(5)-Ucapan Terima Kasih

176 8 2
                                    

Bingung kelanjutannya apa?😞 dan maaf typonya🙏

------------------

"Gue harus sadar apa? Gue pernah nyakitin lo? Gak kan. Gue udah capek jangan debat sama gue, pindah meja dan gue akan beresin semua ini." ucap Shasa mengalah karena merasa tubuhnya lelah dan sangat lelah karena seharian ini banyak masalah yang datang silih berganti.

Shasa memilih melanjutkan pekerjaan dengan kondisi tubuhnya yang terus memburuk, ia membersihkan pecahan-pecahan piring dan gelas yang berserakan dengan tangan mungilnya, ia menghentikan pekerjaan yang ia lakukan ketika Nata menyebut sebuah nama, nama yang tak asing baginya, nama yang dibencinya dari dulu hingga sekarang, nama yang hampir membuat dirinya mungkin tidak ada didunia ini.

"Yang pernah lo sakitin bukan gue, tapi GINATA" ucap Nata dengan penuh penekanan di akhir kalimat.

Flashback

"Jangan... jangan...jangan gue, plis gue mohon"

"Sakit... sakit... lepasin, jauhin benda itu"

"hiks ma... tolong ma... Icha ga kuat"

"Ma... ini sakitttt....."

Sayatan demi sayatan meimbulkan luka yang mengeluarkan cairan kental merah terus keluar dari tangan seorang gadis berusia 13 tahun dan diiringi oleh tangisan serta jeritan gadis itu, sedangan orang yang menyayat tangan itu hanya tersenyum puas serta menjambak rambut Shasa kencang dan menimbulkan jeritan sang empu.

"Rasain ini sebagai cara lo ngerebut orang yang gue cintai dan gue sayangi" ucap Ginata dengan terus menjambak rambut Shasa.

"Lo gila, lo gila, lo gila Gin..." teriak Shasa sambil memberontak untuk melepas cekalan tangan Ginata di rambutnya.

"Gue ga ngerebut Sita dari lo, Gin!" jelas Shasa berusaha menyadarkan Ginata bahwa yang dilakukannya itu salah.

Ginata semakin menjadi dengan menggores lebih dalam membuat Shasa semakin memekik kesakitan.

"Ini juga perwujudan dulu lo pernah jadiin gue babu lo Sha!" sentak Ginata penuh emosi.

" Gue ga pernah jadiin lo babu, itu hukuman lo karena kalah taruhan bodoh itu." jelas Shasa dengan tubuh yang terus melemah.

"Gak, gak, gue gak kalah! Lo yang kalah, ELO BUKAN GUE!" sentak Ginata dengan tangan menghunuskan pisau digegamnya ketelapak tangan Shasa hingga membuat pekikan keras dari mulut Shasa.

"Ahhhhhhhhh.................." jerit Shasa kesakitan.

-----

Shasa takut dengan masa lalunya terkait nama itu dan membuat dirinya menangis menjadi-jadi dan menjambak rambutnya sendiri dengan keras, tangan bekas tusukan pisau itu bergetar hebat seakan ikut kembali merasakan sakit yang dulu dideritanya. Tangan bekas tusukan tadi dipandanginya dengan mata kabur akibat ditutupi air mata tangisnya, tubuh Shasa lemas tak berdaya dengan badan ikut bergetar dan seketika tubuh itu limbung kelantai tetapi sebuah tangan kekar menahan tubuh itu agar tidak terjatuh.

---♕♕♕---

Shasa sedang duduk di balkon kamarnya yang berada dirumah kakek dan neneknya, ia sudah pulang dari psikoterapi disebuah rumah sakit terkenal di ibukota. Tiga hari sejak kejadian dikafe milik ibu dari temannya Rensi, ia tidak masuk sekolah untuk mengikuti pelajaran, Shasa dilarang masuk sekolah oleh keluarganya. Kerap beberapa kali temannya menjenguknya dirumah tetapi ditolak halus keluarganya karena kondisi Shasa belum membaik, juga papanya yaitu Anggara ikut menjenguk dan diusir kasar serta dipukul oleh kakeknya yaitu kakek Haris, karena penyebab penyakit PTSD Shasa kambuh kembali. Mama Shasa yaitu Redian juga cuti dari pekerjaannya sebagai dokter karena ikut menjaga Shasa, karena Shasa selama penyakitnya kambuh hanya berkomunikasi dengan Redian, Haris, dan Virni (nenek Shasa).

ALYSHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang