My Kidnapper (pt.1)

18K 1.4K 145
                                    


10PM

Pria mapan berperawakan tinggi itu berjalan memasuki rumahnya. Dilepasnya tuxedo hitam menyisakan kemeja putih kusut, menandakan betapa lelahnya hari yang ia lewati. Lalu ia melonggarkan dasi yang sejak pagi sudah melingkar di lehernya. Ia melirik pada arloji di pergelangan tangan kirinya, pukul 10 malam. Hari sudah larut, pertanda ia harus membuat alibi bila pasangannya bertanya yang macam-macam.

Saat memasuki ruang tengah, pria itu dapat mencium aroma masakan dari arah dapur membuat perutnya keroncongan. Bila diingat-ingat ia memang belum mengisi perutnya malam ini. Terakhir saat makan siang bersama bawahannya di kantor. Ia memutuskan untuk berjalan ke arah dapur dan spontan terukir senyum di bibirnya saat melihat sosok Seokjin di sana.





"Kau sudah pulang, Joon?" Ucap Seokjin saat melihat entitas suaminya.





Lihatlah betapa sempurnanya pahatan Tuhan yang ia curi. Seokjin yang sedang sibuk, mondar-mandir bak kontestan acara masak terlihat sangat cantik. Oh, tak lupa dengan celemek biru muda yang sangat pas dikenakan olehnya.





"Hei kau melamun, Joon." Satu kecupan mendarat di pipi Namjoon sebagai hadiah selamat datang saat Seokjin menghampiri dirinya.

"Maaf aku pulang terlambat hari ini. Kau sedang apa, Honey?" Kini ia melingkarkan tangannya di pinggul Seokjin lalu mengecup pucuk kepalanya.

"Seperti yang kau lihat, aku sedang memasak makan malam. Tunggu aku di meja makan. Aku siapkan makan malam untukmu. Aku tahu kau belum makan, Honey." Ucap pria cantik itu dengan bonus kedipan di akhir kalimat.





Namjoon hanya terkekeh kecil melihat tingkah Seokjin. Ia berjalan menuju meja makan, menunggu yang lebih tua di sana.

Tak perlu menunggu lama, Seokjin datang sambil membawa semangkuk nasi, sundubu jigae, tofu, dan segelas air mineral. Hanya dengan melihatnya saja sudah membuat perut Namjoon menjerit untuk segera diisi.





"Selamat makan, Presdir-ku." Ucap Seokjin sambil mendudukkan dirinya di kursi tepat di samping Namjoon.

"Astaga, kau tak perlu berucap seperti itu, Honey. Selamat makan juga."






Keadaan ruang makan terasa sepi, karena keduanya tak ada yang angkat bicara. Saat Namjoon sedang menyantap makanannya, matanya tak pernah lepas dari Seokjin yang duduk di sampingnya. Seokjin tengah sibuk mengolah bahan makanan.





"Honey." Sapa Namjoon dan Seokjin langsung memberikan atensinya pada Namjoon.

"Ya, Joon?"

"Kau sedang apa? Sibuk sekali sampai mengacuhkanku."

"Astaga aku tidak mengacuhkanmu. Aku sedang membuat kimchi untuk Taetae."





Mendengar nama itu membat Namjoon teringat akan kejadian tadi, saat ia menghajar adiknya sendiri. Tidak. Lebih tepatnya bawahannya yang menghajar Taehyung.





"Taetae? Dia mau berkunjung ke sini?" Tanya Namjoon dengan susah payah mengelabui Seokjin dengan ekspresinya.

"Bukan Taetae yang akan berkunjung ke sini, tapi kita yang akan berkunjung ke apartemennya." Jawab Seokjin santai.





Mendengar jawaban itu sontak Namjoon mengeratkan jemarinya yang sedang memegang sendok, lalu meletakkannya kasar di samping mangkuk.





"Tidak ada yang akan pergi ke sana. Kau ataupun aku tidak akan ada yang ke sana." Ucap Namjoon begitu tegas membuat Seokjin mengernyit bingung. Tak habis pikir dengan ucapan suaminya barusan.

You'll Never Escape From Here, Bunny [ VKOOK ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang