Bayang?

136 4 2
                                    

Pada waktu itu Jiwa adalah Mahasiswa tingkat awal salah satu Universitas Swasta yang terkenal di kota bandung. Pada saat FirstGathering dengan teman-teman barunya, dia tak sengaja bertemu dengan Bayang di sebuah minimarket depan kampusnya. 

Memang pada awalnya Jiwa dengan Bayang telah melakukan komunikasi melalui whattaps dan account line mereka, namun mereka belum pernah sama sekali bertemu secara tatap muka.

Ketika pertemuan pertama mereka terjadi, Jiwa dengan tak bisa banyak berkata ia hanya tersenyum saat disapa namanya oleh bayang.
"Kamu jiwa ya?" tanya Bayang
" ehh, iyaa. Bayang?" Balas Jiwa dengan senyum kakunya

Awal pertemuan singkatnya tersebut Jiwa langsung terbayang-bayang dengan sapaan Bayang terhadap Jiwa.
Aneh, padahal Jiwa adalah seorang lelaki yang sulit untuk membuka hati terhadap wanita, namun hadirnya sesosok Bayang dalam hidupnya, mampu meluluhkan hati Jiwa tanpa sengaja.

Hari ke hari Jiwa dan Bayang masih sama seperti awal pertemuan hanya saja, sikap Jiwa terhadap Bayang mulai percaya diri. Yang dimana Jiwa mulai memberanikan diri untuk berjuang meluluhkan hati Bayang sama sepeti halnya Jiwa yang terluluhkan hatinya oleh Bayang.

Ketika itu Jiwa mendadak menjadi sakit-sakitan, meskipun terlihat bahwa Jiwa selalu baik-baik saja. Memang penyakit yang ia rasakan masih tak seberapa, namun hal tersebut memiliki tingkatan serius dalam penyakitnya. Disaat itu jugalah Bayang hadir untuk memotivasi Jiwa yang mulai down, mulai kehilangan ambisinya berjuang. Namun Bayang hadir dalam hidupnya untuk menjadi cahaya dalam kegelapan hidupnya.

Semenjak itulah kedekatan mereka semakin erat, bagaikan lem super yang dilekatkan pada suatu objek tertentu.

Kedekatan mereka pun makin erat, rasa khawatir akan kehilangan Bayang pun muncul lebih dalam, entah karena Jiwa telah membuka hatinya kepada bayang atau entahlah. Tapi karena rasa khawatirnya itulah Jiwa mulai merasakan cinta terhadap Bayang yang tumbuh dalam hatinya. Hingga suatu ketika Jiwa terlelap dalam mimpinya dengan terbayang dengan sesosok Bayang yang membayangi dalam mimpinya. Dan sejak itulah Jiwa semakin mantap dengan pilihannya untuk mencintai Bayang dengan setulus hatinya.

Terjadilah disatu malam saat rasa khawatir Jiwa terhadap Bayang karena hingga waktu menunjukan jam 9 malam, Bayang belum saja pulang. Saat itu juga Jiwa menjemput Bayang, disaat Jiwa tiba disana, Jiwa langsung mencari Bayang, dan menunggu jawaban Bayang bahwa Jiwa telah menunggu ditempat tersebut.

Ketika Bayang telah memberi kabar terhadap jiwa. tak lama pun, Bayang menghampiri jiwa dengan senyuman khasnya yang ia pancarkan. Memang, Jiwa tidak berpenampilan mewah, kendaraannya pun hanya motor bebek biasa. Namun, hal tersebut tidak menyulutkan niatnya untuk meluluhkan hati Bayang, karena Jiwa sadar bahwa niatnya hanya ingin hidup bahagia bersama Bayang.

Namun tetap dengan sikap Jiwa terhadap Bayang yang tidak memaksa, Karena pada malam itu udara dikota ini sangatlah dingin. Jiwa pun menawarkan Bayang agar menggunakan jaketnya, apalagi dengan kondisi Bayang yang sedikit flu yang menambah rasa khawatir Jiwa.
"Kamu mau pake jaket ngga?" tawar Jiwa.
"Engga usah, Ngga dingin ko," sambil seketika batuk menghatui malam itu.
"Yakin nih ngga mau pake jaket? Kamu batuk-batuk loh itu," Tawar jiwa kembali terhadap Bayang.
"Engga usah, ribet ah kalo pake jaket." Jawab Bayang
"Ooo, yaudah kalo gitu" Timpal Jiwa

Mungkin sikap Jiwa seperti itu, namun disisi lain Jiwa merasakan ke khawatiran yang amat-amat ia khawatirkan akan kondisinya. Ia sadar bahwa hidupnya bukanlah drama-drama romantis yang sering kita lihat dalam layar kaca, namun itulah Jiwa, sikap yang tak mau membatasi ruang lingkup Bayang.

Ditengah perjalanan, Jiwa mengajak untuk makan malam bersamanya. Memang, bukanlah tempat mewah, namun hanya tempat makan pinggiran biasa. Pecel lele, ingat sekali dengan moment tersebut. Yang dimana Jiwa dengan Bayang makan malam bersama dipinggir jalan yang ditemani kerlap kerlip cahaya malam yang menjadi saksi. Mungkin hal tersebut sangatlah sederhana, namun hal tersebut sangatlah berkesan dan berarti dalam hidupnya.

"Tak perlu mewah, namun yang terpenting bagaimana cara kita untuk selalu bahagia bersama." Guman Jiwa dalam hatinya

BayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang