"Huaaaa.." Clara terbangun dari tidurnya.
Setelah sekilas mengucek matanya, dia langsung melihat ke arah jam. Dilihatlah jarum jam yang menunjukkan bahwa sekarang sudah pukul tujuh pagi.
Clara sangat terkejut, dengan gerakan cepat dia kembali mengucek matanya, berharap apa yang dilihatnya salah dan akan berubah. Namun, apa yang dilihatnya tidak berubah.
"Aaaaaa..." Teriak Clara saat menyadari kalau dia sudah terlambat.
Clara mendumel akan keteledorannya. Gegara mengerjakan tugas sampai larut malam, dia jadi kesiangan seperti ini. Seharusnya dia kerjakan tugas lebih awal.
Tanpa harus bertele-tele lagi, Clara secepat kilat membereskan segala keperluannya termasuk untuk bersiap-siap.
Saat hendak mengambil minum di meja makan. Tak sengaja matanya menemukan kotak nasi yang berisikan nasi goreng dengan note yang menempel di atas tutup kotak nasinya.
'Ra, gue tau lo bakalan telat. Bawa buat sarapan di sekolah yah' -Wulan
Wulan adalah yang paling perhatian di antara mereka, jadi tak heran kalau dia membuatkan sarapan juga buat Clara.
Senyum simpul kini terukir di wajah Clara, walaupun dia masih diselimuti kecemasan.
Clara berlari menyusuri gang rumahnya untuk sampai di jalan utama. Aktivitas di pagi hari terasa sangat kental. Banyak ibu-ibu bergerumun di tukang sayur, bapak-bapak yang sibuk mengantarkan anaknya sekolah.
Nafas Clara tersenggal-senggal. Dia terlihat sangat kelelahan. Karena ketidakfokusannya, sebuah lubang yang di bawahnya terdapat selokan berwarna hitam nan bau, berhasil menelan sebelah kaki Clara.
"Aaaaaaaaaaa..!" Clara sangat terkejut dengan kaki kanannya yang terperosok ke selokan.
Terasa dingin kakinya menyentuh air menjijikan itu, perlahan dia juga mencium bau tidak sedap.
Wajahnya memerah menahan malu. Banyak sekali yang memperhatikannya, bahkan tak jarang dari mereka yang melihat Clara malah menertawakannya bukan membantunya.
Mata Clara memanas, rasanya sebentar lagi bakalan ada yang meluncur. Tapi Clara tahan untuk tidak meluncur saat itu juga. Menurutnya, hari ini adalah hari yang sial, bagaimana tidak? Setelah tragedi kesiangan yang memaksanya untuk berlari, kini kakinya malah terperosok ke dalam selokan hitam yang bau nya bikin gak nahan.
Dengan sisa tenaga yang dia punya, dia mengeluarkan kaki kanannya yang sudah dilumuri air selokan.
Clara terpaksa balik lagi ke kost an nya. "Astagfirullah.." Lirih Clara pelan.
"Aduhh,, kenapa neng? Kok kakinya kotor begitu?" Ibu-ibu yang masih menenteng belanjaannya, bertanya pada Clara dengan ekspresi kasihan.
Clara hanya menggelengkan kepalanya tanpa berkata. Mungkin jika dia berkata, bukan jawaban saja yang keluar, air matapun akan ikut keluar.
'Drrrtttt...drrttttt...'
Langkah Clara yang gontai terhenti ketika ponsel miliknya bergetar.
"Siapa sih yang nelfon di situsi kaya gini?" Gumam Clara pasrah sembari meraih ponsel yang ada di saku bajunya.
Nama 'Lia' yang berujungkan emot devil muncul di permukaan datar ponsel Clara.
"Hallo, Assalamualaikum Ra.. lo dimana sekarang? Ini udah mau upacara loh.." Kata Lia di ujung telfon sana dengan satu tarikan nafas.
Sebelum berkata, Clara menghela nafas berat. "Waalaikumsalam, Li.. keknya gue gak bakalan sekolah sekarang. Dan jangan tanya kenapa. Bilang aja ke absensi gue sakit, surat nyusul."
KAMU SEDANG MEMBACA
Soul of Lia, Clara, Wulan
Teen FictionTentang persahabatan yang dipenuhi cerita cinta. Tentang jiwa dan rasa yang selalu disembunyikan. Tentang tiga tokoh wanita yang selalu kompak dalam menyusun perasaan mereka masing-masing. Tentang pertemuan, kagum, cinta, harapan, berhenti, dan mel...