dylm ; part tujuhbelas

2.6K 209 2
                                    

Jika ada seseorang berbicara tentang takdir, apa yang terbesit dalam otak mu?

Takdir.

Apa kau berfikir bahwa takdir adalah sesuatu yang memang sudah ditentukan oleh tuhan dalam hidup mu dan tidak dapat kau hindari?

Lalu bagaimana jika tuhan mengirimkan seseorang yang mencoba membantu mu untuk merubah sisi gelap dalam kehidupanmu menjadi setitik cahaya?

Bagaimanan jika orang itu tulus mencintaimu, dan hanya karna sepatah kata yang terlontar tetapi kau justru malah meninggalkan nya?

Tapi bagaimana dengan takdir seorang kim seokjin?

Jika ia bertanya, apakah ada yang salah dengan takdir nya?

Apakah mungkin semua itu adalah timbal balik dari  perbuatan di masalalunya yang kelam?

.

.

.

.

.

.

.

.

Seokjin mengarahkan pandangan ke pintu kamarnya untuk memastikan bahwa namjoon memang benar-benar sudah meninggalkannya

Seokjin kembali memunggungi pintu sekaligus membenamkan kepala di dalam bantal hellokitty kesayangannya itu

Air matanya tetap saja mengalir tanpa henti, seolah-olah seokjin  yang memerintahkan agar kedua manik nya tetap mengucurkan cairan bening itu hingga berganti menjadi  merah

Jika namjoon dan kalian berpikir seokjin menangis karena luhan, jawabannya adalah

Salah besar.

Seokjin bukan menangis karena luhan yang kini sudah mempunyai pasangan hidup, melainkan ada sebuah kata perih yang terselip di dalam nya bagi kim seokjin

Pernikahan.

SONG PLAY >><<  YOUNG FOREVER - BTS

Flashback on.

Suara bariton itu tengah menggema di indra pendengaran ku. Dengan langkah kecil aku berlari ke asal suara dan netra ku menangkap dua orang yang tersenyum lembut pada ku.

Kedua orang itu merentangkan tangannya, tanpa menunggu aku langsung menghambur dalam peluknya. Melepas rindu yang selama ini ku pendam

"Appa.. eomma.. kenapa pulang nya lama sekali? Katanya hanya seminggu, nyatanya aku di tinggal keluar negri sampai satu bulan." Ucap ku kemudian melepaskan pelukan hangat mereka dan beralih menuju sofa

Appa menutup pintu lalu menguncinya, kemudian menghempaskan tubuh besar nya ke sofa tempat ku dan eomma berada.

"Seokjin, kau itu sudah dewasa sayang usia mu sudah menginjak 19 tahun. Lagipula kau ditemani oleh bibi di rumah." Ucap eomma padaku sembari mengelus rambut ku

"Benar apa yang di katakan eomma, seharusnya selama kami pergi ke amerika, kau bisa bersenang-senang dengan teman mu jin." Timpal appa sembari melepas jas yang ia kenakan

Aku hanya bisa mengerucutkan bibir  "Aishh appa eomma, aku tidak suka dengan hal seperti itu. Aku hanya ingin kita bertiga berkumpul bersama seperti ini."

Appa dan eomma tersenyum kemudian mengecup pipi ku bersamaan. Aku terbelalak kaget "omoo, hentikan aku sudah besar. Seharusnya appa dan eomma tidak memperlakukan ku seperti anak umur 5 tahun." Mereka yang mendengar ocehan ku lansung menyudahi dan menggelengkan kepalanya sambil tertawa

Do You Love Me (@NAMJIN) //END//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang