ekstra belajar setiap hari agar bisa melanjutkan di universitas yang selama ini dia inginkan. Tak ada kata bosan untuk terus belajar bagi Hanan agar mendapat nilai memuaskan.

"Del..kak Hanan sama temennya lewat Del buruan." Gita memberi tahu Adel dengan heboh. Adel langsung berlari dan berdiri di pinggir Gita dengan wajah sumringah. Lalu Naya mengikuti dan semua siswi dikelas itu ikut melihat keluar, pintu kelas pun jadi sempit dan desak-desakan.

"Mau ke kantin ya mereka?" Tanya Adel. Hanan dan teman-temannya berjalan turun dari lantai dua yang dijadikan tempat untuk melaksanakan Ujian Nasional supaya tidak tergganggu. Lalu kelas X di pindahkan ke kelas bawah.

"Asliii parah ganteng-ganteng yaa mereka, baru sadar gue." Gita ikut terpesona. Adel dan Naya saling tatap.

"Inget Rizky, gue bilangin dia tau rasa Lo." Cecar Naya. "Bagian gue nih masih jomblo lo sanaan gue mau liat juga." Naya menyingkirkan tubuh Gita yang berada di depan.

"Ihhh Nay, gak usah dorong-dorong kali. Awas ahh gue ke belakang aja." Gita mengalah.

"Berisik si lu pada. Diem kek jangan rusuh." Adel mengomel.

"Aduuuh kak Pandu ternyata manis juga..emmm." Naya tersenyum melihat Pandu. "Aduuuh gue juga pengen liat donk." Gita teriak-teriak.

"Ehhh Lo semua pada ngapain si? Ngalangin pintu sampe desak-desakan gitu, liat apaan?" Tomi berteriak namun tak di dengar. Tiba-tiba Hanan dan teman-temannya lewat di depan kelasnya semua siswi di kelas ini menjerit histeris dan heboh membuat Tomi kesal jadinya.

"Ya elah, gara-gara gituan doang pada tereak, gua kira ada atraksi di depan, Nora lu semua , gantengan gua kemana-mana kali." Tomi bicara dengan percaya diri. Semua siswi menyorakinya termasuk Adel , Naya dan Gita.

"Huuuuuuu kepedean lu Tomcat." Tia mengejek Tomi. Semua tertawa, Tomi cengar-cengir sambil garuk-garuk kepala.

Semua siswi duduk kembali ke bangku masing-masing. Adel dan kedua sahabatnya tersenyum dan duduk di bangkunya. Namun setelah beberapa saat Adel memasang wajah murung nya.

"Sebentar lagi kak Hanan udah gak disekolah ini." Jawab Adel sedih.

"Yahhh jangan gitu dong Del. Gue jadi ikutan sedih nih." Gita memeluk Adel.

"Kan masih ada kesempatan liat dia di acara promnite nanti." Naya tersenyum.

Latihan basket 3 bulan terakhir ini terasa melelahkan dan cape beda pada saat ada kelas XII yang sedikit di bumbui dengan lelucon lucu yang membuat perut sakit akibat banyak tertawa. Kini latihan semakin serius dan tegang pasalnya pak Agung terus menekan agar kita selalu bisa menampilkan yang terbaik.

Adel berjalan di koridor dengan setelan yang masih memakai baju basket dengan rambut yang di kuncir dia menenteng tasnya sebelah di pundak, tangannya memegang handuk kecil dan botol minum. Dia berjalan menuju parkiran, saat dia melewati ruang guru dia hampir menabrak seseorang.

"Ehhhh Adel, Lo abis latihan basket ya?" Tanya Sultan. Ya, semenjak Hanan dan kelas XII lainnya libur sambil menunggu kelulusan anak kelas XI IPS bernama Sultan jadi sering mendekati Adel. Namun tidak di tanggapi oleh Adel karena dia merasa biasa saja pada Sultan.

"Iya kak." Adel tersenyum malas.

"Udah mau balik ya? Gue anterin ya?" Tanya Sultan.

"Gak usah gue bawa motor sendiri." Adel menolak ajakan Sultan.

HANANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang