Alvian langsung mengeluarkan gitar kesayangannya yang ia beli dari hasil manggungnya selama ini dan mengetes senar gitarnya apakah merdu atau tidak. Theresa berlatih suara sambil bermain keyboard yang disediakan oleh cafe ini.
"Apakah sudah siap untuk tampil?" tanya seorang pria dengan penampilan cukup rapih dengan membawa mic dan secarik kertas. Mungkin pria itu adalah MC cafe ini batin Alvian.
"Kami sudah siap, pak" kata Alvian berdiri sambil menggantungkan gitarnya dibahunya yang lebar.
"Baiklah kalau begitu. Semoga sukses" kata Pria itu tersenyum ramah. Alvian tersenyum dan mengangguk berterima kasih.
"Guys!" panggil Alvian sambil menepuk tangannya. Theresa, Daniel, dan dua teman lainnya menghampiri Alvian.
"Seperti biasa, kita berdoa terlebih dahulu sama Tuhan supaya diberi kelancaran buat manggung hari ini. Kalau kita dikontrak buat manggung netap di cafe ini, lumayan gajinya bisa nambah buat keperluan lain" kata Alvian. Mereka mengangguk mengerti dan antusias.
"Berdoa gue pimpin, berdoa dimulai" pimpin Alvian. Mereka memejamkan mata dan berdoa menurut keyakinan masing-masing.
"Berdoa selesai. The Exorcise!! Jaya!!" kata mereka kompak dan senyum yang mengembang. Mereka pun langsung mengambil alat musik mereka masing-masing.
MC yang tadi berbicara untuk persiapan manggung mereka, sekarang telah membuka acara manggung tersebut dengan pembukaan yang begitu lama.
"Penonton tau gak, di cafe ini ada yang ang akan meramaikan panggung ini loh. Kira-kira siapa ya? Apa personilnya ganteng-ganteng atau cantik-cantik? Penasaran? Ayo kita sambut sama-sama" kata MC tersebut dengan ekspresi yang membuat siapa pun penasaran.
"Ini dia para pemuda yang Ganteng-ganteng dan salah satu pemudi cantik yang akan meramaikan panggung cafe La Dida. Kita sambut The Exorcise!!" kata MC itu dengan antusias, pengunjung di cafe itu bertepuk tangan.
Mereka menaiki panggung itu dan langsung mengambil formasi mereka masing-masing. Para pengunjung perempuan langsung terpana melihat Pemuda The Exorcise, karena menurut mereka Pria yang ada di panggung tersebut adalah obat pencuci mata bagi mereka.
Ada perasaan gugup yang dialami oleh mereka, tetapi mereka menghilangkn rasa gugup itu dengan senyuman. Alvian sebagai vokalis memberi sambutan kepada para pengunjung.
"Selamat sore semuanya!" sapa Alvian dengan suara beratnya sambil tersenyum senang menutupi kegelisahannya.
"Kami dari The Exorcise akan membawakan dua lagu dari band terkenal yaitu The Script. Kami akan membawakan dua lagu. Lagu pertama yang kami bawakan berjudul The Man Who Can't be Moved. Semoga kalian menikmatinya" lanjut Alvian dibarengi senyumnya yang manis, dan semakin membuat para pengunjung berteriak histeris terutama kaum hawa.
Alvian langsung memetik gitar kesayangannya itu dan Theresa mulai menekan tuts keyboard itu .
Going back to the corner
Where i first saw you
Gonna camp in my sleeping bag
I'm not gonna move
Got some words on cardboard
Got your picture in my head
Saying if you see this girl can you tell her where i am
Daniel mulai memukul drumnya.
Some try to hand me money
They don't understand

KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT
Teen Fiction"Ketika Perbedaan Mengubah Segalanya" -Ariel Mempunyai perasaan terhadap seorang ketua Osis disekolah memang cukup berat bagi Ariel, apalagi bersifat dingin dan cuek bagaikan es batu cukup susah untuknya mengambil hati ketosnya tersebut. Arvian lah...