Bad Habits: Cry

11.8K 747 113
                                    

_____________________________________________________________________________

Author’s POV

Didalam kamarnya peyton masih meringkuk-kan badannya. Matanya membengkak, akibat terus-terusan menangis. Apalagi sewaktu dua hari yang lalu harry menelfonnya, mengatakan pada peyton ia akan berlibur  berdua dengan kendall ke—perancis untuk satu minggu penuh.

Peyton tau itu bukan liburan, tetapi honeymoon.

“Peyton..”

Ryan mengguncang tubuh peyton dengan pelan, dan dalam satu guncangan peyton sudah bangun. Ketika bangun ia kembali menangis lagi, cepat-cepat ryan menghapus air mata peyton. Dan memeluknya lagi.

“Sudah ya, jangan menangis lagi. Untuk apa kau menangisi sikeparat itu?”

Peyton melepas pelukan dari ryan darinya, lalu ia menggeleng pelan. Harry bukanlah keparat baginya.

“Dia bukan keparat, dia baik ryan.. Meskipun—“

Sudut mata peyton tak henti-hentinya mengeluarkan air mata. Hatinya semakin sakit saja, semenjak ryan mengatakan kata-kata kasar untuk harry.

“Berhentilah menangis peyton. Aku tak suka kalau kau menangisi seorang keparat. Mulai dari sekarang, ponselmu aku yang pegang. Agar dia tak bisa menghubungimu. Dan membuatmu terus menangis..”

Ryan mengambil ponsel peyton dan membawanya pergi. Peyton semakin patah hati, ponselnya kini telah ditahan. Jadi harry tak akan bisa menghubunginya dan begitulah sebaliknya.

Peyton meringis sebentar, lalu ia berjalan kekamar mandi untuk membersihkan dirinya. Tetapi setelah keluar wajahnyatampak ceria. Bagaimana tidak, ia memakai kemeja harry yang kebesaran itu.

“Kau suka ini kan sayang? Sama, mama juga suka pakaian ini..”

Peyton mengelus perutnya yang sudah terlihat membuncit. Ia semakin nyaman memakai kemeja harry, paling tidak, rindunya terbalaskan walau hanya memakai pakaian-nya saja.

“Kau rindu dengan papa?”

Ucap peyton mulai duduk dipinggir ranjang, dielusnya lagi dengan sangat perlahan perutnya. Lalu peyton kembali tersenyum, setiap ia mengelus dan mencoba untuk berbicara dengan bayi yang berada didalam rahimnya.

Semakin hari ikatan antara mereka sebagai ibu dan anak semakin erat.

“Mama juga rindu dengan papa-mu. Tapi sepertinya belakangan ini kita akan sangat jarang bertemu dengan-nya. Dia sedang sibuk…”

Peyton menahan air matanya agar tak turun, tapi kemudian dia teringat dengan mama dan papanya dulu. Sudah lama ia tak datang kemakam mereka. Pasti sudah banyak ilalang yang tumbuh diatas kuburan mereka.

Mengingat itu semua, hanya ingin membuat peyton menangis.

“Mama mau mengajakmu untuk menemui kakek dan nenek. Sudah lama mama tak datang kesana. Nanti sore kita akan pergi kesana ya..”

_____________________________________________________________________________

Harry’s POV

Perancis. Perancis berhasil membuatku semakin berasa hidup. Semua hal telah kulakukan bersama kendall, meskipun masih ada pembatas yang membuat kami saat ini belum bisa memiliki momongan. Tapi itu tak masalah, sewaktu aku berhasil memilikinya dan itu suatu kemenangan untuk-ku.

“Harry, kau sudah bangun? Cepat sekali, padahal aku baru saja akan membuatkan-mu sarapan”

Aku menoleh kearah sampingku, dan kutemukan sosok kendall.

Bad HabitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang