"jika dunia mempunyai banyak alasan untuk marah dan menyalahkan ku tapi sahabat ku akan mempunyai satu alasan untuk mengembalikan senyuman tipis dibibir ku"
-Nathca-
Alarm yang berbunyi tidak ampuh untuk mengganggu tidur tuannya bahkan untuk bergerak saja belum tentu
Tiga puluh menit berlalu...
"huuuaaaaaaaaa kebanjirann" teriak Ravael menggelegar
"kebanjiran ya" ucap Dini mama Ravael sambil menjewer telinga anaknya
"aaa sakit, aduh telinga Rava sakit ma,aduh merah,kan ganteng nya ilang" rengek Ravael sambil memegang telinga nya yang di jewer
Mama dan Papa nya Ravael sering memanggil Ravael dengan sebutan Rava, jadi panggilan kesayangan Ravael di keluarganya ya Rava
"kebanyakan gaya ya kamu, liat udah jam berapa sekarang nanti telat kesekolahnya kalau kayak gini terus nanti kalau kamu udah kawin mau dikasih makan apa coba anak orang " omel Dini yang masih menjewer telinga anak semata wayang nya menuju kamar mandi
"ihh mama,nikah dulu kali ma baru kawin" ceplos Ravael yang masih menahan denyut di telinganya yang mungkin sudah memerah sekarang
"apa kamu bilang?coba ulangi lagi" ucap Dini yang enggan untuk melepaskan jeweran pada telinga anak kesayangan nya itu
"enggak deng ma, maksud Rava kan baru jam 6.30 sekarang ma"
"udah kamu mandi sana, mama sama papa nunggu kamu di bawah untuk sarapan"
"telinga Rava pasti merah sekarang, nanti kalau udah nggak ganteng lagi gimana ma? Trus kalau Rava udah nggak jadi most wanted sekolah dan cewek-cewek pada ilfeel?mama harus tanggung jawab" rengek Ravael pada Dini
"ngomong satu kata lagi mama potong uang jajan kamu,mau?" ancam mama Ravael
Dan benar saja Ravael langsung menutup mulut dan menjalankan perintah mamanya kalau uang jajan nya dipotong kan bisa berabe
Mama Ravael hanya bisa tersenyum dan geleng kepala melihat tingkah anaknya
Ravael memang memiliki hubungan yang harmonis dengan keluarganya sejauh ini belum ada masalah yang dapat membuat perbedaan di antara mereka bertiga
Bukankah keluarga tempat yang tepat untuk kita berpulang?
Setelah menyelesaikan ritual pagi nya Ravael bergegas untuk memakai seragam yang telah di siapkan, sesekali ia melihat ke atas nakas sekedar memastikan apakah ia telat atau tidak ,dan ternyata jam di atas nakas itu menunjukan pukul 6.45 itu berarti ia akan TERLAMBAT!
"wuuuaaaaa! Lima belas menit lagi bel bunyi dan gue masih belum siap,bisa kena amukan gajah betina gue" ucap Ravael panik
Ia segera mengambil tas serta sepatu dan berlari kebawah untuk pamit kepada kedua orang tua nya
"Ma,Pa Ravael pergi ke sekolah dulu ya" ucapnya terburu buru dan menyalami kedua orang tua nya
"itu baju nya dimasukin dulu Rava! " teriak Dini sambil melihat anaknya yang sudah berlalu
"biarin aja deh ma,kan Rava udah besar" kekeh Keynand-papa Ravael
Ravael menghampiri motor nya di bagasi dan mulai meninggalkan pekarangan rumah
🌻🌻🌻
Nathca melangkahkan kakinya memasuki kelas,dan belum beberapa orang yang datang, apakah ia yang terlalu pagi atau memang temannya yang telat bahkan sahabatnya pun belum menampakkan batang hidung nya,sudahlah sebentar lagi juga akan datang pikirnya
Cewek dengan rambut kuncir kuda itu memutuskan untuk meletakkan tas dibangku nya dan mengeluarkan novel yang baru saja ia beli minggu kemarin, mungkin bisa untuk sekedar mengusir rasa bosannya pagi ini
"Pagiiiii semuaaa!!! " teriak seorang cewek dari depan pintu dan langsung berlari ke tempat duduknya
"berisik ah" geram Nathca
"hehehe, kan gue mau membawa keceriaan gitu di pagi yang cerah ini" jawab Lya berbunga bunga
Ya cewek itu adalah Lya sahabat Nathca yang lumayan berisik
"keceriaan pala lo, yang ada budeg nih kuping gue dengernya"
"iya iya maafkan diri ku, lagian lo ngapain sih pagi pagi udah serius gitu nggak biasanya seorang Nathca bisa seserius ini"
"lebay lo" Nathca kembali fokus pada novel yang ada di tangannya
"Naa jangan anggurin gue dong, mana tu curut dua belum datang lagi" gerutu Lya sambil menggoyang goyangkan lengan Nathca
"apasih lagi kegantung ini" ucap Nathca tanpa mengalihkan pandangannya
"kegantung apanya,yang ada gue yang lagi digantung sama doi"
"halahh baper banget sih lo"
"serah lo deh, lagian lo suka banget baca novel yang uda unsur unsur gantung nya"
"maksud gue bukan gitu ogeb, cerita nya kegantung gara lo ganggu gue baca" lagi lagi sahabatnya yang satu ini harus membuatnya ekstra sabar
"ohh gue ngerti" Lya cuma manggut manggut gak jelas mendengar jawaban Nathca
"hayoo lagi ngomongin kita ya" Anggi menggebrak meja dengan keras bermaksud mengejutkan sahabatnya yang lagi tenggelam dalam dunia perdebatan mereka
Tapi malah teman teman kelasnya memusatkan perhatian pada empat remaja itu dan yang ditatap hanya nyengir kuda menanggapinya
"demi nenek lampir yang lagi nungging di genting, lo bikin jantung gue hampir copot anjing" umpat Nathca
"Astaghfirullah Naa, ngucap napa, dosa lo"
ucap Anggi sambil menggelengkan kepala nya"Bodo ah" Nathca berjalan keluar kelas sambil memanyunkan bibir nya
"ngambek dia nya"
"bentar lagi juga baik"
"pms kali tuh anak"
Maaf ya gue rasa ini memang kurang deh feel nya, gue kurang konsen ,pikiran terbagi kemana mana
Hehehehe 😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Hope ?
Teen FictionIni adalah tentang gadis 16 tahun yang baru merasakan cinta utk pertama kalinya dan di hadiahi dengan rasa kekecewaan. Akankah ia bisa berharap di tengah kekecewaan yang menghampirinya?atau memilih utk menghindar dari perasaannya? "disaat lo merasa...