EL 7 : Luka

16.3K 923 23
                                    

“Apakah yang mulia sudah mendengar kabar bahwa Kaisar mengangkat seorang selir baru, putri Kerajaan Ying? Kalau tidak salah namanya Jian Ling. Yang mulia memberinya nama Selir Li,” tanya Ai Shi, dayang pribadi Zhang Wen.

             “Tentu saja,” jawab Zhang Wen seraya menghias wajahnya.

             “Menurut yang mulia bagaimana? ”

             “Kau tau sendiri bila seorang penguasa tidak hanya memiliki satu orang wanita saja. Maka dari itu jika tiba-tiba Kaisar mengangkat seorang selir itu sudah biasa. Hanya saja aku merasa kasihan dengan wanita itu. Dia akan menjadi mainan baru Kaisar. Semoga saja wanita itu bisa menerima takdirnya.”

             “Anda benar yang mulia,”              

             “Baiklah! Kau boleh pergi!”

             Ai Shi pergi. Zhang Wen berpikir bahwa selir baru itu adalah gadis yang pernah menemui Kaisar di ruang kerjanya. Zhang Wen ingat kata-kata Kaisar mengenai seorang gadis yang lebih baik darinya dari segi manapun. Zhang Wen sangat yakin, kalau gadis itulah yang Kaisar pilih sebagai selirnya. “Lebih baik aku menemuinya sekarang!”

             Sementara itu, An Ling sedang membaca sebuah buku tentang kesehatan di kediamannya. Tiba-tiba prajurit menginformasikan bahwa ibu suri agung datang. An Ling bersiap diri menyambutnya, “Salam ibu suri agung,”

             “Aku baru saja tiba disini. Setelah sekian lama aku di Negeri Zhao, aku baru mendengar Kaisar mengangkat selir baru. Apakah itu kau?”

             “Benar yang mulia, saya Yue Jian Ling, putri Raja Yue In dari Kerajaan Ying ingin mengabdi pada Guen dengan segenap jiwa dan raga hamba,” kata An Ling membungkuk dalam di hadapan nenek Kaisar.

             “Bangunlah nak,”

             Kedua wanita itu duduk berhadapan. Dayang Yon langsung menuangkan teh pada cawan keduanya.

             “Jadi kau putri Raja Yue In? Benarkah? Kenapa aku tidak pernah mendengar namamu sebelumnya?”

             “Hamba hanya putri seorang wanita biasa berkebangsaan Guen yang diangkat sebagai selir. Hamba tinggal di Guen sejak kecil,”

             “Jadi begitu. Aku dengar kau pandai bela diri dan berpedang?”

             “Oh mengenai itu, ilmu saya masih sangkat dangkal. Saya merasa tidak pantas mendapatkan titel tersebut,”

             “Eh kenapa kau terlalu merendah diri seperti itu. Aku dengar dari orangku, kau pernah menyelamatkan Kaisar diluar istana?”

              An Ling merasa kaget ketika ibu suri agung berkata demikian. Sebenarnya ia merasa sebal meningat kejadian itu. Namun apa boleh buat, saat ini dihadapannya adalah nenek Kaisar. Mau tak mau ia harus menjawabnya, “Ah kejadian itu memang benar. Hamba tak sengaja berjumpa dengannya di kedai luar istana,”

             “Aku tahu sekarang. Pasti karena perjumpaanmu waktu itu, Kaisar tak dapat melupakan wajahmu dan langsung memintamu menikah, benar begitu? Hahaha!”

Endless Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang