Bagian 1

117 11 0
                                    

Di halte pemberhentian angkutan umum, banyak orang yang sedang menunggu angkot atau bis yang mereka tujui, salah satunya gadis yang memakai seragam putih-putih itu. Tetapi ia tidak terlalu tenang seperti ada sesuatu yang ia gelisahkan.

"Mana sih tuh bis? Lama banget gak dateng- dateng. Mati gue kalo telat upacara nanti!" katanya gelisah menunggu Bis jurusan sekolahnya sambil melihat jam tangannya. Gadis itu berdiri dari duduknya dan berdiri dipinggir halte yang terbuat dari beton dan semen itu.

Ketika sedang menunggu dipinggir halte tersebut, melintaslah motor ninja berwarna hitam dengan sangat kencang tanpa disengaja genangan air bekas hujan kemarin yang ada di dekat halte tersebut mengenai baju seragamnya.

Gadis itu sangat terkejut rok yang ia kenakan sekarang menjadi kotor. Ia malu jika ke sekolah dengan keadaan seperti ini, karena ada saja yang membully-nya cuman karena hal seperti ini. Ia ingin pulang, tapi antara halte dan rumahnya amatlah jauh.

"Woi!" teriak gadis itu kepada pengendara tersebut.

"Gimana ini? Dasar pengendara gila! Mana gaada tukang minum lagi disini" kata gadis itu sambil membersihkan roknya dengan tissue. Walaupun ia membersihkan dengan seribu tissue pun tak akan bersih jika tidak ada air.

Merasa ada yang meneriakinya, pengendara motor tersebut langsung berhenti ditepi jalan. Ia pun menengok ke belakang sambil membuka kaca helmnya. Ia tau bahwa ia tak sengaja menyipratkan genangan air hujan itu karena ia harus cepat-cepat datang ke sekolah karena sudah terlambat.

Walaupun sedikit lagi gerbang sekolah akan ditutup tetapi dia harus bertanggung jawab atas ulahnya walaupun tidak disengaja. Ia pun turun dari motor sambil mencopot helmnya dan menghampiri gadis itu.

"Elo gak apa-apa?" tanyanya dengan intonasi sedikit dingin tetapi ada sedikit kekhawatiran dinadanya.

Gadis itu langsung menatap sumber suara itu, ia terkejut bahwa pengendara itu adalah kakak kelasnya sekaligus ketua osis disekolahnya, Arvian. Dan juga kakak kelas yang ia sukai sejak awal masuk SMA. Arvian juga ikut terkejut gadis yang ia cipratkan genangan air itu adalah adik kelasnya, Ariel.

"Eh, gak apa-apa kok kak. Cuman kotor dikit aja nanti juga ilang kalo pake tissue" kata Ariel sambil tersenyum sungkan dan juga malu karena tadi ia berteriak. Ia tahu bahwa roknya itu tak akan bersih jika tissue itu tidak ada airnya.

Arvian memutar bola matanya sambil memutar tasnya menghadap ke depan dan mengeluarkan air minum dan sapu tangannya.

"Elo gak bego kan? Tissue kalo gak dikasih air, rok lo gak bakalan bersih. Pake seribu tissue pun gak bakalan bersih" kata Arvian menarik tangan Ariel dan memberikan dua barang itu. Ariel sedikit kesal dengan perkataan Arvian tetapi ia juga terkejut bahwa pria itu memberikan dua barang miliknya tersebut.

"Nih lo pake air minum sama sapu tangan gue. Cuci tuh rok lo sampe bersih. Ya walaupun ga bersih-bersih amat, setidaknya lu ga malu amat pas disekolah" kata Arvian dengan ekspresi cueknya tapi terdengar bawel. Ariel mengangguk dan langsung membersihkan roknya dengan dua benda itu.

Arvian langsung melihat jam nya, dan ternyata sudah jam 06.15. Ia membelalakkan matanya dan langsung menarik tangan Ariel padahal dia belum selesai membersihkan roknya.

"Loh kak, mau kemana?" tanya Ariel bingung. Arvian melepas tarikannya ditangan Ariel dengan ekspresi juteknya.

"Lo kira mau kemana? jalan-jalan?" kata Arvian dengan nada dinginnya, Ariel sedikit kesal dan melanjutkan aktivitasnya itu.

Merasa dihiraukan, Arvian langsung menarik tangan Ariel tanpa basa-basi menuju motornya. Ariel terkejut karena Arvian menarik tangannya dengan tergesa-gesa.

DIFFERENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang