Bad Habits: The End

11.4K 694 121
                                    


_____________________________________________________________________________

2 minggu telah berlalu.

Peyton merasa kehilangan Daren. Daren sudah tak pernah datang lagi. Memang semenjak Daren tak pernah muncul sosok Harry memang selalu datang untuk menghiburnya. Tapi tetap saja ada yang kurang kalau Daren tak ada.

Meskipun Ryan tak suka dengan kehadiran Harry, tapi Harry tak pernah memperdulikannya. Dia tetap bersikukuh untuk dekat dan rujuk kembali dengan Peyton.

“Aku tak sabar menantinya lahir, Pey. “ ucap Harry sembari tangannya mengelus perut Peyton dngan lembut. Ya, Peyton sedang dalam kondisi hamil tua.

Bulan depan kandungannya tepat menginjak 9 bulan. Sebentar lagi Harry akan menjadi seorang Papa dan Peyton akan menjadi seorang Mama.

“Aku pun juga, Harry. Aku juga tak sabar menunggu dia menangis sepanjang malam yang mengganggu kita untuk tidur.” Tangan Peyton ikut mengelus perutnya seperti apa yang dilakukan Harry. Jika berbicara tentang perlengkapan bayi dari baju hingga tempat tidur sudah Harry siapkan.

Dan soal sidang perceraian Harry dan Kendall akan dilasanakan setelah  Peyton melahirkan. Dan Harry sudah mengajukan permohonan itu melalui kuasa hukumnya. Soal Kendall, Harry memang masih cinta padanya.

Jika kalian tanya, Apa Harry sedih setelah digugat cerai pada Kendall? Aku rasa, setiap manusia yang memang mempunyai hati pasti merasa hancur ketika sang istri menggugat cerai –maksudku- minta cerai.

Tapi menurutnya, untuk apa berlarut-larut dalam kesedihan kalau orang yang dia cintai itu tak memikirkannya sedikitpun.

“Tapi nanti namanya siapa ya? Kau belum memberinya nama, Harry.” Tanya Peyton. Benar. Hanya namalah yang belum disiapkan Harry dan Peyton.

“Itu rahasia, sayang. Nama yang terbaik sudah kusiapkan, hanya saja itu masih rahasia. Kau tak boleh mengetahuinya sekarang..” jawab Harry dengan tertawa kecil. Peyton yang sebal malah mengerucutkan bibirnya.

Harry memang sudah terlahir menyebalkan.

“Bibirmu jangan seperti itu, Pey. Kau pasti sudah tau, dengan ereksi alami. Sudah hampir 1 bulan aku menahan gejolak itu. Jadi jangan menggodaku dulu Pey..”

Ucapan Harry mendapat hadiah cubitan manis diperutnya oleh Peyton.  Harry tak marah, malah ia makin senang untuk menggoda Peyton.

“Aku akan memarahimu kalau anak kita nanti bersikap, se-genit dan se-mesum dirimu Harr” Peyton tertawa kecil dan menjadikan pundak Harry sebagai tempat ia bersandar. Kecupan hangat mendarat didahinya. Ya, itu kecupan dari Harry.

Manis sekali.

“Tidaklah. Aku akan mengajarinya cara memikat wanita seperti Mamanya itu bagaimana..” goda Harry untuk yang kesekian kalinya.

“Harry aku akan mencubitmu lagi” peyton memperlihatkan jemarinya yang seolah-olah memperlihatkan seolah-olah capit dari kepiting. “Okay, aku hanya bercanda Pey.”

Canda dan Tawa Harry dan Peyton mendadak buyar ketika Ryan datang dengan tatapan yang sangat tak menyenangkan. Harry mengencangkan tangan-nya untuk menggenggam tangan peyton.

Dia menyembunyikan peyton dibalik tubuhnya.

“Aku sudah capek melarang kalian. Dan, aku juga sudah bosan melihat kalian yang seperti uang koin. Yang selalu menempel dan tak bisa terlepas, satu sama lain.” Celetuk Ryan dengan malas.

Dia mendengus nafasnya kesal, melihat Peyton yang mengintip dibalik tubuh Harry.

“Baiklah. Aku ingin memberitahu sesuatu. Bahwa Daren sedang berada dibandara. Jam 6 sore ini dia akan take off ke New York.” Ucap Ryan dengan santai. Lalu dia melirik kearah jam tangannya. “Ya, sekitar 25 menit lagi dia akan take off”

Bad HabitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang