dylm ; part sembilan

3.2K 287 0
                                    

Sebelum matahari terbit menyambut datang nya pagi hari nan indah di dampingi oleh suara kicauan burung nan merdu , namjoon sudah terbangun terlebih dahulu karena harus membuat kan sarapan untuk seokjin. yak! kejadian malam itu membuat namjoon semakin di rundung rasa bersalah yang begitu besar.

Namjoon tidak pernah merasa bosan disini apalagi dia harus selalu bangun pagi dan memasak makanan untuk seokjin, namjoon bukanlah namja yang pintar memasak terlebih lagi harus berkutat di dapur yang menurut nya adalah neraka baginya. Tapi seokjin adalah alasan utama mengapa dia betah di sini dan rajin memasak serta selalu bangun di pagi buta

Selama satu bulan tinggal bersama seokjin, membuat namjoon semakin dekat dengan nya hanya saja seokjin masih sama dingin nya seperti pertama kali namjoon mengenalnya, tapi namjoon selalu berusaha untuk meluluhkan hati sang pujaan yang belum resmi menjadi miliknya itu

"Mengapa kau membuat kan sarapan lagi, aku sudah melarang "

Namjoon yang tadi nya sedang menyiapkan piring spontan menoleh ke belakang, ia terlonjak kaget karena melihat seokjin yang sudah berada tepat di belakangnya "hey seokjin mengapa kau bangun di pagi buta seperti ini? Maaf aku belum selesai membuat kan sarapan untukmu." namjoon menundukan kepala dan mencoba meminta maaf kepada seokjin

"Mengapa kau minta maaf? Aku tidak pernah memintamu untuk membuat kan sarapan setiap pagi bukan? Lalu untuk apa kau memasak? " seokjin menghela nafas sejenak "Dan yak! Aku sengaja bangun pagi, karena ingin melihat mu memasak namjoon. apa kau perlu bantuan? Jika begitu mari masak bersama". Seokjin segera mengarahkan kursi roda nya ke dekat meja dapur

Namjoon kembali mendongakkan kepala sambil membelalakan kedua bola mata miliknya serta mengikuti arah gerak seokjin. Namjoon benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar, namjoon mencoba mengucek mata dengan kedua tangan kekar nya lalu mencubit pipi nya. Dan benar saja ini bukan sebuah mimpi

"eomanna, ini nyata aku tidak sedang bermimpi. Seokjin benar-benar bicara padaku,dia menyebut namaku untuk kali pertama, tadi itu adalah kata terpanjang dari mulut seokjin untuk ku. Tuhan mimpi apa aku semalam?" batin namjoon dalam hati dengan seulas senyum yang terukir di sudut bibirnya. Namjoon langsung berjalan mendekat ke arah seokjin "apa kau baik-baik saja?" tanya namjoon halus

"Ne. Aku merasa sudah jauh lebih baik dari hari sebelumnya. lagi pula aku juga suka memasak, jadi tidak ada salahnya aku membantumu ." ucap seokjin sambil mengelap piring-piring yang baru saja di cuci namjoon beberapa menit lalu "terimakasih telah merawat ku" gumam seokjin pelan yang nyaris tidak terdengar oleh telinga namjoon

Seokjin menengok ke arah namjoon "Baiklah namjoon kau ingin memasak apa pagi ini? Aku akan membantu mu" tawar seokjin kepada namjoon

"Bagaimana jika kau membantu untuk mengisi ruang hati ku yang kosong ini? Apa kau mau seokjin? " goda namjoon sambil mengedip-ngedipkan sebelah matanya

Seokjin langsung membuang pandangan ke lain arah karena merasa pipi nya mulai merona "ah kau aneh-aneh saja namjoon, ayo memasak. Jika tidak, aku akan kembali ke kamar."

"Terserah kau saja ingin memasak apa. Karena apa yang kau suka, maka aku juga suka seokjin" goda namjoon lagi yang berhasil membuat pipi seokjin benar-benar merah seperti tomat

Seokjin hanya bisa menunduk malu menyembunyikan wajah nya yang memerah akibat ulah namjoon. Sedangkan namjoon hanya bisa tertawa kecil melihat reaksi seokjin yang salah tingkah dari tadi

Namjoon mulai memasak sarapan di dampingi seorang kim seokjin tepat di sebelah nya. namjoon yang asyik memasak, tidak menyadari bahwa seokjin mengamati wajah nya tanpa sepengatahuan namjoon. "manis"

"seokjin lebih baik kau mandi dulu, setelah itu baru kita sarapan bersama." namjoon menunduk di hadapan seokjin "apa kau ingin aku yang memandikan mu?" ucap namjoon nakal yang di sambut dengan sebuah jitakan keras dari tangan seokjin "aigooo sakit jin" ringis namjoon sambil mengelus kening nya dengan tangan kirinya

"Siapa suruh kau bicara seperti itu! Baiklah aku mandi, dan kau segera siapkan sarapan! " ucap seokjin kesal dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada

"apa kau ingin ku antar ke kamar mandi?"

Seokjin memutar bola matanya malas "ti.dak.per.lu.!!!" jawab seokjin singkat dengan sedikit penekanan di setiap kata, kemudian berlalu dengan kursi roda yang di tumpangi nya menuju kamar mandi dan meninggalkan namjoon yang kini sudah kembali melanjutkan memasak sarapan

Namjoon menggelengkan kepala nya sambil tersenyum "Dasar aneh. Mimpi apa dia tadi malam? Mendadak menjadi baik seperti itu padaku, biasanya hanya sifat dingin seperti es batu nya saja yang di beri padaku. Tapi pagi ini dia menyapaku." namjoon terkekeh kecil "tapi baguslah, aku jadi tidak perlu susah payah untuk mendapatkan nya hhh" namjoon kembali mengaduk masakan buatannya
.
.
.
.
.
.
.

"Huh namjoon menyebalkan sekali! Hampir saja jantung ku ini copot karena nya" ucap seokjin sambil menyisir rambut pendeknya di depan cermin

Seokjin mengenakan pakaian warna pink favoritnya dengan balutan celana jeans pendek warna hitam, membuat nya terkesan lebih cantik dan anggun

Seokjin segera mengarahkan kursi roda ke ruang makan, ia melihat namjoon yang tengah terlelap dalam posisi duduk, dengan kedua tangan yang dilipat di atas meja dan menenggelamkan kepalanya disana. Seokjin yang tidak tega segera mendekat ke arahnya lalu mengelus lembut surai halus milik namjoon. "apa kau lelah karena membuat sarapan untuk ku dan menunggu ku karena mandi terlalu lama? Aku minta maaf." ucap seokjin dengan penuh penyesalan

Namjoon yang mendengar suara seokjin serta merasakan sebuah tangan yang mengelus surai nya langsung membuka matanya selebar mungkin. "Tidak jin. Aku hanya sedikit mengantuk" terang namjoon mencoba menenangkan seokjin

"Kalau begitu lebih baik kau istirahat saja dulu" perintah seokjin

Namjoon bangun dan berdiri tepat di belakang seokjin. Lalu mencengkram bahu seokjin kemudian mendekat kan bibir tebal nya ke telinga seokjin dan berbisik pelan "tidak jin, ayo kita sarapan. Setelah itu kita jalan-jalan ke taman oke?" ajak namjoon

Seokjin sedikit merinding dengan suara berat namjoon di telinganya, meskipun tidak terlampau keras tapi suara namjoon terasa bergema di telinga seokjin. Meskipun begitu seokjin tetap menyukai suara namjoon yang menurutnya terdengar begitu seksi namun indah " baiklah jika itu mau mu, aku aka - "
.
.
.
.
.

"Drtttt... Drttt.. Drttt..."










A/N
Buat semua readers yang udah ikutin cerita ini dari awal, author minta maaf banget ya karna bakal slow update. Because, akhir ini banyak banget tugas sekolah yang memungkinkan jarang banget buat buka wp. Sekali lagi mianhae :(

Voment jangan lupa ya hehe..

Do You Love Me (@NAMJIN) //END//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang