Soul 2

38 19 0
                                    

Kringggggg....

Bel sekolah berbunyi nyaring memekakan telinga yang mendengarnya. Semua siswa keluar kelas dengan tas gendong yang setia menemani di punggung mereka.

Terlihat Lia yang sedang menunggu Clara dan Wulan di dekat gerbang.

"Wulan! Clara!" Panggil Lia seraya melambaikan tangannya.

Wulan dan Clara yang merasa dipanggil oleh Lia, langsung menghampiri Lia yang sudah menunggu mereka di dekat gerbang.

"Eh, gue mau beli seblak dulu yah.." Ucap Clara sembari mengedipkan sebelah matanya pada Wulan dan Lia, berharap kedua sahabatnya itu mau mengantarnya untuk membeli seblak.

"Yaela seblak mulu.." Gerutu Wulan.

"Tapi boleh juga sih, gue mau beli ahh.." Lanjut Wulan dengan senyuman yang kini merekah sempurna di wajahnya.

Lia hanya bisa menggelengkan kepalanya, berbeda dengan Clara yang malah cengengesan.

"Tuh kan, ngikut juga akhirnya."

Selain makanan khas Bandung, seblak adalah makanan favorit mereka. Harganya yang terjangkau di saku anak sekolahan dan rasanya yang enak sangat memikat hati siapapun yang mencobanya.

Setelah membeli tiga porsi seblak, mereka segera pulang dan memakannya di kost an.

"Gila, punya lo pedes banget." Celetuk Lia pada Wulan.

Menikmati hangat dan pedasnya seblak di tengah cuaca dingin seperti ini memang sangat tepat.

Sampai suara ketukan pintu yang akhirnya mengalihkan fokus mereka. "Siapa?" Tanya Clara pelan seraya membuka pintu kamar perlahan.

Ibu kost yang bernama Bu Rani nampak setelah pintu terbuka. Wajahnya kali ini terlihat tidak seperti biasanya yang selalu ceria. Segeral Clara mempersilahkan Bu Rani masuk ke dalam kamarnya.

"Aduhh maaf bu berantakan." Ujar Clara.

"Iya gapapa,, maaf ya jadi ganggu."

Wulan yang masih kepedasan, berusaha bertanya tujuan Bu Rani datang menemui mereka.

"Ada apa bu, apa ada masalah?" Tanya baik Wulan.

"Begini-" Bu Rani sengaja menggantungkan ucapannya untuk menghela nafas terlebih dahulu.

Clara, Lia, dan Wulan kemudian saling pandang karena heran dengan sikap Bu Rani yang tidak seperti biasanya, bahkan untuk bicarapun sepertinya sangat sulit.

"Saya bakalan pindah ke Batam ikut suami, sementara kost an ini saya serahkan sama anak saya. Ternyata anak saya punya rencana ngebangun toko di sini. Jadi.." Jelas Bu Rani terpotong.

"Jadi kita harus pindah?" Potong Wulan dengan ekspresi yang terlihat sangat terkejut.

Lia yang masih memakan seblak juga sampai tersedak karenanya. Ini adalah berita sangat mengejutkan bagi anak kost. Mencari kost an juga ga gampang, apalagi dalam beberapa hari.

"Maafkan saya ya. Minggu depan kalian harus segera pindah. Semoga kalian selalu baik-baik saja dimana pun kalian berada. Kalian sudah saya anggap sebagai anak saya sendiri. Ohya saya juga sudah kasih tau orangtua kalian mengenai ini. Kalau begitu saya permisi dulu." Dengan tatapan sendu, Bu Rani meninggalkan kamar Clara.

Sementara yang ditinggalkan di dalam kamar masih dalam pikiran keterkejutan mereka.

****

Diam-diam aku jatuh cinta,
Pada caramu membuatku
Merasa berharga di hidupmu.

Soul of Lia, Clara, WulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang