"aku akan selalu ada didekatmu meski kau tidak sadar bahwa sebenarnya disinilah aku bersamamu"
-Ravael-Tidak terasa lima menit sudah berlalu tetapi Ravael masih setia duduk memperhatikan wajah cantik Nathca yang selalu membuat degup jantungnya tak karuan,ingin rasanya Ravael mengusap puncak kepala Nathca dengan kasih sayang tapi ia urungkan setelah melihat pergerakan dari Nathca
"aduhh, kepala gue sakit" ringis Nathca memegang kepalanya
"lo masih pusing?" cemas Ravael
Nathca menyandarkan badannya di kepala tempat tidur dibantu Ravael
"ini minum dulu,lo pasti haus" Ravael menyodorkan minuman yang ia beli
"lo kok bisa ada disini?" heran Nathca
"lo tadi pingsan di lapangan untung gue datang tepat waktu" sombong Ravael
"jadi lo yang bawa gue ke uks?"
"ya iyalah,masa pak Kusnadi yang bawa lo"
"jangan bilang kalau lo gendong gue?"
"iya,emang kenapa?" jawab Ravael santai
"Ravaelllllll.................." teriak Nathcaa
Nathca berteriak tidak terima dengan perlakuan Ravael ,masa iya Ravael tidak minta izin dulu padanya,dikira Nathca barang apa main gendong gitu aja
Ravael menutup telinganya rapat ,bisa pecah gendang telinga Ravael lama lama kalau kayak gini.Ia berfikir sejenak dan........
ahaaaa Ravael punya cara ampuh menyelamatkan telinga nya, dijamin cara ini pasti bikin Nathca langsung diamm.
Ravael menutup bibir Nathca dengan tangannya serta tatapan penuh kelembutan yang membuat siapa saja luluh jika melihatnya dan benar ini cara ampuh banget
Ravael dan Nathca seolah terkunci dengan pandangannya masing masing, mereka hanyut dalam suasana ,ingin rasanya mengatakan sesuatu tapi terlalu berat untuk mengatakan satu patah katapun, biarlah hati yang berbicara,biarkan hati yang memilih
Kadang cinta memang serumit itu ,saling merasakan tapi tak berani mengungkapkan,saling memandang tapi tak mampu mengartikan,saling merindu tapi terlalu gengsi untuk mengakui,saling percaya tapi terlalu lemah untuk bersama
Cinta memang aneh?
Nathca memutus kontak mata secara sepihak,jantungnya berdegup kencang jika saling bertatap seperti itu dengan Ravael entah apa yang ia rasakan sebenarnya, kadang Nathca bingung dengan perasaannya sendiri,apakah benar Nathca menyukai Ravael atau hanya sebatas simpati?
Sifat Ravael yang kadang tengil, mengesalkan atau manis seperti sekarang ia tunjukkan, membuat Nathca berasumsi bahwa Ravael tidak serius,memikirkan Ravael memang menguras pikirannya"Na, lo makan ya ini gue bawa roti" suara Ravael memecah keheningan diantara mereka
"haaa?"
"gue bilang, lo makan dulu muka lo pucat banget"
"ehh iya,nggak usah deh nanti aja" tolak Nathca
"nggak pakai nanti na, sini biar gue aja yang suapin"
Ravael menyodorkan sepotong roti
"gue bisa sendiri kali Rav"
"nggak, buka mulut lo"
Sekeras apapun Nathca menolak, pasti kalah dengan keras kepalanya Ravael.
Ravael menyuapi Nathca sampai rotinya tidak tersisa
Gimana gue nggak luluh Rav,lo aja semanis ini,tapi lo terlalu sulit untuk gue tebak batin nathca
"kalau gue suapin habiskan rotinya?" ucap Ravael
"itu lo nya aja yang suka modus" ketus Nathca
"udah jam berapa sih?,gue mau balik kekelas nih" tanya Nathca
"udah jam 11.15"
"berarti kita bolos dong satu jam pelajaran?"
"kalau gue nggak papa lah, asal ada permaisuri disamping kakanda" goda Ravael dengan kerlingan matanya
"Anjirr Ravael manis banget" batin Nathca
"jijik gue dengernya, udah ah gue kekelas duluan"
Nathca berusaha menyembunyikan semburat merah dipipinya,baru gombalan receh seperti itu saja sudah membuatnya ambyar apalagi kalau gombalan tingkat tinggi milik Ravael
"katanya jijik, tapi pipinya kok kayak kebakaran gitu" lagi lagi Ravael menggodanya
"siapa yang blushing ,gue pergi duluan"
"ehh tunggu gue ikut" Ravael mensejajarkan langkahnya dengan Nathca
Mereka berjalan beriringan ke kelas,sambil sesekali melemparkan lelucon ,alhasil mereka tertawa bersama tanpa mempedulikan pandangan orang orang di sekitar koridor
Bahagia itu sederhana, melihat mu bahagia dan tertawa lepas karena ku atau bahkan malah sebaliknya.se simple itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Hope ?
Teen FictionIni adalah tentang gadis 16 tahun yang baru merasakan cinta utk pertama kalinya dan di hadiahi dengan rasa kekecewaan. Akankah ia bisa berharap di tengah kekecewaan yang menghampirinya?atau memilih utk menghindar dari perasaannya? "disaat lo merasa...