prolog

564 22 0
                                    

Sarapan pagi dimeja makan adalah keadaan yang Shasa benci. Hanya suara dentingan sendok yang terdengar saling bertautan. Shasa duduk berhadapan dengan mamanya dan papanya duduk dikursi khusus pemimipin rumah tangga. Sedari tadi Shasa menggerutu ingin sekali keluar dari situasi yang amat dibencinya sejak dahulu.

citttt.................

Suara gesekan kursi kayu dengan lantai marmer membuyarkan pandangan ibu dan anak itu, kedua insan itu menoleh dan mendapati sang pemimpin keluarga mengambil jas yang disampirkan dipunggung kursi dan hanya mengatakan "saya berangkat" hanya dua kata yang diucapakannya lalu pergi begitu saja. Hal itu merupakan hal yang sudah biasa menurut ibu dan anak itu. Tidak memasalahkan hal itu, Shasa melanjutkan makan sarapannya hingga habis dan berpamitan dengan mamanya.

"Ma, Sha berangkat dulu" pamit Shasa.

"Hati-hati nak, jajan yang sehat!" pesan Rena memperingatkan anak semata wayangnya.

"Siyap Mama" ucap Shasa sambil hormat kearah mamanya dan ibu anak itu tertawa karena lelucon yang mereka lakukan.

Lalu Rena mengantarkan anak semata wayangnya sampai teras rumah, Shasa memasuki mobil yang disupiri Pak Dadang, Pak Dadang adalah pembantu sekaligus tukang kebun Shasa. Shasa melambaikan tangannya ke arah ibunya dan dibalas senyum manis ibunya. Lalu mobil itu melaju keluar dari pekarangan rumah Shasa dan menghilang di belokan.

'sabar ya Nak' batin Rena dan memasuki rumah untuk bersiap pergi bekerja kebutik miliknya.

------------------------------------

Votenya dan coment plis kalo baca ceritanya. 😉


ALYSHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang