(3)-Mall

292 14 3
                                    

Shasa memberanikan diri melangkah ke meja geng Braveman, walaupun kakinya terasa berat untuk melangkah. Kehadirannya diketahui oleh Nata, Karel dan Saka sedangkan yang lainnya masih sibuk dengan makanan masing - masing

"Kak ini uangnya buat bayarin kalian semua, permisi" Shasa menyodorkan uang itu tepat di depan meja yang berada dihadapan Karel dan segera pamit melangkah pergi karena perasaan takut. Tapi alamamater SMA yang digunakan Shasa ditarik seseorang hingga membuat Shasa jatuh terjengkang ke belakang dan tepat di pelukan kakak kelasnya itu, yaitu 'KAREL' . Hal itu membuat jantung Shasa berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya, dan Karel mencondongkan tubuh atletisnya kedepan menuju wajah Shasa, sehingga menipisi jarak diantara kedua insan itu. Hal itu membuat Shasa gemetaran hebat, karena Shasa seumur hidupnya tidak pernah berdekatan dan bertatapan seintens ini pada lelaki manapun.

"Di rok belakang lo ada bercak merah!" ucap Karel dengan nada pelan dan serak tepat di telinga Shasa.

Shasa yang mendengarkan ucapan Karel merinding dan kaget, dia segera berdiri untuk menuju toilet tapi pergerakannya di ketahui Karel dan ditahan Karel untuk beranjak dari pangkuannya. Jujur Shasa sangat takut karena noda Menstruasinya akan menempel di celana Karel dan ingin beranjak dari pangkuan tapi dicegah, tapi suara Karel membuat Shasa berhenti dan lamunannya.

"Liat kebawah!" suara Karel seolah menyuruh Shasa melihat bagian pantatnya dan dilihatnya ada sebuah jaket yang ada dibawah pantatnya sehingga menghalau noda itu untuk sampai atau mengenai celana Karel. Dengan cekatan Karel melilitkan jaket itu kepinggang Shasa sehingga dapat menutupi noda itu.

"Lo pakai aja jaket itu, terserah mau kapan lo balikin kegue!" ucap Karel datar dan dijawab anggukan oleh Shasa.

Shasa segera berdiri dan mengucapkan makasih kepada Karel, dia segera berlari ke kelas untuk mengikuti pelajaran yang dimulai 10 menit yang lalu.

---♕♕♕---

Bel berakhirnya pelajaran berbunyi hingga membuat pekikan senang murid disekolah itu termasuk Shasa dan Rhiza. Mereka berdua segera merapikan barang yang tadi sempat tercecer dimeja untuk dimasukan kedalam tas, termasuk Shasa untuk memasukan jaket yang dipinjamkan Karel kedalam paper bag yang diambil dari lokernya. Hal itu membuat Rhiza bertanya kepada Shasa karena jaket itu tidak asing bagi Rhiza, jaket itu sering dipakai seorang most wanted sekolah itu yang tak lain adalah Karel.

"Bukannya itu punya kak Karel ya?" tanya Rhiza penasaran.

"Hmmm, tadi dipinjemin soalnya noda PMS gue tembus dirok" ucap santai Shasa.

"OMG, my best friend dipinjemin jaket kakak kelas si Karel yang badboy nya ga ketulungan" ucap Shasa dengan nada tidak percaya dan segera memutarbalikan badan Shasa dan pandangannya tertuju pada roknya dan mimik wajahnya seolah bertanya 'mana noda PMS lo?'

"Udah ganti tadi, telat masuk juga gue ganti," jawab Shasa yang mengerti mimik wajah sahabatnya itu sambil menggendong tasnya dipundaknya serta menenteng paper bag itu.

"O..." bentuk bibir 'o' tercipta dibibir mungil Shasa, "Kok bisa? padahal lo kan gak kenal kak Karel? Gimana ceritanya kok bisa dipenjimin? Dimana pinjeminnya? Suaranya masih flat ngga? Baik ya orangnya, tapi kok mau minjemin sama lo yang galak? kenapa ga sama gue? taktiknya gimana biar bisa git?u" sejumlah pertanyaan keluar dari mulut Rhiza diberikan kepada Shasa.

"Kepo lo nyaingin dora tau!, juga pertanyaan yo kayak mau jualan aja, banyak bener!" sergah Shasa.

"Ishhh jawab dong 'ca', gausah bikin kepo deh. Lagian bu Diana bilang kepo itukan baik dan bermanfaat, jawab satu-satu lah otak lo kan pinter ngerekam berbagai pertanyaan" bela Rhiza dengan semangat.

ALYSHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang