EL 6 : Selir Li

17.8K 924 13
                                    

“Sebenarnya aku, me−menyukaimu Ling Ling

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Sebenarnya aku, me−menyukaimu Ling Ling. Aku mencintaimu,”

Wajah An Ling memerah. Ia benar-benar terkejut dengan apa yang Ye Hua ucapkan. Ia tak menyangka bahwa selama ini Ye Hua menyukainya. An Ling menunduk antara perasaan heran dan malu.

"Kenapa kau menunduk? Apa kau malu padaku?" tanya Ye Hua. An Ling hanya duduk terdiam. Sepintas ancaman Kaisar muncul dalam benaknya. "Apa kau merasa aku tidak pantas untukmu?”

 Seperti biasa An Ling hanya menunduk diam dan membisu. Pikirannya melayang pada perkataan Kaisar tadi. An Ling takut Kaisar akan membunuh Ye Hua.

"Jika kau tidak bisa menjawabnya sekarang tak apa-apa. Besok temui aku dibukit saat matahari terbenam. Aku pergi dulu, aku harus kembali bekerja," ujar Ye Hua seraya membuka pintu kemudian menutupnya dan pergi menunggang kuda.

Wajah An Ling tampak semakin memerah. Malu, kekhawatiran, dan bahagia bercampur jadi satu. Kini Ye Hua menyatakan perasaaan padanya, sementara Kaisar terus menekannya untuk segera memasuki istana. Apa yang harus dia lakukan? Mana yang harus dia dipilih. Waktu yang mereka berikan sama. Sampai matahari terbenam besok sore. An Ling merasa gundah.

An Ling memandang benda disekelilingnya. Memahami bahwa mereka adalah saksi bisu waktu kebersamaannya dengan Ye Hua. An Ling tahu Ye Hua adalah orang yang baik. Namun sepertinya pilihan pada Kaisar adalah yang terbaik untuknya, keluarga, dan juga Ye Hua.

***

"Kak Ye Hua!" teriak Qin Yi ketika melihat Ye Hua turun dari kudanya.

"Qin Yi!"

"Dari mana saja kakak? Sudah beberapa hari tidak kembali ke istana,"

"Kau sudah tahu sendiri alasannya kan?" ujar Ye Hua sambil tersenyum memandang adik laki-lakinya.

"Em, Kaisar memanggil mu kak. Kurasa beliau mengajakmu untuk berlatih,"

"Kaisar berada dimana sekarang?"

"Di tempat latihan panahan,"

"Baiklah, aku ke sana!"

Ye Hua berjalan pelan menuju tempat latihan panahan. Dalam langkahnya itu tak hentunya ia tersenyum sendiri mengingat ekspresi wajah An Ling ketika dia baru saja mengungkapkan perasaan padanya. Hingga tak disadari, dia sudah sampai.

"Salam yang mulia!" sapa Ye Hua menghadap Kaisar.

"Dari mana saja kau? Aku sudah menunggumu lama disini," pertanyaan Kaisar membuat Ye Hua tersenyum tipis. "Oh ya, apa harimu menyenangkan di luar sana?"

Endless Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang