'Ting'
"Selamat pagi"
Sapa pelayan wanita itu ketika bell pada pintu coffee shop berdenting.
Ia tersenyum manis pada seorang wanita dengan mantel coklat selutut dan syal biru tua yang melilit nyaman pada lehernya.
menunjukan bahwa suhu di luar ruangan sudah menurun, mengenang bulan November adalah awal dari musim dingin.Wanita itu melangkah mantap menapaki tempat itu. Boots tinggi selutut senada dengan warna syalnya menghentak lantai kayu, menimbukan gema keseluruh penjuru ruangan. Memberi daya tarik lirikan mata para pengunjung.
Setibanya ia di depan kasir, sebilah senyum terpatri pada wajah chubbynya.
"Hai Drew, hari ini hot latte. Emm.. dengan sedikit caramel mungkin?"
Ucapnya, setelah memindai menu pada papan di belakang Kasir pria yang ia sapa tadi.Terlihat dari kelugasan ia menyapa sang kasir, dapat di pastikan wanita itu adalah pelanggan tetap dari coffeeshop. Endrew tersenyum, menanggapi. Tangannya dengan lincah menari di atas layar mesin kasir, mengetikan pesanan sang pelanggan.
"ada yang lainnya Ms. Noemi?" tanya sang kasir lagi.
Wanita bernama Noemi itu menggeleng dengan bibir terkatup membentuk garis lurus.
"Nope, cukup itu dulu. Terimakasih." balasnya, lalu mengeluarkan selembar 5 Dollar dari dompet hitam yang kemudian ia berikan pada Endrew.Suasana cafe pagi itu sangat sepi, hanya beberapa orang penikmat kopi yang mengisi bangku-bangku kayu di tengah ruangan. Dan beberapa lainnya di tepian jendela besar tepat menghadap pada jalan raya.
Pandangan Noe terpaku pada jalan, jarinya mengetuk pada meja kasir. Pikirannya mulai menerawang pada kejadian beberapa hari yang lalu. Hari dimana ia dicampakan oleh kekasihnya.
"chi!" decaknya kesal, saat teringat dengan kata-kata mantan kekasihnya.
--flash back--
Senja telah menyapa kota, lampu jalan telah menyala. Nampak sepasang kekasih tengan berdiri di tepi trotoar.
Sang pria bersandar pada pagar pembatas jalan, sedangkan wanitanya berdiri beberapa langkah di hadapan sang pria.Terdengar teriakan kencang dari sang pria, memancing perhatian para pengguna jalan. Beberapa dari mereka berbisik, mungkin bertanya apa yang sedang terjadi di sana. Dan beberapa orang pula memandang heran atau mungkin terganggu.
"Noemi! Kau terlalu membosankan! Dengan segala keposesifan mu! Aku terasa tercekik, tidak ada lagi rasa nyaman! Dan aku menemukan rasa nyaman itu pada wanita lain, tolong kita akhiri saja semua ini!"
Bibir wanita itu terkatup rapat, kepalanya menunduk, memandang boots hitam berhak lancipnya. Sesaat setelahnya ia mengangguk lalu berucap, "Ok! Kita akhiri sampai disini, nikmati wanita barumu yang membuat mu nyaman itu! Dan ingat!" kalimatnya terhenti, dengan tangan menuding tepat pada wajah pria di depannya ia melanjutkan, "Kau yang memulai ini dan kau yang mengakhirinya juga. Jadi Jika suatu saat kau datang lalu memohon padaku untuk kembali, ku pastikan gigi mu akan patah oleh tintuku ini!" kepalan tangan ia tujukan tepat pada hidung pria itu.
Tanpa dapat berkata-kata, pria itu memandang takjub, seakan baru mengetahui satu sifat lain mantan kekasihnya. Belum sempat membalas bentakan, sang wanita terlebih dulu memotong, "Selamat tinggal Mr. Dean!" ucapnya lalu beranjak meninggalkan Dean.
Noemi berjalan cepat menyusuri trotoar, setelah cukup jauh dan Dean tidak lagi dapat melihatnya. Noem berjongkok di tengah trotoar, air matanya menetes deras setelah setengah mati ia tahan.
Bagaimana bisa, pria yang menjadi kekasihnya selama 6tahun ini berkata seperti itu. "posesif"? kenapa baru sekarang ia mengatakan itu. Dadanya sesak, seperti setiap tarikan oksigen kedalam parunya adalah ribuan duri, membuat wanita itu meringis sambil memukuli dadanya. sakit dan seakan berdarah, seperti itulah hatinya sekarang.Beberapa jam yang lalu, saat akan memberikan kejutan untuk hari jadi mereka ke 6 tahun. Noemi malah dikejutkan terlebih dahulu dengan pemandangan apartemen kekasihnya yang berantakan. Pakaian pria dan wanita berserakan dari pintu depan sampai pintu kamar kekasihnya. Ia terkesiap saat Erangan liar terdengar dari balik pintu kamar itu. Dengan tangan gemetar dan dada bergemuruh Noemi membuka pintu di hadapanya, lalu pemandangan sepasang pria dan wanita yang tengah menyatu menyambutnya. Sang pria yang tengah menyentakkan pinggangnya pada wanita yang tergolek pasrah di atas ranjang menerima segala nikmat sambil mengerang menyebutkan nama prianya.
Sontak Noemi berteriak histeris, mengumpat dan melemparkan apa saja yang ada di depannya. "Brengsek! Bajingan!kalian seperti binatang! Tidak berprasaan! " setelahnya ia berlari keluar dari sana. Dan sampailah ia pada kondisinya sekarang.--flash back end--
"Ms.Noemi?"
Panggil sang pelayan untuk kesekian kalinya, yang berhasil menarik kembali Noemi dari lamunannya."yaaa!" jawabnya lantang kembali menatap ke arah depan, lalu bergegas meraih pesanannya. Ia meringis, menyesal saat berbalik dan mendapati antrian sudah memanjang.
Ketika akan melangkah keluar, ponselnya berdering. Membuat Noemi kembali menghentikan langkah, untuk membuka ransel kecil yang sejak tadi bertengger pada punggungnya. Tanpa melihat sang penelpon ia menggeser tombol hijau lalu menempelkan benda pipis berlabel apple itu.
"ya?" sapanya pada si penelpon.
"Noem? Kau ada dimana? Sudah sarapan? Mau sarapan dengan ku? Ya kau harus mau."
Balas suara di seberang sana.Wanita itu tersenyum sambil menyesap lattenya. Tanpa melihat Id penelpon ia tau siapa di balik sambungan ini. Dengan suara khas yang sudah ia dengar selama 20 tahun hidupnya, sehingga otaknya telah merekam dengan sempurna suara itu.Lerry.
"Rey kau terdengar seperti ibuku, dan ajakan mu itu perintah bukan meminta. Kau tau itu? Dan aku sekarang dalam perjalanan menuju kantor."
Jawab Noemi lugas, sambil berjalan keluar dari coffee shop. Terdengar kekehan di seberang sebelum terdengar lagi serentetan kalimat rayuan untuk memintanya sarapan bersama."hmmm, ok aku datang ketempat mu Sepuluh menit dari sekarang. Dan kau harus bayar makan siang ku jika sarapanmu tidak enak!" ucapnya sebelum menutup sambungan telepon.
Tepat seperti janjinya, sepuluh menit kemudia ia telah berdiri di depan apartemen sahabatnya itu. Noemie menekan sederet angka pada pengaman lalu melangkah masuk saat pintu terbuka.
Aroma mentega terbakar dan manisnya coklat bercampur kayu manis menyambut penciumannya. Membuat Senyum bahagianya meluncur begitu saja. Entah karena apa, tapi dalam faktanya hanya sahabatnya ini yang bisa membuat seorang Noemie Tatum wijaya dapat mengembangkan senyumannya tanpa alasan pasti di masa muram dan keterpurukan seperti sekarang ini.
"Rey... I am comingggg!"
Pekiknya sembari berlari ke arah dapur dimana ia tau pria itu tengah menyiapkan sarapan mereka. Tampak dari balik meja kayu bercat putih dimana ia berdiri sekarang, seorang pria dengan celemek putih bermotif 'love' yang menempel pada tubuh atletisnya tengah asik memindahkan hasil masakannya pada dua piring porselin putih."wow, you come my queen!"
Seru Rey sambil meletakan dua piring berisi sendwich pisang coklat kayu manis buatannya tadi.
"silahkan duduk princess, kita hanya punya waktu 30menit untuk sarapan." ucapnya lagi setelah duduk di hadapan Noem.Noemi terkikik lalu duduk di kursi kayu bercat putih itu tanpa harus diminta untuk kedua kalinya.
Sarapan pagi itu berlangsung diiringi dengan candaan dan obrolan ringan kedua sahabat itu.Mobil keluaran ternama Nissan berhenti tepat di depan gerbang sekolah. Pintu penumpang terbuka,memunculkan sosok Neomi dari sana.
"aku kan sudah bilang, Princess Noemie bisa ke kantor dengan bus umum." gerutunya dengan badan membungkuk untuk menatap lawan bicara."ayolah Queen, panglima hanya khawatir dengan mu dan bertugas untuk memastikan sang ratu sampai dengan selamat tanpa kekurangan sehelai rambut pun." kilah pria itu dengan senyuman hangatnya.
Noemi terkekeh sebelum membalas, "baik lah tuan pemaksa, sekarang sang ratu sudah sampai dengan selamat. Sekarang pergilah para pasien cantik mu sudah menanti."Sekali lagi Rey tersenyum sebelum beranjak dari gerbang sekolah menuju rumah sakit yang tak jauh dari sana.
Mungkin untuk saat ini cukup dengan Lerrey disampingnya, Noemi tetap bisa meneruskan hidupnya dengan bahagia atau mungkin sampainanti suatu saat seseorang datang untuk membawa panglimanya itu pergi dari sampingsang ratu. hidup ratu tidak akan sama lagi, dan untuk sekarang hidupnya masih aman.
Menghela napas berat wanita itu melangkah masuk kedalam sekolah untukmenjalankan kewajibannya sebagai pengajar di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK TO YOU
Storie d'amoreDeskripsi sbuah kata "Rumah" untuk sebagian orang adalah tempat tinggal, diamana mereka tinggal dan hidup beraktivitas di dalamnya. Jika menyusuri makna mendalam dari kata itu lagi, "Rumah" adalah tempat dimana kita pulang. Zona aman dan nyaman bag...