Bisikan Dendam(15)

682 50 2
                                    

" kenapa adik kakak ni? Monyok jer muka, ada apa apa ke? " soal Laily.

" adik ok. " balas gadis itu perlahan.

" dah tu? " Laily berusaha bertanya.

" hmm.. Tak de apa apa lah kak.. "
Maya tersenyum.

" ok, kalau ada apa apa, kamu patut bagitau kakak ok? Bukan berahsia. " bidas Laily.

Maya memandang kakaknya sekilas sebelum keluhan dilepaskan.

" sebenarnya, hijab Maya terbuka semula kak.. "

" apa?! Kamu serius? Dan kamu tak bagitau kakak tentang ni!? " Nada Laily menaik.

Maya menunduk.

" maaf kak, Maya cuma.. " Maya terhenti apabila Laily memintasnya.

" tak apalah, macam ni, benda tu ada kacau Maya atau apa apa? "

Maya menggeleng.

" cuma... "

" cuma apa? " soal Laily. Ingin tahu.

" Maya selalu nampak lembaga warna hitam dengan kawan Maya, Maya nak bagitau tapi.. Maya serba salah la kak.. " Maya menggaru kepalanya yang tak gatal.

"Maya, kamu kena bagitau. Kesian dekat dia. " ujar Lalily.

Maya terdiam memikirkan ayat seterusnya.

" baiklah, tapi nak ke dia percaya Maya, yelah.. Maya ni kan- " sekali lagi kata-katanya dipintas.

" shhh.. Yang penting Maya dah bagi dia amaran ok? Tu salah dia kalau dia tak nak dengar. " pintas Laily.

Maya tersenyum sebelum mengangguk.

" baiklah kak. "

*****

Mak Lijah memeluk anak lelakinya.

" mak jangan risau, nanti cuti, Adif balik ok? " ujar Adif.

" yelah.. Kamu hati hati kat sana. " pesan mak Lijah.

Adif tersenyum kecil. Pelukan itu dileraikan.

" ok Mak! "

" erm.. Adif? " Mak Lijah ragu-ragu untuk menyambung ayatnya.

Adif memandang mak Lijah.

" pasal benda tu- "

" tak palah mak, Adif dah lewat ni, tak pasal-pasal lewat sampai college, Adif pergi dulu ye? " ujar Adif, cuba memintas kata-kata mak Lijah.

Tangan wanita itu dicium sebelum dia kelam kabut menaiki kereta Myvi birunya.

Kereta tu merupakan hadiah pemberian dato Hazam, mulanya dia tak nak terima namun selepas dipaksa oleh dato Hazam. Dia terpaksa menerimanya.

Vromm..Vroom..

Enjin dihidupkan. Cermin keretanya diturunkan.

" Adif pergi dulu mak!! " teriak Adif sambil melambaikan tangannya.

Mak Lijah sekadar tersenyum tipis sebelum tangannya membalas lambaian Adif.

" apalah yang akan jadi lepas ni?" bisik hati kecilnya.

*****

" Adif! Aku ada hal important nak bagitau kau! "

Adif menepis tangan Maya yang sibuk memegang tangannya.

" kenapa? " soal Adif.

" meh la sini!! " ujar Maya.

Adif mengeluh sebelum merapatkan telinganya ke mulut Maya. Sempat Maya memandang sekeliling.

Clear!

" aku boleh nampak hantu.. " bisiknya.

Adif menjarakkan dirinya dengan Maya. Keluhan dilepaskan. Tak berminat.

" so? " soal Adif.

" actually, banyak kali aku nampak ada benda ekori kau.. "

Adif tersentak. Matanya membulat. Baru teringat akan situasinya sendiri.

Alamak! Matilah nak!

" er.. er.. Kau silap tengok tu.. " ujar Adif.

" mana adalah!! Betul! Lembaga hitam! " bersungguh-sungguh Maya cuba menyakinkan Adif.

Adif meraup wajahnya. Pandangan dihalakan pada Maya.

" dahlah Maya, aku busy ni, nanti kita sembang ye? " ujar Adif sebelum terus berlalu pergi dari situ. Meninggalkan Maya keseorangan.

Maya mendengus sebelum menghentak kakinya ke tanah.

" ah! Tak guna! Aku nampaklah! " teriak Maya. Matanya memandang kelibat Adif dan lembaga itu beredar dari situ.

Baru saja dia ingin mengejar Adif, langkahnya terhenti apabila melihat lembaga yang berada di sebelah Adif memandangnya sambil mengukir satu senyuman yang bertaring.

Dengan pantas Maya mengalihkan pandangan ke arah lain.

Nak perli akulah tu! Cis!

Bisikan Dendam [C]Where stories live. Discover now