"Miss!"
Noemi berhenti melangkah lalu berpaling kearah suara di belakangnya. Seorang murid laki-laki bertubuh bongsor dengan tiggi menjulang terlihat berlari santai kearahnya. Ia mengerutkan kening penasarang prihal kepentingan remaja yang di kenal sebagai kapten team basket itu.
"Miss Noemi!" panggilnya sekali lagi, kali ini disertai dengan nama dan cengiran lima jari.
"Ya?" respon wanita itu menanti apa yang akan diungkapkan si kapten.
"Miss nanti dating untuk melihat pertandingan basket kan?" Tanya remaja itu malu-malu, terlihat dari gerakan gelisahnya menggaruk tengkuk. Noemi tersenyum senang melihat tingkah remaja di hadapannya. Usai menikmati pemandangan itu, Noemi berdeham sebelum menjawab, "hmm,sepertinya iya...berikan penampilang terbaik kalian nanti oke? "
Usai menanggapi remaja tadi Noemi melanjutkan langkahnya. Baru saja berbelok ke lorong area kantor guru dan belum sempat melangkah masuk teguran kembali ia dapatkan.
"Miss Noemi!"
Pria tambun yang ia tau sebagai guru fisika melangkah tergesa menghampiri. Dengan terpaksa Noemi kembali berpaling kearah pria itu sambil memaksakan senyum ramah tamahnya.
"Ya? Sir.Louis?" sapanya masih mengukir senyum di wajahnya.
Pria yang mungkin berumur kisaran tiga puluhan hampir empat puluh itu tertawa canggung saat sudah berada di hadapannya. Noemi memperhatikan, Louis sang guru fisika. Memindai tubuh tambun dengan setelan coklat walnut iyu tampak kelelahan dan terdapat beberapa jejak bulir keringat dibagian kepala yang tidak ditumbuhi rambut.
"Miss Noemi tidak mengajar?" Tanya pria itu sambil mengeringkan keringat dibagian keningnya dengan saputangan senada. Batinnya menyerukan kesimpulan penilaian bahwa pria di hadapnnya adalah pencinta walnut sejati.
Hampir ia memutar matanya di hadapan si pria tambun ketika mendengar pertanyaan tadi. Pertanyaan retoris! Jelas tidak membutuhkan jawaban. Bagaimana tidak, pekan festival tahunan sedang berlangsung. Mengajar? Bagaimana bisa? Ruang kelas digunakan sebagai stand-stand permainan bahkan tempat berjualan. Jadi Noemi hanya tersenyum kaku sambil menggelengkan kepalanya sebagai tanggapan.
Louis kembali terkekeh, sebelum melemparkan pertanyaan retoris lainnya lagi. Mungkin.
"Miss Noemi mau makan siang bersama?" tawarnya tanpa malu-malu.
Batinnya bertepuk tangan, kali ini ia bisa menolak degan tepat karena ia sudah memiliki janji untuk menonton pertandingan basket siang ini. Mungkin dengan tambahan kalau ia akan melihat pertandingan itu dengan guru olahraga muda yang terkenal tampan dan menjadi idola di seanterio sekolah, bias menjadi alasan sempurna dan si guru fisika itu akan mundur teratur.
"Ah! Sayang sekali Sir.Louis, saya memiliki janji dengan Sir.Anthony untuk merlihat pertandingan basket siang ini." Tulaknya dengan wajah menyesal, lalu kembali menambahkan agar terkesan sopan "Maaf, mungkin lain kali Sir." Setelahnya ia bergegas pergi, melengos kedalam kantornya.
Seperti janjinya tadi, Noemi hadir di gedung dimana lapangan basket dan pertandingan berlangsung. Baru saja selangkah masuk kedalam, riuh suara anak ramaja team basket bersorak "Miss Noemi dating! Wooooo!!!" wanita itu sempat terpaku di tempatnya sebelum berjalan kearah bangku penonton, tidak menduga reaksi para remaja yang menuju dewasa itu.
Entah memang kehebatan dari team basket sekolahnya atau hadirnya membawa keberuntungan buat team itu, sehingga mereka menjadi juara pertama dalam cup nasional pekan ini. Salah seorang team cheerleader menariknya ketengah lapang setelah pertandingan usai. Dan disinilah Noemi, dikelilingi team basket dan team cheerleader yang menyorakan kemenangan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK TO YOU
RomantizmDeskripsi sbuah kata "Rumah" untuk sebagian orang adalah tempat tinggal, diamana mereka tinggal dan hidup beraktivitas di dalamnya. Jika menyusuri makna mendalam dari kata itu lagi, "Rumah" adalah tempat dimana kita pulang. Zona aman dan nyaman bag...